I'm Not Your Priority, Right?

6 1 0
                                    

[Happy Reading]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Happy Reading]



"Sialan, Malik."

⊹。₊°⟡.⸙͎۪۫༄

Malam itu grup WhatsApp milik Nayla sedikit agak berisik dari biasanya, percakapan yang mereka bicarakan kali ini mengarah kepada double date atau lebih tepatnya triple date.

Nayla berdecak pelan sambil masih memegangi ponselnya bingung membalas pesan teman-teman di grup, sejujurnya ia ingin ikut tetapi, rasa malas untuk keluar rumah sudah turut menyelimuti tubuh gadis itu.

Berulang kali gadis itu mengetik beberapa kata pada layar ponselnya, Nayla pasti akan kembali menghapusnya, di tengah rasa bingung sang gadis itu tiba-tiba satu notifikasi dari kekasih masuk dan membuatnya memikirkan kembali ajakan itu.

Sekian detik tiap gelembung pesan dari Malik berhasil membuat Nayla tergoda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekian detik tiap gelembung pesan dari Malik berhasil membuat Nayla tergoda. Namun, gadis itu sudah tahu pasti pacarnya itu hanya bisa berbicara di layar ponsel miliknya.


Memang benar agaknya Nayla sang gadis berkacamata itu telah memberitahukan Zara secara langsung bahwa dirinya akan ikut nonton bersama pada hari Sabtu siang.

⊹。₊°⟡.⸙͎۪۫༄

Tepat hari Sabtu pukul sebelas siang tiga perempuan yang sudah siap berangkat menuju mall itu tengah berdiri di depan rumah Nayla. Mereka bukan menunggu masing-masing pasangan mereka menjemput justru mereka kala itu sedang menunggu mobil online datang menjemput mereka. Jika kalian bertanya memangnya tidak bisa pasangan mereka menjemput sepertinya akan aku jawab tidak bisa, tiga pemuda itu sudah sampai lebih dulu di bioskop mall.

Dering telepon milik Zara berhasil memecah keheningan di antara tiga gadis itu, Najar—saudara Zara lah yang menelpon perempuan itu. “Halo, Zar?” suara seorang pemuda kian terdengar menyapa mereka karena Zara telah menyalakan speaker teleponnya. “Zar, gue, Malik sama Tama pulang dulu ya, kita masih pake seragam sekolah dan gak dibolehin masuk sama satpam mall,” lanjut pemuda itu dan berhasil membuat ketiga gadis yang mendengarnya bertukar pandang kemudian terkekeh geli seolah-olah mereka mengatakan hal yang sama di dalam hati mereka, Dasar cowok.

Sempurna [TERBIT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang