Bab 10|Tim Kemakmuran

14 3 0
                                    

Normal's POVKeesokan harinya, para murid, guru, beserta para staff pergi ke sekolah seperti sedia kala meski luka sayatan belum sembuh total

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Normal's POV
Keesokan harinya, para murid, guru, beserta para staff pergi ke sekolah seperti sedia kala meski luka sayatan belum sembuh total. Sera yang sudah meredakan syoknya dan tidak memiliki sayatan di tubuhnya harus mengobati teman-temannya yang terlibat berkelahi dengan asap hitam misterius kemarin.

"Wanda, kamu tidak apa-apa? Mampu belajar ndak kau?" tanyanya khawatir kepada teman sebangkunya yang terkena sayatan pada bagian belahan mulutnya, sehingga Sindy(Wanda) harus menjahit sayatan tersebut sebanyak 5 jahitan (kiri dan kanan).

"Saya tidak apa-apa, Sera. Cuman tidak boleh makan makanan berbau amis seperti telur, ikan, dan daging doang," ujarnya santai sambil membantu Sera memperban luka sayatan yang sudah dijahit.

Selain Sindy, orang yang paling Sera khawatirkan adalah Michel. Tetapi anehnya, Michel terlihat santai² saja, seolah-olah dia patut mendapat sayatan tersebut dan menyiksa dirinya sendiri. Ternyata benar, setiap hidup dan masalah yang datang menghampiri harus dijalani dengan santai. Dengan itu, semua masalah akan tertata dengan rapi dan bisa diselesaikan, sehingga hidup kembali damai.

"Dari kemarin saya bingung, asap-asap itu sebenarnya apa ya?"

"Sama, Ser. Saya juga bingung, tapi kata guru, mereka bakal menyelidikinya dan berusaha mencari cara untuk menanggulanginya juga," ucap perempuan yang duduk satu meja dengan Michel, Priska Kartini. Keduanya berada di depan Sera atau meja barisan paling depan bagian tengah.

"Oalah, saya harap guru-guru cepat menemukan dalang dari semua ini. Kasihan kalian soalnya."

"Makasih, Ser. Karena telah peduli dengan kami, semoga aja."

"Tet, raket nyamuk yang kau simpan dimana?" tanya seorang laki-laki bongsor mengobrak-abrik bagian belakang kelasnya, Tjandra Louwis.

Kasih tahu gak ya. Gumam Priska sambil memainkan pulpennya. Jangan ditanya lagi kemana raket nyamuk tersebut sampai bisa menghilang dengan sendirinya :)

"Ya ampun, Tet. Nyamuknya kembali banyak nih."

"Ya, disemprot pakai B*yg*n. Apai susah." Kalimat terakhir yang keluar dari mulut keras Priska sukses membuat Tjandra tersenyum tertekan, memang memiliki teman barbar harus sabar ya bestie.

"B*yg*n aja dah habis, padahal baru saya beli 2 hari yang lalu."

"Biasanya Yohana yang minum," ucap Priska ngelawak sembari menuding bahwa Yohana lah yang meminum B*yg*n tersebut.

"Astaganaga ya Tuhaaaaaaannnn... seumur hidup gak pernah saya minum B*yg*n, Tet. Bila kena minum, mungkin sekarang saya sudah menjadi Power Ranger warna hijau, Tet," tepis Yohana Fitri dengan nada ngelawak sambil memasang ekspresi pasrah sepasrah pasrahnya.

"Eh, maaf semua. Ternyata B*yg*n nya belum diisi," ucap Tjandra yang baru menyadari bahwa B*yg*n sachet yang seharusnya diisi sebelum-sebelumnya ternyata belum dibuka, dan gas B*yg*n yang disemprot oleh Priska sebelumnya adalah sisa gas dari B*yg*n itu sendiri.

West Borneo Fantasy[Slow Up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang