9. bebas🍁

6 0 0
                                    

Happy Reading🎥



●○●○●○●○

"Azela"

Terdengar suara teguran yang masuk ke dalam telinga Azela. Gadis yang tengah memainkan debu lantai itu melihat ke sekitar. Tak ada siapapun disana. "Iya? " Azela terdengar menyahut teguran itu.

"Kenapa manggil? " Sekali lagi gadis itu bertanya, namun hanya keheninggan yang dia dapatkan. Azela kembali memainkan debu itu. "Azela"

Seseorang berdiri di depannya dan menutupi cahaya lampu yang menerangi penjara itu. Azela mendonggak kepala ke atas melihat sosok yang ada di depannya.

Azela refleks membungkam mulutnya dengan kedua tangan, dia berkedip beberapa kali untuk memastikan dia tidak salah lihat. "E-elo? "

Seseorang berjubah merah itu menyunggingkan senyum smirk. "Apa kabar? "

Clek

Pintu penjara itu terbuka

●○●○●○●○

"Loh kok disini? Kenapa ga langsung ke kelas aja? " Tanya seorang gadis berkepang dua dengan jepitan di ujung kepangnya. Mata Hazelnya yang indah dan juga rambut pirang itu menambah aura Belanda nya. Jika biasanya hanya di wajah saja kini di auranya nya. "Gue tanya itu di jawab "

Liam hanya tersenyum manis, dia menarik kursi dari meja lain dan mendekatkannya di di samping sang pacar. Terlihat Liam tengah membuka resleting tasnya dan mengeluarkan sebuah wadah tupperware.
"Kata om kevan lo belum sarapan karna buru-buru ke sekolah, padahal kan masih pagi"

Kalau tidak ada urusan ya Hazel tidak Ingin pergi pagi, lantaran ada tugas dari guru yang belum terselesaikan. Jadi, dia datang pagi agar bisa mengerjakannya. "Papa bilang? "

"Iya tadi telpon, dia bilang. Li, anak om di kasih makan tadi ga sempet sarapan, kalau ga mau nikahin aja dia. Itu katanya" Liam berbicara melenceng. "Noh makan, tinggal masukin tuh roti ke perut aja ribet banget"

"Kalau ga mau gimana? "

"Gue nikahin lo, malamnya gue wleo-wleo"

Kata yang sungguh indah, saking indahnya Hazel memukul kepala Liam menggunakan buku yang ada di depannya. Cowok itu meringis kesakitan sambil memenangi kepala nya yang terasa sakit dan pusing. "Cewek ga boleh kasar loh, belum juga gue nikahin"

"Nikah bapak lo ha! " Sarkasnya

"Yaudah habisin tuh roti isi nya, gue sempetin diri tadi bikin"

Tak mendengarkan berapa kali Liam meminta Hazel untuk memakan sarapan yang dia bawa khusus untuknya, dia masih menulis di buku catatan itu. Inilah Hazel, jika perempuan lain sibuk jajan dan juga sibuk makan dia malah sebaliknya. Dia makan ketika dia lapar saja, kalau tidak dia tak akan menyentuh makanan sedikit pun. Perutnya seharian di isi oleh air saja

Jika tidak diawasi oleh Kevan atau Liam dia tak akan mau makan. "Ga mau ah, belum lapar juga"

" Kalau nunggu lo lapar ga bakal makan lo seharian, emang nih anak harus terus di pantau nih"

Baiklah, Hazel meletakkan pena itu di atas buku dan meraih tupperware yang berisi roti buatan Liam. Entah mengapa setelah melihatnya Hazel merasa lapar, nafsu makannya jadi ada hanya karna memperhatikan roti itu. Perlahan tanganya mengambil dan memasukkan ke dalam mulut, megunyahnya pelan dan merasakan  surga yang ada di mulutnya. "Enak, kayak biasa"

Last LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang