7

5.2K 364 2
                                    

Terjebak dengan laki-laki yang teramat tampan bukanlah bagian dari rencanaku. Tadinya aku berencana membaca buku di perpustakaan, ditemani beberapa camilan dan secangkir teh. Tanpa diduga datang sesosok malaikat. Dia adalah Theodoric Kenneth Ackerley. Dia datang untuk membaca buku, mungkin.

Dia duduk tepat dihadapanku. Memakai pakaian berwarna coklat cream dengan sulaman emas dipinggirannya. Surainya diikat setengah dan memakai anting. Kacamata terpasang apik diwajahnya menambah kesan anggun dan elegan. Tampak Theo yang fokus membaca buku dan sesekali akan meminum tehnya. Dia benar-benar terlihat seperti malaikat. Aku jadi gagal fokus, kalau saja dia bukan kakak Irish.

"Sadarlah Orrin! Sekarang kau jadi Irish, dan dia menjadi kakakmu. Apa yang kau pikirkan, ha? Hilangkan pikiran-pikiran anehmu!" menepuk kedua pipi menyadarkan pikiranku yang mulai melenceng.

Mendengar tepukan yang cukup keras, Theo pun menoleh. Dan aku menjadi gugup sekaligus malu.

"Ti-tidak ada. Ti-tidak apa-apa," gugup aku menjelaskan dengan terbata-bata, dan reflek meyilangkan tangan didepan tanda tidak. Aku menjadi semakin malu, kurasakan pipi dan telingaku panas melihat Theo menyadari apa yang aku lakukan. Ingin rasanya tenggelam kedasar laut yang paling dalam.

Theo merespon dengan mengangkat sebelah alisnya. Namun aku segera menunduk untuk meneruskan bacaan yang tertunda, sekaligus mengalihkan rasa gugup dan malu.

Tanpa Irish sadari, ujung bibir Theo berkedut dan senyum tipis terbit. Teramat tipis hingga bila tidak dilihat secara teliti tidak akan ada yang menyadarinya.

Hening, itulah suasana saat ini. Theo yang memang jarang berbicara dan aku yang tidak pandai mencari topik. Yah...untuk apa aku pikirkan bukan? Lebih baik aku fokus saja membaca tidak perlu ada percakapan. Lagi pula Irish tidak dekat dengan kakaknya terlebih yang satu ini. Dan terlihat pula, Theo yang tidak ingin melakukan percakapan.

Dari ketiga kakak Irish, Theo lah yang paling berbahaya. Dia tipe diam-diam menghanyutkan namun sangat berbahaya. Jarang berbicara, lebih suka menjadi pengamat. Terlihat tersenyum, namun senyum yang mengandung arti lain. Aura hangat namun terasa sulit didekati.

Aku benar-benar berpikir tidak ingin terlalu dekat dengannya. Insting bertahanku langsung aktif didekatnya. Tapi masalahnya, ketampanannya itu sulit diabaikan. Aku akui aku memang suka melihat orang tampan. Dan didunia ini, visualnya sungguh diluar nalar. Tampan dan cantik, indah dan mempesona.

Dan kini aku tengah fokus membaca sebuah buku legenda. Dalam buku itu, diceritakan ada seorang gadis yang memiliki kekuatan cahaya yang akan muncul setiap seratus tahun sekali. Cahaya adalah sihir yang langka. Dikisahkan pada masa perang, seluruh ras bersatu melawan Iblis dan monster. Raja Iblis ingin menguasai seluruh dunia dan membuat semua ras tunduk pada kuasanya.

Saat-saat ras iblis hampir menang, muncul seorang gadis dengan kekuatan cahaya dan menghentikan peperangan. Iblis kalah dan pergi. Namun, akan kembali dengan kekuatan yang jauh lebih besar.

Setelah kejadian itu pula, gadis berkekuatan cahaya menghilang. Tidak diketahui keberadaanya dan hanya akan muncul setiap seratus tahun sekali. Oleh karena itu, siapapun yang memiliki ciri-ciri kekuatan cahaya akan diburu. Entah Iblis maupun ras yang lain dengan tujuan masing-masing.

Menutup buku dan termenung dengan pikiranku. Dicerita Azzura, tidak dibahas tentang kekuatan cahaya. Lama berpikir, lantas aku mengabaikannya. Berpikir tak lebih hanya sebuah cerita dongeng, jadi tidak ada gunanya dipikirkan.

Berbicara tentang cerita, saat ini pasti Azzura mulai berubah. Tidak mempedulikan Putra Mahkota dan memperbaiki citra dengan keluarga maupun orang lain. Juga berniat membatalkan pertunangannya dengan Putra Mahkota. Peresmiannya saat acara ulang tahun kerajaan.

Part Of MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang