" jika memang sudah takdir tak peduli sekeras apapun kau melarikan diri, pada akhirnya kau tetap akan terikat oleh takdir itu "
" hah, hei makan nanti kau bisa sakit " ucap sherly yang entah sudah berapa kali ia mengatakan hal yang sama.
" berikan aku ponsel aku ingin menghubungi orang tua ku " kata gio dengan mata yang tertutup.
Kini sudah genap 3 hari ia dikurung di kamar milik ardian, dan 3 hari juga ia makan dengan tidak teratur, baiklah seperti penyakit lambungnya akan kambuh.
" oke aku akan berikan ponsel, tapi habiskan makanan mu dulu " ujar sherly dengan mendorong nampan yang berikan nasi goreng dengan ayam kecap tak lupa sayur sup nya.
Dengan malas-malasan gio mulai memakan makanan itu, ya kalau boleh jujur ia juga sangat lapar.
Tak berselang lama makanan itu habis, piring yang tadinya berisi penuh nasi kini menjadi bersih seperti tak digunakan sama sekali.
" sudah, sekarang berikan aku ponsel " ucap gio dengan mendorong nampan yang kosong itu.
" tidak ada "
Perkataan sherly sontak membuat gio terkejut dan juga marah, tidak ada? Katanya.
" wanita sialan " batin gio yang melayangkan tatapan mautnya pada sherly.
" kalau gitu selamat istirahat " ucap sherly yang beranjak dari kasur gio dan pergi begitu saja, seakan tidak terjadi apa-apa.
" apa semua wanita memang menyebalkan seperti itu? "
Kini matahari mulai tenggelam bergantian dengan bulan yang mulai menampakan dirinya, yang menandakan hari telah larut.
Jalan raya kini mulai sepi, dengan kecepatan tinggi sebuah mobil melaju hingga sampai di sebuah mansion yang terlihat sangat mewah.
Dengan elegannya mobil itu terparkir di garasi mansion itu, tak lama kemudian turun seorang pria dengan setelan formal.
Kini pria itu mulai memasuki mansion itu terlihat beberapa pelayan menunduk hormat saat ke datangan pria itu, kini tujuan pria itu adalah sebuah kamar dimana itu mengurung miliknya.
" kenapa sesulit ini, aku hanya ingin kau terus berada di sisiku, hanya itu, apa sulit? " gumam pria itu sambil sesekali mengelus lembut pipi seorang pemuda yang tengah tertidur lelap.
" jika kau tau ini sulit, maka berhentilah " perkataan pemuda itu sontak membuat pria itu terkejut namun tak ayal senyum lembut mulai terpajang di wajah tampannya itu.
" kau belum tidur? tidurlah ini sudah larut " ucap pria itu dengan mengelus lembut surai sang pemuda
" hentikan kegilaan mu ini adelio " geram gio dengan menepis kasar tangan adelio
Ya, pria itu adalah Adelio Kenzo, ia baru saja pulang dari kantornya hari ini banyak sekali masalah yang harus ia selesaikan membuatnya pulang sangat larut.
Sejujurnya ia merasa sangat lelah seharian ini, belum lagi ia harus mendengar ocehan membosankan dari pria tua yang sialnya adalah ayahnya, tapi rasa lelah itu kini hilang saat ia melihat pemuda yang tengah menatapnya dengan tajam.
" ayolah, sejak awal aku memang gila, seandainya sejak awal kau tidak datang, mungkin semua ini tidak akan pernah terjadi " ucap adelio dengan membaringkan tubuhnya disamping gio.
" apa kau belok? " pertanyaan yang keluar dari mulut kecil gio itu sontak membuat adelio tertawa terbahak-bahak.
" hahaha, aku normal baby, buktinya aku masih suka wanita tuh " jawaban yang diberikan adelio sontak membuat gio menghela nafas lega, syukurlah.
" terus kalau kau gak belok kenapa kau malah mengurungku? sebenarnya apa mau mu? " tanya gio dengan menatap dalam adelio yang berada di sampingnya.
" apa kau mau menjadi anakku? "
" hah?! a-anak mu? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Georgio [ End Season 1 ]
RandomJudulnya aku ganti dari teacher menjadi georgio. Karena ceritanya yang akan lebih fokus ke gio. Tapi akan tetap nyambung sama cerita teacher jadi stay tune. tentang seorang guru muda yang dipindahkan tugas di sebuah sekolah yang terkenal akan kenaka...