7. Sosok malaikat

268 34 15
                                    

Sore itu di penuhi dengan kebahagiaan. Ketua Athares telah siuman dari Koma. Dan yang lebih mengejutkan lagi, dugaan Dokter Salah. Eldhiegra tidak amnesia.

Eldhi sudah di pindahkan ke ruang Rawat inap, Karena kondisinya yang sudah memungkinkan. Cowok itu tidak lagi mendiami ruang ICU.

Di dalam ruangan yang bernuansa Putih seutuhnya itu Terdapat beberapa orang disitu. Mereka tak lain adalah beberapa teman-teman Eldhi dan orang tua Eldhi.

Sean dan Ken paling bersemangat ketika mengetahui Temannya itu telah Sadar dari Koma.

"Alhamdulillah lu udah siuman dhi, ada temen balap lagi gua," ujar Sean di sertai cengiran.

Stefania menatap Sean dengan Mata melotot. Tatapan itu penuh arti.

Sean sontak terkekeh seraya menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

"eheheheh bercanda tante,"

Eldhi terkekeh geli melihat tingkah Temannya itu.

Namun pandangan nya Kian berlalih pada sosok yang berdiri tegap di belakang Bunda nya itu. Matanya mengerjap cepat beberapa kali. Tetapi sosok itu tak kunjung menghilang. Apakah ia Sedang berhalusinasi?

"kenapa liatin Dinda kaya gitu dhi?" ucap Ken.

"jadi serius itu dia? gua Kira gua halusinasi jir, belakangan ini dia terus yang ada di otak gua." Batin Eldhi.

"sekarang malah diem ni bocah," celetuk Sean.

"ngapain sih tu cewe kesini? yang ada buat rusuh lagi,"

Eldhiegra memalingkan wajah-nya ke arah Kiri ranjang, ia tidak ingin wajahnya di lihat Oleh cewek itu. Entah mengapa ia tiba-tiba berkata seperti itu, padahal sebetulnya ia senang Adinda menjenguk nya. Tetapi ia pikir sudahlah, Apalagi cowok itu sangat anti dengan Kata 'maaf'

"kok lu gitu sih dhi? asal lu tau aja ya Dinda itu yang-"

ucapan Sean terjeda Kala Dinda mencekal langannya.

"gapapa, sorry gue ganggu, dhi cepet sembuh ya, tan aku pulang Dulu, sean, ken gue pulang Dulu. Bil, Rin, na, pulang yu, udah mau malem juga,"

Tanpa basa-basi Adinda langsung beranjak keluar dari ruangan itu, sedangkan ketiga Temannya hanya menurut lalu menyusul cewek itu keluar.

"lu gapapa din?" Tanya Nabila memecahkan keheningan.

"yaelah, emangnya gue kenapa?"

"rasanya mau gue tonjok tuh cowok! masa temen gue di katain perusuh," celetuk Rana.

"iya din, padahal Kan lo waktu itu bela-belain bolos buat mastiin keadaan tu cowok," lanjut Rin.

Ketiga Temannya itu tidak terima dengan ucapan Eldhi tadi. Sedangkan Adinda? ia hanya tersenyum tipis menyaksikan sikap ketiga Temannya. Bagi cewek itu kesembuhan Eldhi yang paling penting, apalagi cowok itu baru siuman dari Koma, dan harus banyak ber-istirahat. Tambah lagi ia harus memenuhi janji nya untuk tidak mencari masalah dengan Eldhi.

***

Eldhiegra termenung di atas brankar rumah sakit. Tidak ada siapapun diruangan itu. Semuanya sudah pulang, Kedua orang tuanya juga pulang untuk mengambil pakaian ganti untuk Putra mereka.

SEMUA TENTANG BANDUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang