Episode 5 || N's Cafe

47 28 1
                                    

Gelapnya malam tidak bisa menghalangi keindahan sang bulan purnama, ia tampak mengeluarkan sinar cahaya begitu indah serta jangan lupakan si bintang gemintang yang selalu ada bersama bulan. Elin sedang memperhatikan rasi bintang di temani oleh seekor landak yang telah ia beri nama Tora, memiliki arti badai karena Elin menemukannya saat hujan badai. Asli nama Tora sebenarnya Thora tapi, dia memplesetkan nya menjadi Tora. Hewan mungil yang sendari tadi tidur di atas kasur berwarna biru langit bercorak abstrak.

Gadis itu masih menatap langit yang indah membayangkan hari itu tiba, hari yang benar-benar dia tunggu. Bertahun-tahun lamanya, hari demi hari, menit demi menit, jutaan detik ia lewati dengan ikhlas, berharap saat hari itu tiba semesta bisa mengizinkan dia untuk bahagia. Dunia adil, semesta adil, pikirnya dengan begitu naif. Kehilangan ribuan harsa tidak akan bisa menjatuhkan mimpinya yang begitu besar.

Lamunannya seketika buyar oleh nada dering dari ponsel miliknya, siapa yang menelepon malam hari begitu? Elin dengan malas beranjak dari kasur menuju meja belajar untuk mengambil ponsel yang sedang di isi daya baterai, tertera di layar benda pipih dengan tulisan 'Para Pejuang Tiket Konser' itu sebuah nama dari grup chat yang berisi sahabat dekat Elin atau di zaman ini sering kali disebut Circle. Ternyata itu bukan telepon biasa tapi, video call. Elin menggeser tombol berwarna hijau, lalu di layar ponsel muncul wajahnya dan wajah sahabat-sahabat Elin.

"Main yuk besok!" Kata seorang gadis yang mengenakan baju piyama dan memakai bando berwarna senada dengan bajunya.

"Main yuk besok!" Kata seorang gadis yang mengenakan baju piyama dan memakai bando berwarna senada dengan bajunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jenaya Arshinta Kaia
13 December 2007

"Kebiasaan si Jenaya mah, mendadak mulu." Sambar seorang laki-laki bernama Navada yang berada di dapur, sering kali dipanggil dengan sebutan Nava.

Navada Kiel Gianna1 July 2007

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Navada Kiel Gianna
1 July 2007

Elin yang mengangguk menyetujui perkataan sahabat nya itu.

"Mendadak lebih baik daripada di rencanain terus akhirnya wancana doang." Sindir Jenaya kepada Navada.

Elin dan satu lagi sahabat perempuannya tertawa meledek, Navada memasang wajah juteknya.

Mengapa Harus Hujan [BERSAMBUNG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang