24. Salah pelukan?.

779 115 5
                                    


Welcome back para pembaca setia ku🤩, apa yang perlu di'ingat?
Yaa betulll

Di ingatkan kembali Sebelum membaca bab revisian ini, alangkah baiknya, kalian tinggalkan vote untuk bab ini yaaa🤗

Koreksi bacaan ini dengan segala ketypoan nya,agar bisa dibenarkan❣️

Koreksi bacaan ini dengan segala ketypoan nya,agar bisa dibenarkan❣️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kreekkk

Selsai., dokter mahen keluar tepat pada pukul 23.30 malam. Sekitar 8 jam operasi akhirnya selsai sudah semua nya, ia membenarkan kaca matanya. Lalu menatap Aditya dan rena yang sudah berdiri tegap dihadapannya untuk menanyakan kondisi gadis yang baru saja ia tangani.

"Semuanya lancar, alhamdulillah. Tapi untuk menemui pasien seperti nya saya sarankan untuk tidak terlebih dahulu"

"Tapi dok---???"

Ucapan Aditya terjeda kala dokter mahen sekilas menatap nya tajam. "Kamu ikut saya dit, bu rena? Anda tenang saja, nena akan baik-baik saja, kita hanya harus membiarkan nya beristirahat serta meredakan obat bius nya. Ke adaannya kali ini cukup lemah"

Rena menunduk, ia tak tau harus berkata apa lagi. Kejadian ini terjadi cukup singkat tanpa jeda waktu bahkan tepat terjadi di hadapannya. Dokter mahen kemudian pergi berlalu ke meninggalkan keluarga pasien tak luput juga diikuti oleh Aditya karna permintaannya tadi.

●●●●

"Dok---

Dokter mahen menoleh, lalu duduk rapi di atas kursi kerjanya. Ia menghela nafas sebentar, menundukan pandangan karna bingung harus dari mana mulai menjelaskan kondisi dari adiknya Aditya, rekan muda kerjanya sendiri?.

"Kondisi nya sangat parah, gadis itu sangat lemah mungkin akibat operasi yang cukup banyak memakan waktu"

Aditya terduduk lemas, pria itu seakan mendapat kabar paling menyakitkan yang pernah ia dengar. Ini posisi yang tak pernah sedikit saja Aditya bayangkan.

"Lalu apa tindakan selanjutnya dok??" Samar, sangat pelan dan hampir tak terdengar oleh lawan bicaranya.

"Kita akan pindahkan dia ke rumah sakit pusat kota, peralatan disini tak terlalu memadai untuk pemeriksaan selanjutnya."

"Saya sudah konfirmasi pada dokter althas agar bisa mengikuti pemeriksaan adik mu" lanjut dokter mahen lagi.

Aditya mengangguk, ia mulai berusaha menenangkan dirinya sendiri. Pria itu semakin yakin jika semuanya akan baik baik saja.

"Saya dulu an dok, permisi...." titah Aditya mengusap airmatanya, menunduk lalu pamit dan perlahan mulai keluar dari ruangan dokter mahen.

hålla löften [Terbit✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang