Kembali Lagi

6 1 0
                                    

[Happy Reading]•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Happy Reading]


"Masih sama Malik, Nay?" Pertanyaan yang keluar dari mulut seorang perempuan dengan rambut yang digerai ke belakang itu berhasil membuat Nayla memberhentikan aktivitasnya sesaat.

Gadis itu terdiam beberapa saat kemudian melanjutkan kembali kegiatannya menggulir layar ponsel. "Gue belom kasih tau lo ya, Kay?" jawab Nayla singkat dan langsung melemparkan pandangan ke arah Zara yang berada tepat di depannya.

Kayla menggelengkan kepalanya memberi jawaban. "Belom tuh, lo udah tau ya, Zar? Kok gue gak tau? Kapan kalian udahannya? Kemarin?" Beribu pertanyaan mulai diajukan oleh Kayla, gadis kepo yang terkenal dengan pertanyaan-pertanyaannya memang.

Nayla menghela napas pasrah, ia menaruh ponsel genggamannya di atas meja dan berdeham mempersiapkan diri untuk menjelaskan tentang hubungannya yang sudah kandas. "Udah lama, dua minggu setelah kita ditinggal di mall, Malik udah mulai gak perhatian sama gue, dia juga udah sering ninggalin gue main tanpa ngabarin," jelas Nayla panjang lebar dan hanya dibalas anggukan kepala oleh sang gadis berambut sebahu itu. "Lo masih sama si, Tama? Kalo ketemu di rumahnya kan? Suka liat Malik di sana gak?" lanjut Nayla yang sekarang bergantian memberi pertanyaan pada Kayla.

"Masih, jarang gue liat Malik di rumah neneknya," jawab Kayla singkat dan sudah menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Nayla, karena pemuda bernama Tama itu memang benar tinggal bersama nenek mereka, alhasil jika Malik tidak ada di rumah neneknya itu berarti Malik jarang juga berada di rumah Tama, kan?

"Nay! Malik ngechat gue ni, sumpah gak bohong," seru Zara secara tiba-tiba ketika percakapan di antara mereka sudah mulai berhenti dan keadaan yang mulai hening menghampiri. "Gue jawab apa?" ujar Zara menunggu persetujuan dari Nayla untuk menjawabnya.

Nayla terdiam cukup lama, ia meminta ponsel milik Zara, niatnya supaya Nayla sendiri lah yang akan menjawab pesan dari Malik, gadis itu membentangkan senyum manis tapi, tertahan karena gengsi. "Dih? Senyum-senyum gitu, Nay?" Gelak tawa yang terdengar menyapa kedua telinga milik Nayla berhasil membuat gadis itu menarik senyumnya kembali agar ia tetap memasang wajah datar dan diam.

Gadis itu mulai menggerakkan jari-jarinya tepat di atas layar ponsel genggam Zara, kata demi kata terangkai menjadi satu kalimat hingga sebelumnya ia akan mengirimkan itu untuk sang mantan. "Nayla jujur sama hati lo, lo kangen juga kan sama Malik?" celetuk Kayla setelah gadis itu melihat raut wajah Nayla yang kembali berseri-seri setelah ia mendapatkan satu notifikasi dari Malik.

"Apa sih, Kay? Tau dari mana kalo gue kangen sama dia, lagian kan gue yang mutusin, masa gue yang kangen sama dia," jelas Nayla berusaha mengelakkan diri dari godaan teman-temannya.

"Nay, kata Malik lo coba liat handphone, dia ngechat lo tuh." Mendengar ucapan sahabat perempuannya Nayla langsung mengambil ponsel genggam yang sempat ia letakan di atas meja tempat mereka berkumpul. "Cieeee, lo emang pura-pura move on aja kan kemarin-kemarin tuh, lo gak segampang itu buat ngelupain Malik kan, Nayla?" ledek Zara seraya terkekeh geli melihat wajah sahabatnya memerah karena malu.

"Apa si, lagian yang bilang kalo gue udah ngelupain Malik siapa? Lo nya aja menyimpulkan sendiri," ujar Nayla kembali membela dirinya yang sudah berada di pojok ruangan bagai bahan empuk untuk diledek.

Suara yang disertai getaran berhasil mengambil alih perhatian Nayla seketika tangan gadis itu buru-buru meraih ponsel genggamnya dan benar memang bahwa seorang Pristiva Malik kembali menyapa bilah notifikasinya dengan satu kata keramat menurut Nayla. "Kangen," ucap pemuda itu melalui pesan yang ia kirimkan pada gadis berkacamata itu.

Tepat karena itu mereka berdua kembali dekat, bukan sebagai pasangan tentunya tetapi lebih mirip kembali menjadi sahabat, sahabat dekat. Nayla memang masih memiliki perasaan untuk sahabat laki-lakinya, kalau masalah hati gadis itu memang sangat buruk untuk menutupinya.

Percakapan di antara mereka berhasil menyita seluruh perhatian Nayla hingga kedua perempuan yang sejak tadi memang sudah berada di sana turut bertukar pandang kemudian kembali melemparkan pandangan heran kepada teman mereka yang sedang tersenyum karena notifikasi dari ponsel miliknya sendiri.

"Kirania Nayla! Serius kita berdua lo buang gitu aja ni di sini?" celetuk Zara dengan raut wajah herannya menatap sosok gadis bermata almond itu. "Balikan kah sama Malik? Jangan bilang iya loh, Nay," lanjut gadis bertahi lalat di atas bibir itu sambil mengeluarkan suaranya yang sedikit lebih lantang hingga berhasil membuat Nayla tersenyum kikuk.

"Gak kok, Zar, gue gak balikan sama dia cuma chattan biasa aja, kaya temen pada umumnya, boleh kan?" ujar Nayla seraya menaik turunkan alis tebalnya ke arah Zara yang masih melotot ringan. "Lagian kalo misalnya gue balikan emang kenapa?" lanjut Nayla seperti mencari masalah saja.

"Gila, lo gak inget' kalo kemarin dia-" Belum Zara melanjutkan ucapannya jari telunjuk milik Nayla sudah mendarat tepat di depan bibirnya sebagai isyarat bahwa ia harus diam.

"Gausah diingat-ingat ya, cintaku yang sudah berlalu biarlah berlalu saja, kita jalani yang sekaramg," sahut gadis berkacamata itu sembari terkekeh dan melanjutkan kembali aktivitasnya bermain ponsel atau lebih tepat aktivitasnya dalam mengirim pesan kembali pada sang Pristiva Malik.




[Bersambung]

•••[Bersambung]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sempurna [TERBIT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang