01. Si Bungsu Kim

1.3K 152 57
                                    

Dengan agak sempoyongan, Jaeyun memaksakan kakinya untuk melangkah menuruni anak tangga dari kamar sewanya yang terletak di lantai dua. Kepalanya terasa berat, kerongkongannya terasa kering, sementara tubuhnya benar-benar terasa begitu lemas saat dia terbangun pagi ini. Tapi, ini memang salah dirinya sendiri, kenapa bisa-bisanya dia minum bir begitu banyak semalam. Itu pun masih untung, karena ia tidak benar-benar sampai kehilangan kesadaran. 

Langkahnya terhenti di depan bagian kotak surat yang berada di lantai dasar. Alisnya mengerut mendapati sebuah kotak berwarna putih yang dihiasi dengan sebuah pita berwarna biru muda itu terselip di lubang kotak surat miliknya. Mulutnya sedikit terbuka, kala tangannya menarik kotak itu keluar, sepucuk surat yang ikut terselip di dalamnya juga ikut terjatuh. Sambil menguap, ia membungkuk, meraih sepucuk surat yang kini berada di dekat kakinya. Lalu tanpa berpikir panjang, ia lantas membawa keduanya tanpa berniat kembali ke atas terlebih dahulu. Terlalu malas. Sementara dirinya sudah terlalu butuh air dan obat pengar sekarang. 

Kakinya segera menuju ke bagian air minum begitu sesampainya ia di toko kelontong yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya. Sementara kotak dan juga surat yang tadi diambilnya dari kotak surat, sudah terlebih dahulu ia taruh di meja yang tersedia di depan toko kelontong. Tangannya mengambil dua botol besar air mineral dan segera membawanya ke meja kasir. 

Tangannya menaruh salah satu botol besar air mineral ke atas meja kasir, sementara satu botolnya lagi masih berada di tangannya. Ia hendak membuka tutup botol yang ada di tangannya, namun, gerakan tangannya terhenti saat melihat berita dari televisi yang menyala di belakang sang Ibu pemilik toko. Matanya secara refleks menyipit sementara kedua alisnya mengernyit menatap siaran yang tengah berputar di layar kaca.

Kim Jennie dan Kim Jisoo Akan Menikah, keduanya sudah menjalin hubungan selama dua tahun.

"Tapi, kenapa, ya? Kim Jennie yang Alpha, kok, justru milih pasangan seorang Beta kaya Kim Jisoo? Bukannya, dia bisa dapetin Omega yang dari keluarga terpandang?"

Mendengar komentar dari Ibu pemilik toko justru membuat Jaeyun meringis mendengarnya. "Itu karena keluarga Kim tidak menerima Omega," ingin sekali Jaeyun mengatakan hal itu dengan lantang―namun tentu saja, dia mana berani. Bisa-bisa kalau ketahuan, dia bisa benar-benar dibunuh oleh sosok yang seharusnya ia panggil Ayah itu. Jika ditanya pun, Jaeyun juga ingin tahu kenapa Ayahnya itu membenci Omega dan memperlakukan Omega seperti orang buangan. Sampai sekarang pun, dia tidak mengerti kenapa juga Ayahnya menikah dengan Ibunya yang seorang Beta. Atau mengapa Ayahnya marah pada dirinya hanya karena ia tercatat sebagai seorang Omega―dan memaksanya melakukan perkawinan itu. 

Namun, alih-alih memberikan tanggapan pada komentar sang Ibu pemilik toko, ia hanya melemparkan tawa kikuk sambil menyerahkan uangnya. Lalu segera menerima uang kembalian dan membawa dua botol besar air mineral ke meja tempat di mana ia  menaruh barang bawaannya tadi. 

Tangannya segera membuka botol minum saat ia sudah menaruh bokongnya di salah satu kursi. Dan menenggak airnya dengan rakus. Kerongkongannya benar-benar sudah terasa kering dan juga demi menurunkan emosinya yang sempat naik tadi. Jujur saja, melihat berita sang Kakak menikah dari televisi dan tidak secara langsung benar-benar membuat Jaeyun merasa marah dan juga sedih secara bersamaan. Bagaimana bisa, wanita Alpha yang satu-satunya bisa ia percaya di dunia itu tidak memberitahu apapun tentang pernikahannya―terlebih ternyata pernikahan mereka akan dilangsungkan hari ini? 

Jaeyun tertawa miris. Jangan-jangan dirinya pun memang sudah tidak dianggap juga, ya, oleh Kakaknya itu? 

Ah, dia pasti hanya jadi beban untuk Kakaknya, makanya untuk memberitahu hari bahagia padanya pun Alpha itu enggan. 

Dia nyaris menangis kalau saja telepon pintarnya tidak berdering dengan suara yang nyaring sekarang. Tangannya segera mengeluarkan ponsel pintar miliknya dari saku jaket yang dikenakan. Bibirnya dengan refleks manyun saat melihat nama si Sulung terpajang di layarnya kini.

Heart Bloom [SungJake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang