Matahari mulai menampakan dirinya diiringi oleh kicauan burung yang seakan tengah menyambut kedatangan sang matahari.
Dengan malu-malu cahaya matahari masuk melalui cela-cela kamar seorang pemuda, akhirnya pemuda itu terbangun dari tidurnya kerena merasa terusik akan sinar matahari.
Drtttt
Drtttt
DrttttDeringan ponsel pemuda itu seketika menyadarkannya dari lamunannya dengan malas-malasan pemuda itu mengambil ponselnya dan mengangkat telpon yang entah dari siapa.
" halo " ucap pemuda itu yang sepertinya nyawanya belum terkumpul
" jemput gua di bandara "
Hanya beberapa kata namun berhasil mengumpulkan semua nyawa gibran, ya pemuda itu adalah gibran tadi malam ia harus mengurus beberapa hal, yang membuatnya tidur sangat malam menjelang pagi.
" b-bandara? Kapan lu balik? Kenapa gak ngehubungin gua? " tanya gibran yang membuat seseorang di seberang telpon menjadi kesal
" gak ngehubungin lu? tadi malem gua ngehubungin lu tapi lu dengan gak tau malunya malah matiin telpon gua, dan sekarang lu nyalahin gua!! "
" ah, maaf habisan tadi malem lu malah ngomongin murid-murid gua, lu gak ngomongin kalau lu bakal balik "
" udahlah gua gak mau berdebat ama lu, cepat jemput gua "
" iya iya tunggu sebentar ya "
Dengan tergesa-gesa gibran pergi ke kamar mandi dan ia mulai mencuci wajahnya tak lupa ia juga menyikat giginya, sepertinya dia akan mandi siangan.
~ Sesampainya di bandara ~
" OI, SEAN " teriak gibran yang seketika menjadi pusat perhatian
" sialan lu, jangan teriak-teriak bego " kesal sean dengan berlari kearah gibran, ingin sekali rasanya ia mengeplak kepala gibran
Sean Akalanka seorang pemuda yang seumuran dengan gibran dan ia juga merupakan satu-satunya sahabat gibran, dulu waktu mereka masih duduk di bangku SD tidak ada yang mau berteman dengan gibran.
Mereka merasa gibran seperti seorang wanita, mulai dari suaranya yang lembut dan sikapnya yang tak menampakkan kalau ia seorang laki-laki, itu sebabnya tak ada yang mau berteman dengan gibran.
Awalnya gibran biasa saja toh dia sudah biasa sendiri tapi lama-kelamaan ia juga mulai merasa kesepian dan disaat itulah sean datang dan mengajaknya bermain, dari situlah mereka mulai menjadi dekat bahkan hingga memasuki bangku SMP, mereka satu sekolah dan satu kelas.
" sorry, oiya lu balik sendiri? Orang tua lu gak balik " tanya gibran sambil membantu membawakan koper milik sean
" gak mereka masih sibuk " jawab sean dengan santai
" lu ga ngajar? " tanya sean saat mereka sudah memasuki taksi
" gak, kan tanggal merah " jawab gibran sekenanya
" lu beneran gak mau dengerin gua? "
" sean denger ya, mereka itu gak ada bedanya sama anak-anak pada umumnya, emang apaan sih yang salah? "
" lu gak akan ngerti gibran, jika suatu saat lu ngerti gua yakin lu gak akan kuat "
" kenapa sih? lu punya masalah sama mereka? atau keluarga lu punya masalah sama mereka? "
" bukan, bukan itu gibran, udahlah pusing gua ngomong ama lu "
" gua pulang duluan kalau ada apa-apa hubungi gua " ucap gibran yang keluar dari taksi karena memang ia cuman membantu sean mencari taksi, karna di bandara dekat apartemen gibran sangat sulit mencari taksi
" iya hati-hati sama murid-murid lu " ujar sean yang diangguki oleh gibran
Setelah taksi yang di tumpangi sean menghilang gibran mulai masuk kedalam apartemennya.
" sebenernya kenapa sih dia kaya gitu? apa dia punya masalah ya sama murid-murid di sana? " tanya gibran yang tentu ia tak akan mendapatkan jawabannya jika ia hanya berdiam diri
" oiya gua minta bantuan sama jeanna aja kali ya "
Drtttt
Drtttt
Drtttt" halo, siapa ya? " tanya gibran saat melihat jika yang menelponnya adalah nomer tak dikenal
" ini gua jeanna " jawab seseorang diseberang sana
" oh ternyata lu jen, oiya kebetulan banget gua mau minta tolong sama lu "
" minta tolong nya nanti dulu, sekarang gua ada infomasi penting banget "
" infomasi apaan? "
" dia kembali lagi ke Indonesia "
Deg
" d-dia balik ke Indonesia? "
" iya gua tadi liat dia di cafe, gib lu gapapa? "
" gua gapapa kok, lagi pula dia kan gak tau gua tinggal dimana "
" dia punya uang, nyari infomasi tentang lu bukanlah hal yang sulit "
" udah dulu ya, gua mau mandi " ucap gibran yang langsung mematikan panggilan dengan sepihak
Dengan tangan yang lemas gibran menaruh handphone nya di meja kemudian ia mulai menyandarkan punggung ke belakang sofa dan mulai memejamkan matanya.
" kenapa lu harus balik sih, gua bukan hewan yang bisa lu kurung, SIALAN!! "
KAMU SEDANG MEMBACA
Georgio [ End Season 1 ]
LosoweJudulnya aku ganti dari teacher menjadi georgio. Karena ceritanya yang akan lebih fokus ke gio. Tapi akan tetap nyambung sama cerita teacher jadi stay tune. tentang seorang guru muda yang dipindahkan tugas di sebuah sekolah yang terkenal akan kenaka...