21. Ulang Tahun Nezalina

1.7K 147 49
                                    


Sebelum membaca bab revisian ini, alangkah baiknya, kalian tinggalkan vote untuk bab ini yaaa🤗

Koreksi bacaan ini dengan segala ketypoan nya,agar bisa dibenarkan❣️

Koreksi bacaan ini dengan segala ketypoan nya,agar bisa dibenarkan❣️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







☆☆☆☆☆

1 minggu kemudian

"Maaf ya yah, nena ga bisa anter ayah sampe ke bandara" arsam mengerti, bahkan laki-laki itu juga mengetahui jika hari ini bertepatan dengan hari dimana nena juga harus menemui tuan Gardhapati dan tuan Zerga untuk laporan surat persidangan bulan depan.

"Tidak masalah sayanggg" balas arsam mendekati putrinya, lalu mengusap pelan rambut kepala nena.

"Na.....,, sarapan dulu..." imbuh sang ibunda yang tiba-tiba keluar dari arah dapur.

"Nanti aja bu, sekalian mau makan sama nara juga" titah nena yang masih sibuk dengan barang² yang akan ia bawa.

"Sama nara...atau sama David???" Saut Aditya membenarkan dasi birunya melangkah menemui ayahnya yang tengah asik duduk di sofa panjang dengan seragam rapi layaknya komandan pada umumnya.

"apa si kak, ikut campur mulu. Dah ah nena duluan ya yah" balas nena menyalami serta menciumi kedua pipi ayahnya.

"Ibu.... nena duluan yaaa," imbuhnya lagi," cupp cuupp" yang juga menciumi ibunya.

Gadis itu melirik sinis kakanya, ia mulai berjalan keluar rumah sampai benar-benar tak lagi terlihat oleh ayah, ibu dan kaka nya.

"Bu, yah... Aditya juga yaa. Maaf ya yah, gak bisa ikut anterin sampe ke bandara. Aditya ada jadwal bantu dokter mahen buat operasi" Ucap Aditya pelan yang masih sibuk mengenakan sepatu hitamnya.

Dan begitupun laki-laki itu kemudian, ia berjalan menemui ayah dan ibunya untuk bersalaman lalu pamit pergi, "Hati-Hati ya bu, awas nanti dicium ayah" jail sekali sama seperti ayahnya, setelah mengatakan itu Aditya dengan muka jail nya tersenyum tanpa bersalah lalu berlari keluar rumah.

"Memangnya kenapa kalo ayah cium ibu mu?" Saut arsam terang² an membuat rena semakin tersipu malu lalu menunduk dalam pandangannya.

"Ren.. " panggil arsam begitu pelan menoleh ke arah rena yang berada tepat di sofa sebelahnya, wanita itu belum juga menyadari panggilan arsam yang hampir terdengar sangat nyaring.

Hingga akhirnya arsam memutuskan untuk berdiri dan mendekatinya secara langsung. "Ren..." panggilnya lagi, kini dengan jemari yang arsam letakan tepat di punggung kanan rena dengan posisi dimana ia masih setia dengan berdirinya.

"Eh mas, maaf maaf aku benar-benar tidak mendengarnya tadi, kenapa?"

Sekali lagi ditegaskan, bukan arsam namanya jika tidak menjaili rena dan mengambil kesempatan yang terbuka lebar dihadapan matanya. Pria itu tersenyum simpul, jemarinya bahkan kini berpindah memeganggi jemari rena, dan hingga akhirnya....

hålla löften [Terbit✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang