[Happy Reading]
•
•
•"Sepertinya aku terlalu takut mengajakmu bicara lagi dari pada kehilanganmu nantinya."
-Kirania Nayla
⊹。₊°⟡.⸙͎۪۫༄
Hari ini adalah hari pertama Nayla menginjakkan kaki di kelas tiga sekolah dasar dan hari pertama juga yang akan membuat Nayla kembali mencoba mengenal teman-teman barunya di sana. Hal itu adalah situasi yang paling dirinya benci, bagaimana tidak? Berulang kali ia mencoba untuk mendapatkan teman tapi dirasa Nayla justru terlihat sedikit bodoh karena ucapannya tak sama sekali digubris.
Decakan kasar ikut keluar dari mulut perempuan kecil itu ketika dirinya melihat banyak sekali teman-teman yang datang ke sekolah bersama ibu mereka untuk mendapatkan bangku paling depan di kelas. Ini mah aku duduk di belakang lagi, batin Nayla kemudian menghela kan napas pasrah.
Hentakan kaki bersepatu itu terdengar ikut meramaikan koridor sekolah dengan bincang-bincang orang tua yang berhasil mengalahkan orang tua lain mendapatkan bangku terdepan. Nayla berjalan menelusuri lorong untuk mencari di mana kelasnya kala itu. "Maaf Bu, apakah di sini ada nama aku? Kirania Nayla," ucap gadis itu meminta tolong kepada seorang perempuan dewasa untuk melihat nama murid yang ditempel di jendela kelas.
"Mama kamu gak ikut hadir?" tanya perempuan dewasa itu seraya mencari nama gadis kecil dengan kepangan di rambutnya. "Wah, ada namamu di sini," lanjut perempuan itu dengan senyuman yang terukir di wajahnya.
"Terima kasih banyak, Bu. Tiga A, ya?" Gadis itu tersenyum manis kepada perempuan dewasa di depan, matanya tertuju pada palang bertuliskan 3-A di pintunya. Dengan langkah mantap gadis kecil itu langsung berjalan masuk ke dalam kelas baru dengan keringat yang terus bercucuran di dahinya. "Aku harap saat ini aku mendapatkan teman," gerutu gadis itu pelan.
Bola mata Nayla terhenti di sebuah bangku kosong dengan satu anak perempuan yang sudah menduduki posisi sebelahnya. "Hai, aku Kirania Nayla. Boleh aku duduk di sini?" tanya gadis berkacamata itu dengan suara pelan dan sedikit malu-malu.
"Hai Nayla! Aku Zara. Boleh, kebetulan aku juga belum punya teman sebangku," jawab gadis dengan rambut yang di kuncir bak buntut kuda itu. "Kau ini yang tadi ngobrol sama mamaku ya?" lanjut gadis satu itu bertanya alih-alih membuka percakapan antara teman barunya.
"Eh? Itu mama kamu, terima kasih ya tolong sampaikan sama mama kamu," jawab Nayla seraya tersenyum tipis.
"Memangnya mamamu gak ikut hadir untuk bantu kamu cari bangku di kelas?" Nayla terdiam sebentar kemudian dirinya menyodorkan sebuah permen gagang kepada Zara agar teman barunya itu mengalihkan pembicaraan. "Buatku? Terima kasih ya, Nay! Tapi kau belum menjawab pertanyaan dariku tadi," lanjut Zara tak teralihkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sempurna [TERBIT✓]
Teen FictionCeritanya belum selesai.. "Selamat abadi dengan namaku di sampulnya, Malik." -Kirania Nayla Ku persembahkan cerita ini untukmu, wahai pemuda aneh bermata sayu. Kau tau kalau cerita tentang kita tak akan pernah bisa aku lupakan begitu saja, bukan...