Sebuah deskripsi untuk perempuan penyuka anime.
Kamu yang selalu berjalan didepanku, menenteng tas biru muda serta tas bekal yang menjadi ciri khasmu. Menatapmu sudah menjadi kebiasaan favorit akhir-akhir ini, rasanya ada yang kurang jika tak melakukannya.
Kamu juga selalu yang paling bersemangat jika pelajaran matematika tengah berlangsung. Aneh, seharusnya kamu diam saja, karena disaat kamu menjawab dengan penuh semangat. Hatiku semakin jatuh cinta kepadamu.
Rasanya aneh, karena perasaan ini tumbuh lagi. Padahal terakhir kali aku mencintaimu itu 3 tahun yang lalu. Kala, pertama kita masuk dalam jenjang SMK dan ternyata aku gagal untuk melupakan senyum pertama yang kau tujukan untukku. Apalagi saat pertama kali kita berdiskusi pada pelajaran bahasa Inggris. Kamu nampak gelisah karena tak begitu memahaminya, dan aku paham. Bahwasanya bahasa favorit yang selalu kau dengar adalah jepang yang bagimu adalah surga. Karena aku juga sama...
Aku tau, aku sadar. Karena itu aku terus mengajarimu saat pelajaran Bahasa Inggris yang dimana hanya itu saja kesempatanku untuk duduk berdua denganmu. Apalagi saat pelajaran membuat puisi, tanpa aba-aba kamu selalu mendatangiku dan meminta saran tentang diksi apa yang harus digunakan. Padahal, kau tak perlu melakukannya. Aku akan dengan senang hati mengajarimu tentang apapun yang tak kau mengerti. Karena hanya kamu, hanya kamu.
Sial, rasanya tak cukup mendeskripsikanmu dalam tulisan ini. Aku butuh lebih banyak lagi, lagi, dan lagi. Karena aku tau, bercakap denganmu bukanlah keinginanmu lagi. Dan, perihal jaket hitam dengan gambar anime, apalagi dipadukan celana jeans abu tua. Itu menjadi salah satu penampilan favorit bagiku. Kamu cantik, cantik sekali...
Aku ingin terus mencintaimu. Namun, sayang sekali. Tak lama lagi kita harus berpisah karena keadaan dan impian masing-masing. Aku hanya berharap semoga langkahmu dipermudah oleh Allah, semoga senyum cantik milikmu tak pernah pudar. Semoga kelak, ada yang mencintaimu dengan setara. Walau aku tahu, orang itu bukanlah aku.
Walau terluka itu sakit, namun mencintaimu dalam diam adalah luka yang sangat aku syukuri. Karena dalam diam itu, aku mengerti. Bahwa mencintai tak harus memiliki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksaraku
PoetryKamu tau? tidak semua manusia memiliki kebebasan untuk bercerita, tak sedikit dari mereka yang memilih untuk memendamnya atau mengekspresikannya dalam "Aksaranya". Cover: Pinterest Follow my IG: @fr_ikyy