[Name] mengetuk pintu rumahnya. Ia berujar, "nii-sama, aku sudah pulang!"
Yah, itulah keseharian [Name] meskipun pendengaran Ryuuzi sudah menurun dan kini kembali mengalami penurunan anggota gerak tubuh.
[Name] memaksakan senyumnya. Ia menghadap ke arah Sasuke seraya berujar, "masuklah, Sasuke!"
Sasuke mengernyitkan dahinya. Lalu, terdengar suara decihan dari bibirnya. Dengan suara lirih, ia berujar, "kalau memang tidak ada yang menjawab, mengapa mengucapkan salam?"
Sasuke melenggang masuk ke dalam rumah. Rumah [Name] sungguh berbeda dari apartemen milik Sasuke dan Izumi. Sasuke sebenarnya memang tidak memiliki rumah untuk saat ini. Namun, Sasuke rasa, apartemennya lebih baik daripada rumah [Name].
Keadaannya sungguh berbanding seratus delapan puluh derajat. Jika Sasuke masih memiliki kulkas atau penghangat, rumah [Name] sama sekali tidak memilikinya.
Atap yang tidak kokoh dan meja yang usang. Terlihat sekali jika rumah [Name] sudah sangat tua. Meskipun termakan usia, kondisi rumah [Name] cukup bersih.
"Maafkan rumahku yang tua, Sasuke! Sebentar, aku rapikan dahulu!"
[Name] mengambil sapu dan lap miliknya. Gadis itu mulai membersihkan ruang tamu dan meletakkan ikan yang berhasil ia tangkap.
Sasuke memperhatikan gerak [Name] tanpa mengeluarkan kata-kata apapun. Sasuke melayangkan pikirannya.
Dilihat dari segi manapun, [Name] terlihat usai bekerja dengan keras. Itu terlihat dengan keringat yang menetes di pakaian dan dahinya. Selain itu, ia menangkap ikan sebelum menolong Sasuke.
Sasuke berfikir. Akankah hidup Sasuke sekeras ini jika Izumi menelantarkannya? Sasuke bersyukur, Izumi sungguh menerimanya meskipun tanpa ada ikatan darah diantara keduanya.
"Sasuke, duduklah!"
Suara [Name] memecah pikiran Sasuke. Sasuke mengangguk dan segera duduk di tempat yang telah dibersihkan oleh [Name]. Pembersihan yang dilakukan [Name] membuat tempat menjadi lebih bersih lagi. Meskipun bukan maksimal karena usia tempat tinggalnya, ini lebih baik.
Sasuke melirik ke arah [Name]. [Name] terlihat mengetuk dinding sebelum akhirnya memasuki sebuah ruangan. Tidak berselang lama, [Name] mengambil dua ember dan kembali masuk ke dalam ruangan.
Sasuke mengernyitkan dahinya. Ini cukup mencurigakan. Meskipun sebenarnya Sasuke merasa cukup nyaman, Sasuke tetap mencurigai [Name].
Dengan langkah pelannya, Sasuke mendekati kamar yang dimasuki [Name]. Manik matanya membulat kala melihat [Name] membersihkan darah dan mengelap tubuh sosok yang berbaring di sana.
Sasuke sangat ingin tau dengan kelanjutannya. Namun, apa daya? Dirinya tertangkap dengan [Name].
Sasuke menjawab, "maaf. Aku lancang."
[Name] terkekeh. "Tidak apa."
[Name] membawa air kotor keluar. "Mungkin aku terlalu lama. Benar? Kau tunggu sebentar, Sasuke! Akan aku masakkan terlebih dahulu."
Sasuke menganggukkan kepalanya. Ia mengambil beberapa ikan dan sayuran yang tentu akan dipisah dalam pengolahan. Ia memisahkan makanan untuk kakaknya dan Sasuke.
Dengan cekatan, [Name] memasak makanan. Sasuke memperhatikan tingkah [Name] dalam menyajikan makanan. Dirinya hanya tamu, namun mengapa [Name] memasak semua sayuran dan ikan yang ia bawa sementara keadaannya sendiri seperti ini? [Name] sungguh mengingatkan Sasuke akan satu sosok yang ia kagumi dan benci, Uchiha Itachi.
"Dimakan dahulu, Sasuke! Aku akan menghidangkan makanan untuk nii-sama."
Ah, rupanya sosok yang berbaring tadi adalah kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] The Wasted One [Sasuke X Reader]
Fanfic[Anime Fanfiction | Short Story Series | The New Izumi's Side Story] Cover cr: pinterest Keira Asadina adalah sahabat karib dari [Name] Canary atau yang sering dipanggil Keira sebagai Aria di tempat kerjanya. Keira adalah sosok yang lebih suka menge...