Episode 2 || Mirip A'a

53 33 1
                                    

Dari kejauhan sana terlihat seperti seseorang yang sedang menunggu, dipinggir jalan raya, sendirian. Ternyata seorang gadis yang sedang duduk di kursi Halte. Sepertinya menunggu bus datang dan berharap hujan deras ini akan segera reda. Lalu mengeluarkan sesuatu dari balik jaket yang dia pakai untuk memastikan apakah hewan mungil yang dia selamatkan masih hidup atau tidak, dia berharap hewan kecil itu mampu bertahan di cuaca dingin saat ini dan tetap masih hidup.

Ternyata seekor anak landak mini yang berwarna putih sepertinya jenis albino. Landak mini itu tengah meringkuk di kedua belah telapak tangan gadis yang menyelamatkannya, gadis itupun mengelus-elus tubuh mungil itu lalu mengambil sesuatu disaku jaketnya ternyata sehelai sapu tangan yang cukup tebal untuk menutupi seluruh tubuh hewan kecil itu agar tetap merasa hangat dan tidak terkena tetesan air hujan.

"Hai.. bertahan ya makhluk kecil yang berduri.." kata gadis penolong itu sambil tersenyum dan mengelus duri halus si albino dengan pelan agar hewan kecil merasa nyaman ada ditangannya dan tidak merasa terganggu oleh elusan yang dia berikan.

Dari kejauhan seperti dia mendengar suara motor, yang semakin lama suara itu semakin mendekati Halte bus tempat nya menunggu. Benar saja ada beberapa motor akan melewati halte ini.. tapi, tiba-tiba saja salah satu motor itu berhenti di depan Halte persis didepan gadis itu lalu seorang dari mereka turun dari motor nya dengan mengenakan jaket berwarna hitam dan helm full face sambil berjalan membuka dan helmnya kemudian dia mendatangi tempat gadis itu duduk, spontan gadis berdiri seperti ia sangat familiar dengan lelaki yang sedang menghampiri berjalan kearahnya.

"Shactzi," panggil Djanu kepada gadis itu dengan suara yang khas nyaman didengar. "Ini abang," sambungnya. "Kok kamu bisa disini, lagi nunggu bus datang ya?"

Gadis itu terkejut. Bagaimana mungkin Kakak nya itu berada di jalan raya sesepi ini? Ini jauh sekali dari tempat tinggal mereka. Dan sangat jauh dari tempat biasa Djanu berkumpul bersama teman se-geng nya sepengetahuan gadis itu, karena Djanu selalu bercerita tentang kegiatan kesehariannya entah itu saat berada di Kampus atau pun saat bermain dengan teman tongkrongan dan teman kost nya.

"Nama aku bukan Shactzi, Abang." Ucapnya dengan mimik wajah yang sedikit kesal.

Djanu tersenyum, dia sangat senang jika membuat adik kecilnya ini kesal. "Yaudah, kamu kenapa ada disini, Elin. Kamu udah bilang ke Kakak? Sejak kapan kamu pergi ngga izin?" Kata Djanu kepada sang adik, ada nada khawatir dari ucapannya.

 Kamu udah bilang ke Kakak? Sejak kapan kamu pergi ngga izin?" Kata Djanu kepada sang adik, ada nada khawatir dari ucapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Elin Lucifera Valeria
16 March 2007

Elin terdiam lalu dia menatap Djanu yang berada dihadapannya. dengan tertunduk dan suara yang lembut pelan karena merasa bersalah gadis itu menjawab sambil menyeringai. "Lupa." Jawabnya dengan singkat.

Djanu menepuk pelan dahinya sendiri, cukup frustasi menghadapi adik perempuan satu-satunya ini. "Pulang yuk, Abang anterin." Sambil memberikan jas hujan untuk Elin.

Mengapa Harus Hujan [BERSAMBUNG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang