ALIF tampak menyesal dengan pilihan yang harus dia pilih. Antara membawa Icha—si nona kecil—bersama tinggal dengan mereka berdua, ataukah menyuruhnya kembali ke rumah dalam kondisi yang mengkhawatirkan—sedang dalam pencarian oleh penjahat-penjahat yang mengejar Fairus. Dua-duanya sama-sama berisiko, antara membawa seseorang dari luar yang tidak bisa ia percaya dengan meninggalkan seseorang yang sangat dipercaya Fairus. Alif bingung dan ingin meledakkan kepalanya dengan segera, namun setelah beberapa detik untuk memejamkan mata di depan kafe itu, dia akhirnya mengambil keputusan yang pertama—membawa si nona kecil ke rumahnya.
"Baiklah, nona kecil," ujarnya sambil menyetir mobil yang ia curi dari sebuah lapangan parkir di samping kafe, "ada beberapa peraturan yang harus kau taati sementara kau berada di rumahku." Dari belakang, Icha yang duduk di samping Fairus sambil memegang tangannya mengangguk mengerti. "Pertama, kau tidak boleh mengganggu Fairus saat latihan, kau tahu betapa pentingnya Fairus untuk melatih kekuatannya itu! Lalu, yang ke dua! Kau adalah seorang tamu di rumahku, jangan hancurkan rumahku, jangan kotori, jangan memperburuk rumahku! Yang ke tiga, aku memiliki beberapa baju-baju perempuan—jangan tanya aku dari mana asalnya—dan jika kau ingin membeli beberapa baju, biarkan aku yang melakukannya! Saat ini, kau berada di bawah lindunganku, jadi, biarkan aku yang melakukan hal-hal yang biasa dilakukan oleh seorang pengasuh—membeli makanan, bahan-bahan di pasar, belanja baju, pakaian, mencuci, dan lain-lainnya!"
Icha hanya terus mengangguk. Dia mengerti, bahwa mungkin hidupnya semakin berbahaya jika dia ingin menemani Fairus. Itu karena rasa sayangnya pada dia, dia ingin selalu bersama dengannya, ingin menjaganya, hanya Fairus yang berada di pikirannya! Setiap dia menatap matanya, tersenyum padanya, dia berusaha sebaik mungkin membalas tatapan itu, senyuman itu! Dia ingin dia merasakan apa yang dia rasakan! Fairus yang diam di sampingnya, hanya menganggapnya cantik. Itulah perasaannya padanya, tidak lebih dan tidak kurang. Mungkin memang agak menyakitkan bagi Icha yang selalu memuja Fairus sebagai seorang pria yang sangat baik dan tak memiliki keburukan apapun! Hanya saja, jika memang cinta dari pertama tidak bisa bersatu, apakah kita bisa memaksanya? Apakah kita bisa memaksa cinta itu bersatu? Tidak! Cinta itu muncul dengan sendirinya, dan Icha hanya berharap, sementara dia akan selalu berada di dekatnya, semoga cinta itu akan semakin berada di hatinya Fairus. Dia hanya bisa berharap dan menunggu, kapan cinta itu akan datang kepada dirinya.
"Jadi..." ucap Fairus sambil melihat jalanan di luar, "bagaimana kau melakukannya?"
"Apa?" tanya Alif yang menyangka bahwa Fairus sedang berbicara dengannya.
"Itu... maksudku, bagaimana kau melakukan hal tadi?"
"Oh," suaranya menandakan kejutan baginya, "hal yang mana? Yang 'terbang begitu saja di angkasa raya', ataukah yang 'membuat sebuah gedung tampak seperti terhisap mesin waktu'?" tanyanya dengan leluasa sambil terus mengamati lampu-lampu mobil dan lampu jalanan yang berwarna jingga, menerangi jalan menuju rumah Alif di Kenjeran.
"Dua-duanya... menurutku, itu sangat susah! Aku belum pernah terpikirkan tentang, bagaimana menggunakan telekinesis itu sebagai kekuatan untuk 'terbang begitu saja di angkasa raya'. Apakah susah untuk mempelajarinya?"
"Tidak, hanya saja, kau butuh kestabilan saat kau terbang, kalau kau tidak stabil, bisa-bisa kau terbang ke entah-berantah! Apalagi kekuatanmu dalam masa perkembangan, sehingga bisa-bisa saja tidak stabil."
"Tapi, apakah kau akan melatihku untuk hal tersebut?"
"Iya, tapi aku tak yakin bahwa kau sudah memahami kegunaan dari kekuatanmu itu."
"Aku sudah paham sekali!" serunya berlagak seperti seorang pahlawan yang telah menjadi seorang penyelamat, "Gunanya kekuatan itu adalah untuk bertarung!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Telekinesia
Science FictionFairus tiba-tiba terkejut ketika dia memiliki kekuatan telekinesis, dan semua tiba-tiba berubah menjadi serba terbalik! Kehidupan tenangnya adalah bahaya, dan petualangan tiba-tiba menyadarkannya. Apa yang sebenarnya terjadi? Namun, yang patut diper...