"Satu"

2.9K 307 17
                                    

"Satu"










*Satu hari sebelum Haechan berubah menjadi perempuan.


Brak!

Seisi kelas melihat ke arah sumber suara di mana Jeno dengan tatapan tajam berdiri di hadapan Haechan yang sedang duduk di bangkunya membaca komik sinchan favoritnya.

"Gue mau ngomong sama lu" ucap Jeno dengan tatapannya yang tak berubah sedikitpun.

"Ya udah ngomong aja" jawab Haechan santai.

"Ikut gu-"

"Gak! ucap Haechan memotong ucapan sekaligus langkah Jeno.

Haechan, berdiri dari duduk nya dan membalas tatapan tajam Jeno, "Kakak kalau mau ngomong ya ngomong aja" ucap Haechan.

Dan Jeno yang mendengar itu mulai mengedarkan pandangannya melihat siswa/i sudah bergerumun menunggu adegan selanjutnya di antara dirinya dan Haechan.

"Ok! kalau itu mau lu.. semoga setelah ini lu malu dan berhenti gangguin gue" ucap Jeno berhasil membuat Haechan yang tadinya berani menjadi sedikit bergetar.

Jeno, kembali membalikkan badannya dan melangkah lebih dekat ke arah Haechan.

"Dengerin baik-baik" ucap Jeno, "GUE BUKAN GAY MENJIJIKAN SEPERTI LU, JADI STOP GANGGUIN GUE KARENA GUE GAK BAKAL SUKA SAMA ORANG SEPERTI LU! GUE NORMAL PAHAM? NOR-MAL!" lanjut Jeno dengan suara lantang dan tegas.

Setelah mengucapkan apa yang dia pendam selama satu tahun ini, Jeno pergi meninggalkan kelas Haechan tanpa perduli tatapan siswa/i padanya apa lagi dengan perasaan Haechan.

"Haechan~aaa" panggil Renjun lembut sambil berjalan menghampiri sahabatnya.

Haechan, dengan hati hancur nya dan air mata yang mulai memburamkan penglihatannya menatap Renjun.

"Renjun~aaa... gue izin hari ini" ucap Haechan sambil mengambil ransel nya dan keluar kelas.

- - -ooOoo- - -

Dan di sisi lain atau lebih tepatnya di gudang sekolah, terlihat Jeno baru masuk dengan ekspresi yang sulit di deskripsikan.

"Kenapa lu?" tanya Jaemin yang sudah lebih dulu di situ.

"Gak!" jawab singkat Jeno.

"Haechan lagi?"

Jeno, melihat ke arah Jaemin "Lu tau kan gue itu normal?" tanya Jeno dan Jaemin hanya mengangguk.

"Gue jijik banget anjirr tiap hari loket gue ada surat sampah dari dia" lanjut Jeno.

"Tapi Jen?"

"Mau dia apa sih? dia berharap banget gue jatuh cinta sama dia gitu?"

"Tapi No, siapa tau itu buka Haechan yang ngasih" ucap Jaemin.

"Maksud lu?"

"Ya yang shipperin kalian banyak, siapa tau yang kirim bukan Haechan" ucap Jaemin membuat Jeno seketika terdiam.

Jeno, terdiam karena banya pertanyaan yang muncul di kepalanya apa iya semua itu bukan Haechan yang kirim?, kalau benar kata Jaemin berarti Jeno manusia paling jahat di muka bumi udah mengatai Haechan seperti itu.

Srak!

"Mau kemana lu?" tanya Jaemin saat Jeno beranjak dari duduk nya.

"Toilet" jawab singkat Jeno dan langsung melenggang pergi meninggalkan Jaemin dengan ekspresi bingung.

- - -ooOoo- - -

Cklek!

Pintu kamar asrama terbuka dan terlihat gelap gulita seperti tak berpenghuni.

"Chan?" panggil pelan Renjun sambil berjalan masuk dan tak lupa menutup kembali pintunya.

Tak ada jawaban dari yang di panggil membuat Renjun sedikit merinding padahal biasanya dia pulang keadaan kamar juga gelap, tapi entah kenapa hari ini berasa horor kamarnya.

"Hiks!"

Mata Renjun langsung melotot saat mendengar suara isakan, "Chan~ Haechan jangan bercanda gue tau lu sedih tap-"

"Hiks...Hiks..."

Renjun, menoleh ke arah ranjang Haechan tapi kosong yang mana itu membuat Renjun semakin merinding.

"Haechan pliss kalau lu di sini keluar kenapa, gue mau nyalain lampu tapu saklarnya di sana, gue takut" ucap Renjun sambil mengedarkan pandangannya dan tetap berdiri di depan pintu sedangkan saklar lampu ada di dekat kamar mandi yang kalau mau nyalain ya arus jalan lebih masuk lagi.

Dubrak!

"Bundaa....!!! Kak Jaemin tolongggg....!!!" teriak Renjun saat mendengar suara seperti benturan barang.

"Yak! ini gue" ucap Haechan keluar dari lolong ranjang sambil memegangi kepalanya yang kejedot.

Mendengar itu Renjun langsung berjalan menyalakan lampu dan benar itu Haechan sedang mengusap kepalanya yang terasa ngilu sambil duduk di ranjang.

"Lagi lu ngapain di kolong Hah?!"

"Lagi galau gue"

Renjun, yang tau masalah Haechan milih diam dan memendam amarahnya dan berjalan mendekati sahabatnya.

"Gue tau lu cinta banget sama kak Jeno, tapi bukannya cinta kan gak bisa di pakaain Chan"

Haechan, melihat ke arah Renjun "Lu percaya sama omongan kak Jeno? sumpah Njun gue gak pernah kirim surat ke dia lagi, gue udah capek nju... lu tau itu kan" ucap Haechan membuat Renjun teringat ucapan Haechan 2 minggu lalu yang bilang kalau Haechan tak akan ngejar Jeno lagi karena Haechan sadar sekeras apapun dia ngejar Jeno, Jeno gak akan bisa dia dapatkan karena Jeno Straight.

"T-terus kenapa kak Jeno bilang gitu? dan kalau bukan lu siapa dong?"

Haechan, mengangkat kedua bahunya tak tau dengan raut wajah sedih.

"Andai gue terlahir jadi seorang wanita" ~Hc~

"Andai lu seorang wanita" ~Jn~

Sambil menatap foto Haechan yang Jeno temukan di dalam salah satu surat yang ada di loker nya, Jeno dan Haechan tanpa sengaja membuat harapan yang sama.

*End.

"Anjirrr dia siapa cantik banget"


- - -ooOoo- - -

Mau lanjut gak..???

"That Awkward Magic" {NoHyuck}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang