[Happy Reading]
•
•
•"Semoga pertemanan kita sampai besar ya, Malik."
-Kirania Nayla⊹。₊°⟡.⸙͎۪۫༄
"Malik! Ayo main," Seorang anak laki-laki tengah berlari tergopoh-gopoh mengejar bola yang menggelinding di bawah kakinya seraya melambaikan tangan antusias ketika melihat seorang Pristiva Malik berlalu begitu saja melewati lapangan tempat biasa mereka bermain.
"Nanti aku susul ya, Mas. Mau ke rumah Nayla dulu," titah Malik seraya menyengir lebar dengan gigi-gigi susunya yang sedikit masih berantakan itu, ia berlari kecil menuju rumah besar di pojok perumahan demi menemui teman dekatnya sekaligus orang yang ia cintai sebagai sahabat kala itu.
Suara riuh dentingan besi yang diketuk berkali-kali membuat suasana rumah terasa berisik, sudah terhitung lima menit lebih sedikit seorang anak laki-laki bertubuh kurus dengan rambut yang disisir ke atas bak sapu ijuk untuk terlihat keren berdiri di depan pagar besi rumah besar itu.
"Malik? Ada apa?" tanya seorang anak perempuan yang tiba-tiba keluar menghampiri sang laki-laki seraya mengenakan pakaian serba merah muda dengan rambutnya yang dikepang rapi ke belakang.
"Kau yakin tidak mau ikut bermain dengan ku hari ini, Nayla?" tanya anak laki-laki itu cepat ketika melihat sosok perempuan yang akan menjadi lawan bicaranya.
Anak perempuan itu menggeleng pelan sambil memainkan sebuah tali yang menggantung begitu saja pada baju bagian pinggangnya. "Maaf, Malik. Aku tidak diizinkan untuk main hari ini sama eyang," jawab Nayla seraya tersenyum kecil agar teman di depan pagar besi rumahnya itu tidak kecewa dan marah padanya.
"Baiklah, nanti kita main lagi ya kalau kau sudah diizinkan eyangmu. Aku mau main di lapangan sana, dadah," lanjut Malik ikut tersenyum dan langsung pergi meninggalkan rumah Nayla.
Punggung teman laki-lakinya kala itu turut menjauh dari pandangan Nayla, gadis itu menghelakan napasnya pasrah dan membalikkan badan demi kembali masuk ke dalam rumah juga kembali menemani neneknya yang tengah menonton tv di ruang keluarga.
"Siapa yang mukul-mukul pagar, Neng?" tanya seorang perempuan paruh baya yang tengah tiduran menyamping seraya mengipasi dirinya sendiri ketika baru saja ia melihat cucunya berjalan masuk dari arah pintu.
Nayla menggeleng pelan menjawab pertanyaan eyangnya. "Gapapa eyang, tadi ada pengamen," jawab gadis itu dengan senyuman kikuk terukir di wajahnya alih-alih berbohong.
Kurang dari lima menit suara dengkuran halus terdengar menyambut kedua telinga Nayla, gadis itu tersenyum lebar sambil melongok untuk melihat apakah eyangnya betulan tertidur atau hanya pura-pura tertidur, sesekali ia meelambai-lambaikan tangannya tepat di depan wajah sang eyang, kemudian mengepalkan tangannya kesenangan dan langsung beranjak menuju pintu rumah untuk segera pergi bermain dengan teman-temannya terutama, Malik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sempurna [TERBIT✓]
Teen FictionCeritanya belum selesai.. "Selamat abadi dengan namaku di sampulnya, Malik." -Kirania Nayla Ku persembahkan cerita ini untukmu, wahai pemuda aneh bermata sayu. Kau tau kalau cerita tentang kita tak akan pernah bisa aku lupakan begitu saja, bukan...