24. kepala manusia? 🍁

5 2 0
                                    

Happy Reading pren







🌈🎥




●○●○●○●○

Hari semakin larut, suara burung hantu terdengar jelas ditelinga Hazel yang mencoba untuk tidur. Ini sudah tengah malam dan Hazel tidak kunjung menutup mata, ada apa dengan dirinya? Kenapa susah tidur seperti ini. Hazel gelisah, dia menutup wajah nya dengan selimut berharap bisa tidur dengan nyenyak, namun tetap sama. Dia menghadap ke arah kanan di mana di sampingnya sudah ada Zee yang tertidur pulas dengan selimut pemberian Kai.

Ini menjadi salah satu yang membuatanya tak bisa tertidur, aroma parfum dari selimut Kai sangat menyengat hingga membuatnya ingin muntah. Hazel sangat tidak suka wewangian seperti parfum, dia selalu merasa tak nyaman ketika berada di dekat aroma harum. Ya, mungkin parfum yang tak terlalu banyak bisa dia atasi, tapi ini terlalu banyak hingga menyusuk rongga pernapasan nya. Memang sedikit aneh karna tak menyukai parfum.

"Zee? Lo udah tidur ya? Gue nggak bisa tidur temenin " Tegur Hazel.

Namun Zee dengan entengnya memeluk nya seperti guling. Segera Hazel menyingkirkan tangan yang memeluknya. " Alletha sama Azela tidur nggak ya? "

Di dalam tenda hanya muat dua orang.  Alletha dan Azela satu tenda. Sedangkan Hazel dan Zee satu tenda bersama "Nggak bisa tidur! Ayo dong tidur, pejamin mata lo, Zel"

Hazel kembali menutup matanya berharap bisa terlelap. Namun, suara burung hantu membuat suasana semakin menakutkan.

Baiklah, Hazel sebisa mungkin tidak menghiraukan suara itu. Toh, hanya suara burung yang terjaga di malam hari. Tak ada yang perlu di takutkan, dia rasa.

Tak lama terdengar suara langkah kaki yang terdengar sangat pelan melangkah di sertai suara lagu anak-anak yang sangat menakutkan baginya. Itu adalah lagu yang berhasil membuatnya trauma dulu, dia sangat membenci lagu itu, lagu itu terlalu menakutkan hingga membuatnya menangis setiap kali mendengarkan nya.

"La-lagu itu? Enggak! Jangan di putar lagunya! Jangan! " Hazel menyumbat telinganya supaya nyanyian menakutkan itu tak lagi dia dengar

Twinkle Twinkle, Little Star

How I wonder what you ar

Up above the world so high

Like a diamond in the sky

"Jangan di putar lagu nya pa.... Jangan di putar " Hazel menukar posisi nya menjadi duduk sambil menutup kedua telinganya berharap tak lagi mendengar kan. Perlahan air matanya berjatuhan deras dengan lirihan kata untuk memberhentikan lagi itu. " Papa jangan.... "

"Mama.... Jangan pergi ma.... "

" Mama suka lagu ini, Zel. Lagunya adem tau, meskipun lagu anak-anak. " Naya memutar sebuah lagu anak-anak dan menunjukkannya kepada sang anak berapa indahnya lagu itu. "Iya ma, Hazel juga suka" Anak berumur tujuh tahun itu tersenyum dan menikmati setiap molody yang indah

"Sering dengerin aja, lagu ini kesukaan mama"

"Oke mah, ini bakalan jadi kesukaan Hazel juga"

Twinkle Twinkle Little Star

How I wonder what you are!

Twinkle Twinkle, Little Star

"Gue nggak suka! Berhenti! Berhenti sekarang gue nggak suka sama lagu itu! STOP! " Hazel menangis di iringi lagu indah yang entah dari mana datang, dia tak ingin mendengar lagu itu. Dia tidak ingin mendengar lagu itu, siapapun tolong hentikan! " Berhenti... Gue nggak suka! "

Last LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang