Episode 10 || Kejutan

41 18 2
                                    

Pagi ini, pukul 5 lewat 25 menit, Elin sedang bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Ia sekali lagi merapikan seragamnya, memakai rompi khas sekolah dan meletakkan tas nya berwarna abu-abu cerah ke sofa. Duduk di meja makan, Rebecca sudah berapa di sana, menyantap sarapannya. Rebecca pun sudah rapi dan akan pergi bekerja. Tapi, sebelum pergi ke tempat kerja Rebecca mengantarkan Elin terlebih dahulu.

"Cepet abisin sarapannya, nanti telat," suruh Rebecca sambil mengoleskan selai coklat ke rotinya.

Elin mengangguk, segera duduk di kursi dan mengambil roti miliknya.

"Pulang sekolah dijemput Abang ya,"

Sekali lagi Elin menganggukkan kepala. "Kak," panggilnya kepada Rebecca.

Rebecca menoleh, "Kenapa?"

Elin terdiam sejenak, ia mengenggelengkan kepalanya, "Gak jadi, lupa." Ia batal berbicara, masih pagi jika ingin menceritakan kejadian di Taman 3 hari yang lalu. Awalnya saat tiba di Apartemen dirinya ingin mengatakan kalau ia bertemu dengan Mama tapi, batal. Elin sudah malas membahas itu terutama Rebecca.

"Kenapa? Bilang aja."

"Aku lupa, nanti aja kalo inget."

"Yasudah, Kakak udah beres sarapannya. Kamu makan di mobil aja biar gak telat."

Ya, sekolahan Elin cukup jauh dari Apartemen milik Kakaknya itu, jika tidak macet akan sampai sekitar 26 menit namun, jika macet akan membutuhkan waktu yang sangat lama.

Rebecca berdiri dari kursinya, mengambil berkas-berkas dan laptop yang tergeletak di meja ruang tamu. Elin menyusul sembari memegang sebuah roti berisikan selai coklat dan tangan satunya menggendong tas sekolah.

≿━━━━ ⋆⋅𑁍⋅⋆ ━━━━≾

Sampai di kelas Elin yang terletak di lantai ke 3, kelas 10-2. Letak kelas 10, 11, dan 12 berbeda lantai. Seperti kelas 10, semuanya berada di lantai ke 3. Kelas 11 di lantai ke 2, dan terakhir kelas 12 yang berada di lantai 1 paling bawah. Untuk Laboratorium percobaan seperti kimia, fisika, dan biologi berada di gedung berbeda dari kelas. Dan gedung untuk tempat ibadah berada di gedung yang sama dengan gedung Labolatorium.

Sekolahan Elin termasuk sekolah swasta nasional, SMP dan SD nya pun ada. Bahkan satu area tapi, berbeda gedung. Seperti contohnya untuk SMA berada di gedung D, SMP di gedung B, gedung Laboratorium khusus SMA berada di E bersamaan dengan tempat ibadah, ruangan komputer. Laboratorium khusus SMP di C, dan SD berada di A. Untuk ruangan Tata Usaha, Bimbingan Konseling, ruang Guru, ruang organisasi, UKS dan masing-masing ekstrakurikuler berada di setiap tingkat sekolah.

Elin masuk ke dalam kelas, baru beberapa murid yang datang. Matanya melihat tangan yang melambaikan ke arah Elin, itu Jenaya. Yang duduk di tengah barisan ke dua, Elin menghampiri Jenaya. Mereka berdua memang satu kelas.

"Duduk sinii, Lin."

Elin menggantungkan tas nya di meja, "Dari tadi?"

Jenaya mengangguk, "Nava juga udah sampe, cuman katanya ke kelas dulu entar balik lagi."

Belum sempat Elin menjawab perkataan Jenaya orang yang dikatakan sepupunya itu datang sambil menjerit senang, wajahnya seperti sedang bahagia.

"Selamat pagi, Elinnn! Hari membosankan sudah tiba!" Ucapnya dan duduk di kursi depan dan menghadap ke teman-temannya. "Liburnya engga kerasa banget plis,"

Kelas Navada berada di depan sebelum kelasnya Elin. Iya, Navada anak kelas 10-1. Dan kalau kelas Zoya berada di 10-3. Sangat kebetulan sekali kelas mereka berdekatan.

"Pagi, Z blom dateng ya??" Tanya Elin kepada Jenaya yang selalu datang awal daripada ketiga temannya.

"Belum, dia mah kan kebiasaan telat. Udah dibilang tadi sama aku di grup tapi tetep aja bilangnya 'aelah, santai aja kali' gitu." Katanya sambil memperagakan gestur tubuh dan suara milik Zoya.

Mengapa Harus Hujan [BERSAMBUNG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang