10. Hari H Wisuda

1.1K 115 27
                                    

Welcome back dengan bab revisian dan segala ketypoan'an nya:) apa yang perlu diingat sayang² ku???

Yaaa betul sekaliiii, Tolong dimohon Sebelum membaca bab revisian ini, alangkah baiknya, kalian tinggalkan vote untuk bab ini yaaa🤗

Jangan lupa untuk membantu Koreksi bacaan ini dengan segala ketypoan nya,agar bisa dibenarkan❣️

*kekhawatiran arsam bukan tentang sebagai mantan kekasih, tapi karna memang rena yang menjadi alasan bahagia dan sedihnya arsam*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*kekhawatiran arsam bukan tentang sebagai mantan kekasih, tapi karna memang rena yang menjadi alasan bahagia dan sedihnya arsam*

☆☆☆TAKDIR☆☆☆






☆☆☆☆☆

Pagi itu Setelah malamnya rena mengunjungi rumah arsam di mandala untuk membicarakan tentang putranya bersama ayah dari anak-anaknya, entah kenapa wanita itu merasa lebih lega.

Senyum nya tiada henti ia ukir, ditambah lagi betapa terkejut dirinya kala malam itu bola matanya sempurna mendarat melihat fotonya terpajang jelas di meja kerja mantan suaminya itu.
Bukan, bahkan bukan hanya fotonya. Tetapi juga foto Kedua orang tuanya yang terpajang cukup besar didinding utama lorong yang akan memasuki ruang kerja mantan suaminya itu.

"Liat masakannya ren, nanti kalau kebakaran bagaimana?"celtus sara dan maida kedua kakanya yang baru saja memasuki dapur.

"Mau kemana mbak? Tumben rapi sekali?" Tanya rena memandangi kakanya yang cukup terlihat berbeda dengan hari-hari sebelumnya.

"Saya ada panggilan di bandung sama mbak maida dan mas hisyam, kamu sendirian dirumah tidak papa kan ya?" Ucap sara seakan tak pernah meninggalkan rena sendiri dirumah besar itu.

"Pertanyaan yang cukup aneh, seperti meninggalkan anak kecil saja" balas rena yang masih serius dengan masakananya.

"Hahaha, yasudah kami berangkat dulu ya ren. Kamu hati hati dirumah" imbuh sara lagi, lalu pergi meninggalkan rena.

Masakan itu rencana akan ia bawa ke mandala untuk ucapan terimakasih karna semalam arsam sendirilah yang telah mengantarkan sampai depan rumah purnama tanpa meminta bantuan pak rudi supirnya.

Entahlah hari itu rasanya ia sudah benar-benar tak bisa menahan kebohongan nya atas perkataan yang ia ucapkan 4 tahun lalu kala Palu telah diketuk, dimana dirinya bersaksi bahwa sudah tak memiliki rasa kepercayaan lagi pada laki-laki berusia 47 tahun itu. Dirinya juga mengatakan jika ia sudah tak lagi mencintai lelaki itu.

Selang setelah dirinya selsai memasak ia dengan cepat meraih handphone nya untuk menelfon sekpri mantan suaminya itu, Dan "Berdering"

Sekpri mas arsam:
Iya?Mandala nomor empat, dengan siapa ini?

hålla löften [Terbit✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang