Part 17

587 50 2
                                    

Sasuke tersenyum menyeringai. Ia mengusak leher [Name]. Menyesapnya dalam hingga membuat [Name] menahan suaranya.

[Name] menjauhkan tubuh Sasuke dari tubuhnya. Ia berujar, "Sasuke, ada Naruto di sini."

Sasuke berdecak. "Hanya Naruto dan dia sudah tidur, [Name]."

[Name] bergerak menjauh. "Bagaimana jika dia bangun?"

Sasuke mendengus. Ia menatap manik mata [Name] yang terbebas dari penutup mata. "Bukankah kau menjanjikanku untuk bermain kemarin?"

"Jika itu kita hanya berdua, maka aku setuju."

Sasuke mendesah. "Kau hanya ingin kita berdua?"

[Name] mengangguk.

"Aku tau jalan singkatnya."

Lalu, Sasuke melepaskan selang infusnya dan membuka dimensi. Memindahkan keduanya ke dalam dimensi tersebut. Meninggalkan Naruto di dalam kamar dan burung hantu Izumi di dahan sana.

Sasuke membuka kimono [Name]. Ia tersenyum puas. Dengan tatapan menggoda, jemarinya meraih payudara itu dengan cepat.

"Ah, aku merindukan bayi yang menggemaskan ini."

Dengan tatapan yang sama, Sasuke melumat payudara sebelah kanan dan memainkan payudara sebelah kiri dengan tangan kirinya.

Sementara tangan kanannya aktif menyibak kimono hitam milik [Name]. Ia meraba ujung kaki milik [Name] dengan menggoda. Memasukkan dua jarinya ke dalam vagina [Name].

Suara desahan yang Sasuke rindukan telah hadir memenuhi pendengarannya. Ia akan memuaskan [Name] dan dirinya sendiri. Namun, tetap ia pastikan bahwa keadaan anaknya akan baik-baik saja.

✧-'-✧

"Sasuke-kun, mengapa kau berada di sini?"

Sasuke yang mendengar suara seseorang kini mengerjapkan manik matanya. Membalikkan tubuhnya seratus delapan puluh derajat. Menghadap ke arah sumber suara.

"Ah, [Name] terlihat lelah, nee-san."

Benar, yang membangunkan Sasuke saat ini adalah Izumi. Izumi mengernyitkan dahinya."Memang apa yang dilakukan oleh  [Name] hingga kelelahan seperti ini?"

Sasuke terdiam. Tidak heran Izumi bertanya demikian karena posisinya saat ini sedang tidur di kursi keluarga dan [Name] berada di ranjang pasien.

Izumi mendelikkan matanya. "Kau tidak berbuat macam-macam kepadanya, bukan?"

"Hanya satu macam, nee-san."

Izumi menghembuskan nafasnya lelah. Ia tidak mengira Sasuke sebrutal ini bahkan mengalahkan Itachi. Izumi mengambil nafas dalam.

"Kau tidak mengeluarkannya di dalam, bukan?"

Sasuke menggeleng. "Aku main aman, nee-san."

Izumi menepuk dadanya pelan. Yah, setidaknya Sasuke mengetahui dan bermain aman. Lalu, wanita itu mengalihkan pandangannya ke arah tiang infus Sasuke.

Izumi membulatkan matanya. Dengan menahan amarah, Izumi bertanya, "Sasuke-kun, kau mencabut infusnya?"

Sasuke tidak menjawab pertanyaan Izumi dan justru melayangkan pertanyaan, "nee-san, apa aku sungguh tidak bisa keluar dari rumah sakit sekarang?"

Sejujurnya, keadaan Sasuke juga sudah membaik. Tidak ada kerusakan yang berat. Izumi menghembuskan nafasnya kasar. "Habis makan pagi, pulanglah!"

Sasuke tersenyum lebar. Ia bergerak ke arah [Name]. Memperhatikan wajah cantiknya yang tanpa ditutupi kain hitam. Wanita cantik yang telah menjadi miliknya.

[COMPLETED] The Wasted One [Sasuke X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang