Bab : 13

3K 228 2
                                    

Dor

" sial apa-apaan ini " ucap sean saat mendengar suara tembakan dari luar apartemen gibran

Tanpa pikir panjang sean langsung pergi ke kamar gibran yang kebetulan gibran juga mendengar tembakan itu.

" sean itu suara apaan? " tanya gibran dengan linglung pasalnya ia baru saja bangun dari tidurnya

" gak usah banyak omong cepet lu pergi-

" SEAN, GIBRAN, KALIAN GAK PAPA KAN? " tanya jeanna dengan nada yang khawatir

" jen......lu- " ujar gibran yang tak melanjutkan ucapannya saat melihat penampilan jeanna

Dari ujungnya rambut hingga ujung kaki dipenuhi warna merah dan yang lebih mengejutkan adalah pistol yang berada di tangan kanannya.

" gua gak ada waktu buat jelasin, sekarang mendingan lu pergi dari sini " ucap jeanna dengan mendorong gibran menuju jendela

Dengan kasar sean membuka jendela itu dan menyuruh gibran untuk keluar melalui jendela itu.

" lu pergi, biar gua yang urus bagian ini, inget jangan jauh-jauh dari gibran oke " kata sean dengan menyentuh wajah jeanna, kemudian ia mendorong jeanna keluar melalui jendela

" sebenarnya ada apaan sih? " tanya gibran dengan kesal

" udah nanti aja, oyo cepet pergi " ucap jeanna sambil menarik tangan gibran

Setelah berlari cukup lama akhirnya mereka berhasil keluar dari apartemen gibran dalam keadaan selamat.

Duar

Suara ledakan seketika menghentikan langkah gibran dan jeanna yang ingin meninggalkan kawasan apartemen gibran

" sean " lirih jeanna yang menatap apartemen gibran dengan sendu

" gib, lu bisa kan lari sendiri, ini kunci mobil gua, mobilnya ada di deket warung mpok siti gua parkir disitu, pake mobil ini dan lari sejauh mungkin " ucap jeanna dengan memberikan kunci mobilnya pada gibran setelah itu ia pergi kembali masuk kedalam kawasan apartemen gibran

" SEAN!! LO DIMANA!! " teriak jeanna dengan sesekali menutup hidungnya saat memasuki area ledakan yang kini telah dipenuhi asap

" lu ngapain masuk lagi bego!! Bukannya gua suruh pergi!! " marah sean saat melihat jeanna yang kembali

" gua khawatir sama lu "

" lu ga perlu khawatir sama gua, yang penting lu sama gibran tetep hidup!! "

" sorry gua gak bisa, gua lebih baik mati sama lu "

" sungguh pemandangan yang sangat menyentuh ya " suara seorang gadis seketika membuat mereka bungkam

" kenapa tak dilanjutkan, aku kesini hanya ingin mengambil milikku " lanjut gadis itu yang tak lain adalah sherly

" sampai kapanpun lu gak akan bisa dapetin gibran, paham!! " ucap sean dengan menarik jeanna dan menyembunyikannya di balik punggungnya

" sean gua mohon jangan ikut campur " gumam seorang gadis yang berada tepat di belakang sherly, dan sean sangat mengenal suara itu

" aluna? itu beneran lu? ngapain lu sama dia? " tanya sean dengan ekspresi terkejut saat melihat kekasih kakaknya berada di pihak musuhnya

" lu gak perlu tau, yang harus lu tau adalah ini bahaya jadi gua mohon jangan ikut campur " ujar aluna dengan tatapan sendu

" shino oh shino, bagaimana bisa kau memiliki kekasih yang ternyata adalah adik dari musuhmu, kakakku yang malang " ucap sean dengan terkekeh geli padahal tidak ada yang lucu

" sean!! gua mohon!! gua gak mau shino kecewa sama gua!! "

" seterah gua dong, gibran adalah sahabat gua udah seharusnya gua ngelindungin dia "

" berisik!! " teriak sherly dengan menodongkan pistolnya kearah sean

Dor

tes
tes
tes

Darah segar mengalir dimana-mana, tapi sayang darah itu tidak berasal dari sean melainkan-

" JEANNA!! "

" jen......lu- "

" bahkan di saat kematian gua tiba pun, lu gak nyadar? atau gua harus kasih tau? gua cinta sama lu sean " gumam jeanna dengan menahan rasa sakit yang menusuk dadanya

" lu......suka sama gua? "

" bego!! BAHKAN LU GAK SADAR DARI SEMUA SIKAP GUA KE LU "

" hiks....hiks....gua capek ngejar lu......gua mao istirahat " gumam jeanna sebelum ia benar-benar menutup matanya dengan damai

" jen.....JEANNA!! " teriak sean dengan mengangkat tubuh gadis itu dan memeluknya.

Georgio [ End Season 1 ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang