26. masakan kematian 🍁

8 1 1
                                    

Happy Reading pren







🌈🎥

●○●○●○●

Tak terasa sudah tiga hari mereka menetap di perkemahan ini, semenjak malam itu Hazel tak pernah lagi melihat hal yang aneh. Dia juga sudah mulai membaik dan juga segar bugar setelah mengikuti aktifitas dan juga keseruan di perkemahan ini. Memang sangat menyenangkan, meskipun Hazel tak terlalu ahli berbaur dengan alam tapi ini akan menjadi pengalaman nya.

Dia berusaha melupakan kepala manusia itu dipikirannya. Mungkin yang di katakan Dara waktu itu memang benar, itu hanya lah halusinasinya karna dia sedang sakit. Penglihatan orang sakit berbagai macam.

Kalau di ingat lucu juga.

Setelah malam itu, dia tidur lebih awal dari biasanya, takut jika tidak bisa tidur. Dia berusaha untuk menyibukkan diri agar tak lagi termenung, dia harus lupa.

Lupakan dan kembali seperti sediakala

Malam ini, adalah kunjungan orang tua. Bagi orang tua yang ingin mengunjungi anak nya di perkemahan, sekolah menyediakan alat transportasi yaitu bis agar lebih memudahkan. Orang tua hanya boleh datang satu saja yaitu antara ibu, atau ayah. Tidak boleh keduanya.

Jika ingin satu keluarga yang menjengguk silahkan pergi sendiri dengan alat transportasi masing-masing. Hazel begitu bersemangat karna dia sudah merindukan sang ayah. Dia berencana ingin membuat sesuatu yaitu mie instan. Jangan salah, dia tidak mungkin membuat brownies, spagetti atau samacamnya di tengah hutan seperti ini, bahan masakan yang terbatas, dan juga alat yang tak mencukupi pastinya susah. Jadi dia memutuskan untuk memasak mie instan saja pakai telur ceplok. Ayahnya akan menyukai nya meski itu hanya mie dan telur. Yang terpenting dia memasak dengan rasa cinta.

Dia sengaja membuat dua, satu untuk ayahnya dan satu untuk Liam. Boyfriend juga butuh asupan, dari tadi siang dia terlalu sibuk hingga melupakan makan siang. Liam akan menyukai mie instan special pakai telur ceplok. Sekali lagi, jangan nilai dari penampilan, nilai lah dari rasa. Karna lidah tak bisa berbohong.

"Tada.... Mie special pakai telur ceplok udah siap. Silahkan coba" Semua teman yang ada di sana sontak melirik kepada Hazel yang menyuruh Liam mencoba masakannya. Mati sudah, Hazel memasak. "let's try" Titahnya.

"Bi-bikin sendiri? "

Hazel dengan semangat menggangguk. "Nanti aja makan nya"

"Sekarang! Lo nggak makan dari siang tadi, mau sakit lo? "

Rupa mie itu terlihat megerikan, belum lagu telur ceploknya yang terlihat kehitaman saking gosongnya. Liam melirik ke arah temannya seperti meminta bantuan. Alletha dan Zee memberi sinyal dengan menggelengkan kepala dan juga tangan yang tersilang di depan dada. Mereka berbicara namun tak bersuara, Liam bisa mengerti dari pergerakan mulut itu.

"Jangan dimakan, lo bisa mati"  Seperti itu menurut indra penglihatan dan firasat.

Tak ingin membuat kecewa akhirnya Liam berangan-angan untuk memakan mie itu. Dia sudah tau kalau Hazel tak pandai memasak, dia sebagai lelaki harus menghargainya. Siapapun akan dia makan asalkan masakan Hazel, meski kelihatannya aneh-aneh.

"How? Is it delicious or not?"

Satu suapan masuk ke dalam mulutnya. Susah payah Liam menelan mie itu, rasa apa ini? Asin, benar-benar asin. Orang gila mana yang masak mie pakai garam? "Wah, agak laen ya rasanya, kayak lebih enak gitu, cocok lah, gue kan pencinta asin. very delicious"

Last LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang