9. Ku pikir itu kamu

238 23 11
                                    


Sebuah motor berhenti tepat di depan gedung tua bercat coklat yang sudah mulai memudar. Dengan tangan yang mengepal Eldhiegra turun dari motornya dan mulai melangkah ke arah pintu gedung itu.

Dengan tatapan menyelidik Cowok itu melangkah masuk ke dalam. Deretan mesin-mesin tua berdebu memberi tanda bahwa gedung itu sudah lama tidak terpakai dan terbengkalai.

tap tap tap

Derap langkah kaki terdengar Oleh Indra pendengaran milik Eldhiegra. Dengan tatapan penuh selidik dan was-was Cowok itu mencari dari mana arah suara itu berasal.

Sesekali ia menelan silvianya. Peluh mulai mengalir cukup deras dari pelipis kepalanya.

"woi dhi!"

Seseorang menepuk pundak Eldhiegra. Hampir Saja Cowok itu meluncurkan sebuah pukulan keras. Untung lah ia segera menyadari bahwa yang mengejutkan nya itu tak lain adalah Temannya sendiri—Sean.

"ngapain lu ngikutin gua?" Tanya Eldhiegra. Tatapannya masih menyelidik, ia khawatir manakala sosok yang menelpon nya itu datang tiba-tiba dan menyerangnya Kala ia tengah lengah.

Ken yang ikut bersama Sean untuk mengikuti Eldhiegra hanya terdiam, menyender pada selah selah pintu gedung.

"lu yang ngapain ke tempat kaya gini?" Sean balik bertanya.

Eldhiegra mengacak-ngacak rambutnya. Ia tidak bisa mengatakan kepada Temannya bahwa ia mengkhawatirkan Adinda.

"g-gua"

"lu khawatir sama Adinda gara-gara telfon tadi?" potong Sean dengan tangan yang ia lipatkan di dadanya. Senyum tipis terbit pada wajah Cowok itu.

Eldhiegra yang mendengar pertanyaan Temannya itu hanya menggaruk tengkuk nya. Mengangguk sedikit, lalu kembali memperhatikan ke Kanan dan kan Kiri.

"Itu bukan Adinda." Seru Ken yang sedari tadi hanya menyaksikan percakapan Kedua orang di depannya.

Mendengar pernyataan itu Eldhiegra langsung menghampiri Cowok yang berada tidak jauh dari tempatnya berdiri. "lu tau dari mana?"

Ken berseringai. "pas lu pergi tadi, Kita ketemu Dinda baru turun dari Mobil depan gerbang rumah lu. Katanya sih mau nganterin makanan ucapan terimakasih buat lu,"

"terus yang di telfon tadi siapa anjing?"

"mungkin orang iseng?" saut Sean.

Ketiganya Kini memilih untuk pergi dari tempat itu. Namun pandangan Eldhiegra terpaku pada sosok yang berdiri tepat di hadapannya Kini. Sean dan Ken saling bertatapan dan senyum tipis terukir pada bibir keduanya. Tampaknya ini semua bagian dari rencana mereka.

"hai," Seru Cewek dengan hoodie Pink dipadukan dengan rok skrit berwarna Putih.

Mata Cowok itu berbinar. Tampak kelegaan di hatinya. Ke-khawatiran sepertinya lenyap seketika. Tanpa aba-aba Eldhiegra langsung memeluk Cewek itu.

"gua seneng lu baik-baik aja nda," ucapnya seraya sesekali mengelus lembut rambut Adinda.

Adinda tersenyum lalu menyambut hangat pelukan Eldhiegra.

SEMUA TENTANG BANDUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang