Jurang yang kulalui bersama sepi mulai mendorongku kembali. Dalam, keabadian lara ini. Aku mulai menyesali langkahku. Bagaimana caraku bertahan, bagaimana jika aku ingin mengakhiri nyawaku lagi?.
Tuhan, lancarkanlah langkah seorang anak yang tak pernah mendapatkan apresiasi dari siapapun. Dan, buatlah ia menemukan tempatnya beristirahat kala kegusaran melandanya. Karena sampai hari ini, hanyalah kertas yang menemaninya bercerita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksaraku
PuisiKamu tau? tidak semua manusia memiliki kebebasan untuk bercerita, tak sedikit dari mereka yang memilih untuk memendamnya atau mengekspresikannya dalam "Aksaranya". Cover: Pinterest Follow my IG: @fr_ikyy