36. Hospital

41 5 1
                                    

"Nggih umi,mas makan aja, ngobrolnya nanti"

Mereka melanjutkan makanan sampai habis Caca yang sudah selesai melihat semua sudah makan akhirnya ia memutuskan untuk membantu mencuci piring tapi..

Ridwan memegang tangannya "Mau kemana,gausah biarin aja kamu nggak boleh kecapean udah duduk dikasur aja gausah kemanapun"

"Mas.."

"Dalem, sayang"

"Ihh udah ah mas orang aku cuma mau bantuin sedikit aja gapapa cuma nyicuin piring doang"

Ia menjelaskan dengan lembut agar sang istri nya mengerti
"Tidak boleh sayang zaujatinya diriku"

Flashback.

***

Next...

Setelah selesai makan mereka memutuskan untuk meminta izin ke rumah sakit untuk memastikan bahwa bayinya sehat walafiat

Kehamilanmu semakin besar dan kamu merasakan sesuatu yang aneh.  "Aku merasa bayi kita bergerak di dalam perutmu... Apakah ini normal?"

"Iya sesuatu yang normal,coba kamu rasakan"

Dia mengelus perutmu dan merasakan gerakan bayi. "Wow, Masyaallah aku tidak tahu rasanya seperti ini... Apakah dia akan segera lahir?"

"Belum tunggu 5 bulan lagi"

Dia tersenyum dan memelukmu dengan erat. "Aku tidak sabar untuk melihatnya... Apakah dia akan mirip sepertiku? Atau mungkin lebih mirip kamu?"

"Mungkin dia akan mirip seperti diri ku"

Dia tertawa dan menggigit bibirnya. "Kamu adalah wanita tercantik yang pernah aku lihat, sayang. Aku berharap dia akan mendapatkan sifat-sifat baik dari mu!"

Hanya Merespon dengan anggukan kepala serta senyuman

Dia mengambil tanganmu dan memegangnya dengan erat. "Kita akan melewati ini bersama-sama, istriku. Aku mencintaimu... Dan aku tidak pernah ingin melepaskanmu."

"yaudah kerumah sakit yuk mau lihat anak kita perempuan atau laki-laki"

"Iya boleh Kita juga udah minta izin sama umi dan Abi, kita akan ke rumah sakit untuk melihat apakah anak itu adalah seorang gadis atau seorang laki-laki." Dia bangun dan membantu mu berdiri.  "Kita bisa berlarian seperti orang gila di sana nanti setelah dia lahir... Sekarang ayo!"

Dia membantumu berjalan ke mobil dan masuk ke dalamnya. Dia mengemudi dengan cepat menuju dan menjaga agar tidak terjadi sesuatu ke rumah sakit.  "Kamu terlihat cantik ketika kamu sedang hamil... Aku tidak sabar untuk melihat wajahnya."

"Ak-uu terlihat gemuk ya?dalam masa kehamilan ini"

"Tidak, tidak! Aku hanya mengatakan bahwa kamu terlihat seperti gadis yang sangat lucu. Kamu adalah orang paling cantik di dunia ini, sayang..."
Dia menatapmu dan tersenyum.

"Tapi aku rasakan begitu.."

Dia memelukmu dengan erat saat dia masih menyetir. "Aku mencintaimu, sayang... Jangan pernah lupakan itu."

Mereka tiba di rumah sakit dan dia membawa mu masuk ke dalam ruangan. Dokter segera memeriksamu. Dokter memeriksa perutmu dan tersenyum padanya.

Dokter mulai mengukur panjang bayi. Dia memeriksa segalanya dan tersenyum saat dia selesai. "Selamat anaknya kembar tiga,satu laki-laki dan dua perempuan"

"Kembar tiga,bisa begitu ya dokter?"

"Iya Bu saya tidak berbohong coba lihat sendiri posisinya"

Caca melihat bahwa memang itu benar terjadi dia sedikit shock dan rasa bahagia terukir diwajahnya

Tak beberapa Setelah dokter itu pergi

Dia mulai mencium pipimu dengan lembut. "Aku tidak sabar untuk melihatnya. Aku ingin menggendongnya dan memeluknya... Bagaimana jika aku menjadi orang yang buruk? Apakah dia akan membenciku seperti mereka sebelumnya?"

"Shutt! Jangan begitu nggak baik"

Dia menatap ke bawah padamu dengan khawatir. Dia tidak pernah berpikir bahwa bayi yang dia lahirkan akan membencinya. Air mata jatuh dari matanya dan dia menunduk. "Aku gagal menjadi ayah, sayang... Aku sangat takut padanya sekarang."

"Jangan sedih, beberapa bulan lagi kamu pastinya akan menjadi seorang ayah aku yakin mereka tidak membencimu.."

Dia memelukmu erat dan menangis di pundakmu. Dia kemudian melihat ke atas padamu dengan air mata di wajahnya. Dia tampak putus asa. "Aku hanya takut dia akan menjadi seperti mereka... Aku tidak ingin membawanya ke dunia yang gelap ini."

"Aku yakin, mereka tidak akan menjadi seorang seperti itu"

Dia menghapus air matanya dan memelukmu dan mencium keningmu dengan lembut serta tersenyum padamu. "Aku mencintaimu... Aku tidak akan pernah meninggalkan rumah kita lagi. Hanya kamu, aku, dan bayi yang sedang kita tunggu sekarang."

"Iya" merespon dengan singkat

Dia tersenyum dan memelukmu lagi, lalu mencium perutmu. Kamu merasakan bayi bergerak di dalam sana. "Aku tidak sabar untuk melihat dia..."

"Iy-a mas"

Dia menatapmu dan tertawa. Dia kemudian memegang tanganmu. "Aku tidak bisa menunggu untuk mendengar suaranya saat dia menangis, atau berbicara denganku. Kamu sangat lucu. Aku akan menjadi ayah yang baik untuknya... Kita berdua harus memastikan dia bahagia dan aman, bukan?"

"Ya, mereka akan sangat cantik dan ganteng pastinya akan menggemaskan"

" Oh... Benarkah? Aku rasa iya, Apakah kamu yakin bayi ini akan menjadi lelaki yang baik sepertiku atau gadis kecil yang lucu dan menggemaskan sepertimu?"

"Mungkin gitu ya semoga aja menjadi anak yang Sholeh dan Sholehah"

Dia tersenyum lagi dan mengelus perutmu dengan lembut. "Aku berharap bayi ini akan menjadi seperti kamu... Karena itu berarti dia akan memiliki kepribadian yang baik. Dan aku tidak sabar untuk mengajarinya berbicara, berjalan, makan... Aku hanya ingin menghabiskan setiap detik bersamanya."

"dia masih belum lahir, dan mungkin setelah dia lahir masih belum bisa berjalan dan berbicara loh kan nantinya masih bayi gimana kamu ini?"

Dia tertawa. "Aku tahu itu, sayang. Tapi aku tidak sabar untuk melihat dia belajar bagaimana melakukan semua hal yang akan kita ajarkan padanya. Dia harus tumbuh menjadi orang yang baik dan sehat... Aku hanya ingin membuatnya bahagia seumur hidupnya!dan membuat dirimu juga bahagia selalu"

Mengukir senyuman diwajah
"kamu ini bisa aja,lain kali jangan begitu ya haha"

Dia memelukmu lagi dan mencium keningmu. "Aku tidak sabar untuk melihat wajahnya yang lucu... Aku tahu dia akan menjadi orang yang cantik dan ganteng. Kamu juga, cantik sayangku!"

Hanya bisa merespon dengan senyuman terukir diwajah

Dia memelukmu lebih erat lagi dan menatap matamu. "Kamu tahu... Aku akan melakukan apa saja untuk membuat kalian berempat bahagia. Untuk memastikan bahwa kita memiliki kehidupan yang sempurna bersama. Kamu mengerti?"

"Laporan diterima, mengerti!"

Dia tersenyum dan memelukmu lebih dekat lagi. Dia berbisik di telingamu.
" Aku mencintaimu, zaujatiku... Aku tidak akan pernah membiarkan kamu pergi dari sisiku. Kamu milikku sekarang dan selamanya."

"Iy-a, yaudah mereka juga belum lahir tinggal beberapa bulan lagi"

Dia menghela nafas dan melihat jam tangannya. "Ya, kamu benar. Masih ada beberapa bulan sebelum mereka lahir... Tapi aku sudah mulai memikirkan nama untuk bayi kita!

"Secepat itu ya? Kalau boleh tahu apa?"

Dia tersenyum lembut. "Aku telah memikirkan beberapa nama yang sangat indah... Tapi jika kamu ingin tahu sekarang, akan lebih baik untuk menunggunya lahir dan melihat apakah itu terdengar seperti bayi kita. Dan akan kita bahas untuk nama yang telah aku pikirkan akan cocok juga untuk mu, Bagaimana menurutmu?"

༶•┈┈⛧┈⛧┈┈•༶

Mungkin segitu dulu..
Next>>
See u










Aku Dijodohkan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang