23. Pencarian

25 3 0
                                    

Pov vino ( kaka sintya)

Ia pulang bekerja dari kantor, ia minum sambil duduk diruang makan. Sevia melihat kakaknya duduk langsung ikut duduk.

"ngagetin aja.. ada apa?" tanya vino

"tadi mama telpon, katanya udah lama ga ketemu kak sintya. Emang kak sintya kemana sih ka? Udah hampir 2 bulan loh ga pulang"

"emang mama ngomong apa?"

"katanya perasaannya ga enak. Foto ka sintya dirumah jatuh.. dan mama udah coba telpon berkali-kali namun tidak ada yang mengangkat. Nelpon kak vino juga ga aktif. Tadi nanya sevia, tapi sevia jawab ga tau. Udah 2 bulanan kakak ga pulang"

"ya udah kaka telpon mama dulu.. eh sev.. tolong kupasin mangga dong"

"enak aja. Kupas sendiri kak, sevia sibuk, mau nonton TV" sambil menjulurkan lidahnya

"untung aja adek gue. Kalo engga udah tak pites kamu"

Vino menelpon mamanya dan mencari 1000 alasan untuk mengatakan pada mamanya keberadaan sintya. Ia duduk disamping sevia dan merebut remot dari sevia. Ia mengganti acak saluran TV untuk menggoda sevia, namun ia justru dikejutkan tentang pemberitaan gempa dan tanah longsor

"ihhhhh kakakaakakaka... jangan rese." Sevia merebut lagi remotnya, namun vino justru mematung tanpa perlawanan kepada sevia.

Vino langsung mencari catatan tempat tinggal sintya, dan benar juga.. tempat itu adalah tempat yang sama dengan yang diberitakan di TV. Vino langsung kalang kabut mencari kunci mobilnya menuju rumah sakit.

"mau kemana kak?" sevia bertanya namun vino justru berlari tanpa menoleh kearah sevia

"ga jelas banget.. tadi rese. Sekarang kayak orang kesetanan" sevia melanjutkan nonton TV sambil memakan camilan kecil.

Dirumah sakit

Vino berlari dengan sangat brutal menuju keruangan direktur. Beberapa kali ia sempat menabrak orang yang sedang lewat bahkan ia sempat dikejar oleh satpam karena dianggap mengganggu. Ia terus berlari dan mengedor-gedor pintu direktur utamanya.

" keluar !!!!!, keluar sekarang juga"belum ada repon dari dalam meskipun ia terlihat tegar, justru matanya tak bisa dibohongi. Ia marah sambil menangis, bahkan hidungnya sangat jelas menadakan ia sedang menagis.

"pak tolong jangan seperti ini..., bapak menggangu pasien lain" kata satpam sambil memegang tangan vino

"lepasin atau saya tuntut rumah sakit ini" tak lama berselang pak direktur keluar

"anda pasti sudah tau kedatangan saya kesini kan!" yah direktur mengenalnya, karena 3 bulan yang lalu ia juga melakukan hal sama untuk mengetahui keberadaan sintya bedanya 3 bulan yang lalu ia melihat alvin lebih dulu

"iya, menantu saya sudah mencari tahu keadaan pegawai yang ada disana. Anda bisa masuk dulu. Pak satpam lepaskan dia"

"apa informasinya!"

"apakah anda tidak pernah diajarkan sopan santun orang tua anda?"

"jangan bawa orang tua saya. Gimana keadaan adek saya disana?" sambil manahan isak 

"baiklah, dr. Sintya masih belum ditemukan sampai sekarang. Karena menurut informasi dia berkunjung kedesa sebelah untuk pengobatan, jadi masih dalam proses pencarian. Anda tenang saja"

"(tangan vino sudah terkepal sejak tadi, ingin sekali ia menonjok laki-laki tua ini, namun ia ingat disini ada nama sintya yang harus ia jaga). Tenang anda bilang. Karena kesalahan menantu anda adek saya dikirim ke sana. Dia masih belum ditemukan dan anda meminta saya untuk tenang... wahhh anda benar-benar"

Berhenti  DisiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang