5. Firasat

241 51 36
                                    

Ken dan Sean berlari menghampiri Teman mereka dengan wajah pucat.

Eldhi yang sudah tidak sadarkan diri tersungkur tak berdaya di atas aspal jalanan Bandung malam itu. Darah dari kepala cowok itu tak henti-hentinya mengalir.

"dhi, lu harus baik-baik aja." lirih ken dengan Nada bergetar. ia merasa sangat bersalah Karna Jika ia tidak mengusul Kan strategi itu Eldhi tidak Akan seperti ini.

Sean tertegun. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut cowok itu. Matanya Merah, jantungnya berdebar hebat. Nafas yang memburu, ia merasa ada kejanggalan dalam kecelakaan Teman nya ini. Rasanya ia ingin menghajar habis-habis an komplotan Aderfia.

"gua menang." ucap seseorang.

Varez menghampiri Ken dan Sean yang masih terduduk di samping Temannya yang tak Sandarkan diri. Terlihat jelas kepuasan di raut wajah cowok keji itu. Seringai terukir jelas di wajahnya.

"LU!" Kini amarah Sean tak bisa di kendalikan.

Cowok itu beranjak dari duduknya kemudian menarik kasar kerah jacket Varez.

"INI SEMUA RENCANA LU KAN! NGAKU,"

"KALO GINI CARANYA LU PENGECUT TAI, LU GA MAMPU NGELAWAN ELDHI PAKE CARA YANG BAIK, SEMUANYA KOTOR!" sentak Sean dengan Mata yang Memerah.

Seringai masih jelas terukir pada wajah Varez.

"itu namanya temen lu yang BODOH." sambar Jegar.

Amarah Sean Kini semakin menggebu-gebu. Ingin sekali ia menghabisi Kedua manusia keji itu. Namun niat nya urung Karna keadaan Eldhi yang harus secepatnya di tangani tim medis. Darah di kepalanya masih mengalir deras. Jika terlambat, cowok Malang itu Akan kehilangan nyawanya.

"LU, DAN LU, URUSAN KITA BELUM SELESAI!"

Sean kemudian memapah Eldhi menuju pinggir. Sedangkan Ken ia masih menguhubungi ambulance untuk membawa Eldhi ke rumah sakit.

***

Malam ini sangat berbeda bagi Adinda. Entah mengapa perasaannya gelisah. Ia tak bisa tidur, pikirannya campur aduk.

"ini kenapa sebenernya? ada masalah apa? kenapa gue gelisah?" gumam cewek itu seraya berjalan mondar mandir.

Adinda menggigit kuku tangannya, sambil berpikir keras apa yang terjadi dengan nya malam ini, mengapa perasaannya begitu gelisah?

Cewek dengan balutan piama pink soft itu memejamkan matanya.

Yang terbayang di benak nya Kini hanya Eldhi. Sontak cewek itu dengan segera membuka cepat matanya.

"apaan sih, cowok rese itu terus yang gue pikirin, emangnya dia kenapa? mati?" batin Dinda meronta.

Setelah berpikir keras selama 3 jam lamanya Adinda akhirnya memutuskan untuk tidur, Karena jam sudah menunjuk-kan pukul 00.23 Cewek itu harus segera tidur.

"besok aja gue cari tau." Batin-nya lagi.

***

Pagi di SMA Andromeda di awali dengan bisik-bisik para siswa siswi mengenai kabar buruk yang menimpa Ketua Athares itu.

Kabar tentang kecelakaan yang di alami Eldhi menyebar dengan cepat.

SEMUA TENTANG BANDUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang