"Duabelas"

1K 86 9
                                    

"Duabelas"




Cklek!

Renjun, masuk ke ruangan di mana terlihat Haechan berbaring di aras kasur rawat di ruangan itu.

"Chan?" panggil Renjun pelan sambil duduk di kursi di sebelah ranjang.

Perlahan Haechan membuka matanya dan menoleh ke arah Renjun "Njun~aaa" panggil Haechan dengan suara seraknya.

Membuat Renjun yang ntah kenapa dia meneteskan airmatanya melihat keadaan Haechan.

"Yak! kenapa lu nangis begok" ucap Haechan dengan santainya padahal Renjun udah khawatir setengah hidup.

"Untung lu sedang sakit... kalau enggak udah gue gaplok lu" jawab Renjun.

Haechan, tersenyum mendengar ucapan Renjun dan itu membuat Renjun ikut tersenyum.

"Lu kenapa sih Chan?"

"Sakit"

"Nnjjjiirr! gue tau lu sakit, maksudku apa yang buat lu sakit mendadak kayak gini?"

Haechan, berusaha bangun dari rebahannya dan Renjun yang melihat itu segera menganut Haechan.

"Sakit itu bagian dari takdir gak sih? kalau aku tau bakal sakit ya aku bakal cegah lah" ucap Haechan.

"Enggak lah! takdir itu dari Tuhan eh! sakit juga sih...tapi...tapi... yang namanya sakit ada penyebabnya Chan" bantah Renjun yang malah membuat Haechan tertawa melihatnya.

"Aisshhh... ketawa lu sekarang, padahal 1 jam lalu lu bikin jantung gue mau copot" lanjut Renjun.

Mereka pun mengobrol panjang lebar sampai tanpa mereka sadari ada seseorang masuk kedalam ruang rawat Haechan.

"Gimana kabar lu?" ucapnya membuat Haechan dan Renjun terkejut dan langsung beralih padanya.

"Loh kak Jeno?" ucap Renjun beranjak dari duduknya.

"Uummm"

"Kapan kakak masuk? kok kita gak dengar kakak buka pintu?"

"Kalian ke asikan ngobrol jadi gak sadar gue masuk" jawab Jeno.

Renjun, mengangguk paham dan kembali beralih pada Haechan yang hanya diam menatap Jeno.

"Chan!" panggil Renjun menyadarkan lamunan Haechan.

"I-iya?"

"Nnjjiirrr napa dah ini bocah" gumam Renjun.

Dan setelahnya tak ada obrolan di antara mereka bertiga yang hanya saking melirik satu sama lain seperti orang yang mau di jodohkan.

"Uumm... Chan lu laper kan? g-gue beliin makan dulu ya" ucap Renjun langsung beranjak dari duduknya dan mengambil tas yang dia letakkan di ranjang Haechan.

"Njun?" panggil Haechan sambil menahan lengan Renjun.

Tatapan Haechan seperti memohon untuk tidak meninggalkannya sendirian bersama Jeno, tapi Renjun hanya membalas senyuman lalu melepaskan genggaman Haechan dan pergi.

Setelah kepergian Renjun, ruangan itu kembali hening tanpa ada obrolan di antara Jeno dan Haechan sampai...

"Gue/Kak"

Haechan dan Jeno berucap secara bersamaan membuat keduanya kembali canggung.

"Kakak ngomong aja dulu" ucap Haechan.

Jeno, mengeser bangkunya lebih dekat dengan ranjang Haechan dengan gusar dia menggosokkan kedua tangan pada pahanya.

"Chan~aaa"

"Uummm?"

"G-gue...gue...ehemmm! gue minta maaf" ucap Jeno membuat Haechan mengerutkan dahinya bingung.

"Untuk?"

"Yang waktu itu, lu sakit pasti karna gue kan?"

Haechan, terdiam sesaat mengingat hal apa yang udah Jeno lalukan sampai Jeno menyalahkan diri sendiri karena dirinya jatuh sakit.

"Enggak kok kak" ucap Haechan sambil tersenyum manis pada Jeno dan untuk kesekian kalinya jantung Jeno berdebar sangat cepat saat melihat senyum itu sampai-sampai membuat Haechan bingung kenapa Jeno mematung.

"Dia kenapa?" tanya Jaemin yang tiba-tiba datang dan mengejutkan Haechan.

"Astaga! kak ngagetin aja!" kesal Haechan.

"Maaf, tapi dia kenapa?" tanya Jaemin lagi dan Haechan menggelengkan kepalanya menandakan dia sendiri tak tau Jeno ini kenapa.

- - -ooOoo- - -

Udahin aja apa ya ini book.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

"That Awkward Magic" {NoHyuck}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang