11. Menjadi Teman

66 1 0
                                    

"hai," ujar seorang cewek dengan balutan baju putih abu abu yang tengah berdiri di belakang Eldhiegra.

Eldhiegra menoleh. "lu? ngapain disini?" tanya nya singkat.

Bukannya menjawab cewek itu malah balik bertanya kepada Eldhiegra.
"lah lu sendiri ngapain sendirian disini?"

Eldhiegra tersenyum tipis. Jujur saja rasa itu kembali datang kepadanya. Perasaan.. aneh.

"kepo." Tukasnya kemudian kembali membelakangi cewek itu yang tak lain adalah Adinda.

Adinda menghampiri cowok itu. Mendongak ke arah wajahnya, memperhatikan dengan tatapan dalam penuh makna.

"ngapain?" tanya Eldhiegra.

Adinda menggeleng tanpa berpaling sedikitpun dari wajah cowok itu.

"gue baru tau. Cowok songong kaya lo bisa baik juga, ya." ucapnya kemudian mengalihkan pandangannya ke arah depan.

Eldhiegra menatap aneh ke arah cewek itu. Entah mimpi apa Adinda semalam, sampai sampai bersikap seperti ini. Yang bahkan Eldhiegra tidak menyangka bahwa Adinda bisa se lembut ini. Wajar saja, Adinda yang Eldhiegra kenal adalah Cewek tantrum, cerewet, tengil, dan si pembawa bencana.

"kesambet apaan lu?"

Mendengar hal itu Adinda mendongak kasar ke arah suara yang mengatainya. "MATE LU KESAMBET!" teriaknya. Membuat Cowok di sampingnya sedikit terkejut.

Seraya mengelus dada bidangnya. Eldhiegra tersenyum tipis, lalu menatap cewek itu.

"terkadang manusia memang sering menilai orang hanya dari luar. Mereka hanya menilai dengan satu kali melihat. jika yang mereka lihat adalah sikap kita yang arogan, maka kita akan di cap sebagai arogan. begitupun sebaliknya." ucap Eldhiegra sedikit puitis.

"hah?"

Adinda tidak paham apa yang sedang Eldhiegra bicarakan. Maklum lah Adinda memang anak yang lemot.

"hah heh hoh mulu lu. Dasar lemot." ujar Eldhiegra menohok.

"UDAH TAU GUE LEMOT, BUKAN NYA JELASIN MALAH NGATAIN DASAR SETAN!"

Celetukan itu justru membuat tawa Eldhiegra pecah.

Senyuman terbit pada bibir ranum cewek itu. "tetep kaya gini ya, dhi. Gue suka lo yang humoris kaya gini, pertama kalinya gue liat tawa lo selepas ini, indah. Hanya kata indah yang bisa menjabarkan bagaimana ketika seorang eldhiegra tengah tertawa lepas." Batin nya.

"asli, nda. Lu cocok banget kalo jadi pembawa acara di stand up." Ucap Eldhiegra seraya mengatur nafasnya.

"maksud lo, gue jadi pelawak gitu?"

Eldhiegra kembali tertawa. "jir gini doang kocak banget." ucapnya cekikikan.

"kaya nya lo harus di bawa ke RSJ deh, dhi."

Tawa Cowok itu berhenti seketika. "lu pikir gua gila?" tanya nya ketus.

Kali ini Adinda yang tertawa lepas.

SEMUA TENTANG BANDUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang