1.prolog🍁

55 5 2
                                    

●○●○●○●○


Gadis kecil yang tengah bermain boneka di dalam kamar nya dengan beberapa mainan yang lain, dia tampak bergembira bermain sendirian sambil menunggu ayahnya pulang dari bekerja. Gadis kecil itu tinggal sendirian, gadis kecil yang pemberani dan jiga sangat pintar. Setelah ibundanya meninggal dia banyak berubah, dari awalnya sangat manja perlahan menjadi  sedikit mandiri. Ya kecuali dengan ayahnya, dia akan sangat manja. Namanya juga anak kecil, ya pastinya manja.

Langit sudah berubah menjadi warna jingga, tapi ayahnya tak juga kembali. Hazel kecil jadi takut.

" Hazel! " Terdengar suara pria yang memanggil nya, itu pasti sang ayah. Hazel membawa satu boneka kelinci kesayangannya dan berlari ke sumber suara yang memanggilnya tadi.

"Papa! " Gadis dengan rambut hitam berkilau dengan mata indahnya yang berwarna Hazel itu sudah sampai di hadapan ayahnya. Dia memeluk kaki panjang ayahnya. " Papa pulangnya lama! "

"Maaf " Hanya kata itu yang terucap di bibir sang ayah " Oh ya, ini kenalin temen papa, Hazel panggilnya om Reno aja ya"

"Teman? " Seketika Hazel bersembunyi di balik kaki ayahnya, dia tidak terbiasa bertemu dengan orang asing. Dia merasa takut. " Jangan takut Hazel, om ga gigit kok" Sahut Reno yang paham dengan keadaan Hazel yang takut padanya.

" Om kenalin kamu sama anak om ya? Ini namanya Zagara, kamu bisa panggil Zaga atau Gara juga boleh. " Anak Laki-laki yang di samping Reno berjalan maju mendekati Hazel. Dia mengulurkan tangannya mengajak gadis yang bersembunyi di balik kaki sang ayah berkenalan.

"Hai, aku Gara. Kamu siapa? "

Hazel mendongak ke atas melihat ayahnya, Kevan mengganggukan kepala. Hazel membalas jabatan tangan itu. " Aku Hazel " Lirih nya seperti berbisik.

"Apa? "

"Hazel " Suara Hazel terlalu kecil hingga Zagara tidak mendengar apapun.

"Oh kamu enjel? "

" Nama aku Hazel! Kamu ga denger! " Semburnya tiba-tiba.

"Kamu ngomong nya pelan banget, aku ga denger. Sekalinya ngomong keras langsung di sembur kayak gini, akunya terkejut. "

" Kamu aja yang budeg! "

" Kenapa nyalahin aku? Kan aku cuma nanya nama kamu "

Hazel menghentakkan kaki nya dan pergi dari sana. "Kamu marah sama aku? Maaf" Zagara segera menyusul Hazel dan segera membujuknya.

●○●○●○●○

"Hai Liam, kamu kenapa sendirian disini? " Gadis kecil yang berponi dengan dengan bandana merah muda serta rambut hitam panjangnya menghampiri sosok anak kecil yang termenung dan juga sendirian. " Kamu ga main? "

" Mereka ga mau main sama aku " Liam mencoret tanah dengan sebuah lidi mengambarkan sesuatu. " Mereka bilang, deketan sama aku cuma bikin kesialan aja. "

"En kok, aku deket sama kamu gapapa tuh. Mereka aja yang lebay. "

"Kamu pergi aja main kesana, aku mau disini sendirian" Tampaknya Liam kecil tengah di jauhi oleh mereka, jahat sekali menjauhi anak sebaik Liam. Padahal Liam adalah anak yang baik, dia patuh, dan juga asik, mengapa mereka begitu jahat hingga menghasut yang lain agar semua menjauhinya.

" Azela jangan mau main sama dia"

"Iya, emangnya kamu mau deketan sama bangkai kayak dia? Aku sih ga mau, kita beda derajat. Kita vampire sepenuhnya sedangkan dia jadi-jadian, haha" Mereka tampak tertawa disana

" Dia itu kayak serigala aja, vampire jadi-jadian. Dia juga lemah. " Sebuah pasir mereka lemparkan kepada Liam, karna Azela yang berdekatan dengannya jadi terkena.

" Dia ga punya kekuatan apapun, dasar lemah! "

Mereka semua menyoraki Liam disertai lemparan pasir mereka. Bahkan tak hanya pasir, tanah, bahkan kerikil kecil juga di lempar oleh mereka.

"Jangan macam-macam kalian! Berhenti! " Azela melentangkan kedua tangannya mengahalang lemparan mereka. Dia jadikan dirinya tameng untuk Liam kecil tak mampu membalas. " Setidaknya dia ga biasakan kayak kalian! "

"Lihat, pacarnya bahkan kebih berani dari nya. Dia manfaatkan teman ceweknya aga r dia terlindungi"

Tangan terkenal kuat, tampaknya mereka tengah menguji kesabaran nya.

" Vampire lemah! "

" Siapa yang kalian sebut lemah ha? " Liam maju menghadap mereka yang merendahkan nya dan memberikan pukulan. Mata yang semula berwarna hitam pekat kini berubah berwarna merah.

Di saat Liam tengah memberi pelajaran pada nereka, Azela sibuk memisahkan Liam dan juga lawannya. Dari kejauhan sana anak dia anak kecil memperhatikan aksi mereka, mereka tampak tak bertebaran satu smaa lain. Mereka sibuk melihat Liam kecil yang memukuli lawan sebaya nya.

Dua anak kecil itu tak lain adalah Seon, dan juga Kaiden.

" Dia Liam? "

"Pikir sendiri " Seon pergi begitu saja menghampiri Liam disana dan meninggalkan Kai sendirian. Kakak kandungnya mengacuhkan nya lagi, sampai kapan mereka seoeerti ini? " Abang benci sama Kai? "

●○●○●○●○

 

Last LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang