10. saudara adobsi🍁

10 0 0
                                    

Happy reading pren







🌈🎥

●○●○●○●○

Lili: Zel, gue ga bisa antar lo pulang. Pulang sendiri gapapa kan? Gue ada rapat mendadak

Hazel tengah membaca suatu pesan yang di kirim oleh Liam. Dirinya tengah terduduk di halte bersebrangan dengan sekolahnya menunggu jemputan. Temannya yang bernama Zee mengatakan kalau hari ini ada rapat, jadi dia sudah tau Liam tak akan bisa menggantarnya.

Setelah membalas pesan itu dia kembali memasukkan benda pipih itu ke dalam tas nya, dia menunggu seseorang yang akan menjemputnya. Angin kencang,Hazel rasakan, angin itu berhasil membuat rambut pirang nya bergerak dengan indah. Rambut yang tadi pagi terkadang rapi kini sudah tergerai indah.

Dia sudah seperti malaikat dengan rambut tergerai yang di goyangkan oleh angin. Dari kaca sekolah sana Liam melihat Hazel yang terduduk di sana dengan kecantikannya. Dia sudah seperti bidadari, kecantikannya tidak ada yang bisa menandinggi. Liam tersenyum tipis melihat itu. "Woi, lo niat ngajak rapat kagak sih? Kalau iya cepetan gue mau pulang. Lama amat liatin Hazel mulu, iya tau dia cantik kayak gue" Zee dengan pedenya membandingkan dirinya yang serpihan kerupuk dengan serpihan permata.

"Bacot lo, orang gue liat pakek mata gue sendiri bukan mata lo" Balas Liam

"Anak-anak udah ngumpul, buruan. Gue ada kencan dengan kasur nanti malam ama guling" Gadis itu mencubit pinggang Liam yang tak berpaling dari Hazel di bawah sana, sehingga Liam merasa nyeri di bagian pinggang. "Kasar amat lo kayak ibu kos"

"Cewek selembut ini di bilang kasar" Zee kembali mencubitnya, kali ini di bagian perut nya yang gemoy.

Liam tak tinggal diam, dia menjewer telinga Zee hingga Zee meringis minta di lepas karna sakit. "Sakit tau! "

Tanpa aba-aba lagi, Liam merangkul leher gadis itu dan menyeretnya pergi ke ruangan rapat. Kini kepala Zee terhimpit di keteknya. Sungguh kejam.

●○●○●○●○

"Jadi ini sekolah? Waw, besar juga ya"

Hazel yang tengah menunggu di halte bis memfokuskan pandangan ke arah seorang gadis cantik yang berada di pagar sekolah. Terlihat gadis itu tengah mengamati gadung SMA ANTARIKSA yang besar dan juga luas. "Pengen sekolah jadi nya"

Wajah gadis itu terlihat murung, di tambah lagi bibir nya yang merah muda berkilau itu terlihat manyun. "Hei! " Entah dorongan dari mana Hazel menyapa gadis itu.

Dia mengisyaratkan ke tempatnya dengan kedua tangan itu. "Sini! "

Azela tampak kebingungan dengan sikap Hazel yang menyuruh ke tempatnya. Apa dia membuat masalah sampai Hazel menegurnya? Memerhatikan sekitar apakah ada mobil yang lewat Azela dengan hati-hati menyebrang ke halte itu. "Lo manggil gue? "

"Iya, sini duduk" Perintahnya yang terdengar ramah.

Azela menuruti, dia duduk di samping Hazel.

"Lo ngapain tadi? "

"Liat sekolah itu" Azela menggunakan telunjuknya mengarah ke arah gedung sekolah. "Sekolahnya besar "

Last LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang