14. Aneh

999 120 55
                                    

"Katanya, nggak pernah ketemu, tapi, kok, kemarin Direktur Park ke sini, beliau bisa langsung ngeklaim kamu itu miliknya itu gimana?"

Pertanyaan tiba-tiba yang dilemparkan oleh Soonyoung sukses membuat Jaeyun menegang di tempat. Tangannya yang tengah mengiris kubis mendadak terhenti. Dirinya hanya mampu terdiam, merutuk pada sang Alpha atas perkataan yang dilontarkan kemarin.

"Hak milik gue."

Siapa yang tidak akan menaruh curiga dengan perkataan seperti itu? Terlebih Ayah dari Jaewon itu mengatakannya dengan begitu lantang tanpa ada rasa ragu sedikit pun. Dan, Jaeyun pun sudah menduganya. Salah seorang dari juru masak yang juga melihat kejadian kemarin tanpa terkecuali cepat atau lambat pasti akan menanyakan maksud dari sang Direktur itu kemarin. Ia sudah menduganya, tapi tetap saja, saat ditanyai secara tiba-tiba seperti ini, otaknya mendadak macet. Mencari-cari jutaan alasan yang masuk akal untuknya berkilah.

Dia belum siap. Dirinya masih terlalu takut untuk terus terang membicarakan hubungannya dengan Sunghoon selain pada Jongseong ataupun Riki. Kendati ia pun yakin, Soonyoung yang juga seorang Omega ataupun Joohyun yang seorang Alpha sudah pasti mampu mengendus aroma lautan milik sang Direktur yang menempel pada tubuhnya.

Sudut bibir Soonyoung terangkat. Ia melirik pada Jaeyun dengan ekspresi jahil yang sudah terukir di wajah. "Jangan-jangan yang dimaksud dari rumor pacarnya Direktur Park yang lagi heat itu kamu, ya?"

Jaeyun terbatuk cukup keras―tersedak air liurnya sendiri saat mendengar tudingan yang dilemparkan oleh pria yang lebih tua darinya. Pipinya mendadak terasa panas. Matanya hanya melirik sekilas sebelum kembali bergerak hindari kontak mata langsung dengan sepasang arang milik Soonyoung yang masih melirik ke arahnya. Ia lalu menggeleng-gelengkan kepalanya pelan disertai dengan senyuman kikuk yang sudah terukir di wajah.

"Ey, nggak mungkin. Kalo aku yang heat, harusnya aku belum masuk kemarin," sahutnya diikuti dengan kekehan kikuk, tanpa berani sedikit pun menoleh pada sang lawan bicara, sementara tangannya sudah kembali memotong kubis yang sempat terhenti. "Lagian, Direktur Park bisa bilang begitu, kan, soalnya aku kerja di bawah beliau. Karyawannya beliau. Jadi, wajar kalau Direktur Park bilang kalo aku hak miliknya ke orang luar perusahaan."

"Tapi, bukannya Ahn Joonseo itu dijodohin sama Direktur Park? Berarti, dia bukan orang luar perusahaan, dong?"

Mulut Soonyoung yang terbuka hendak menyahuti perkataan Jaeyun dengan cepat kembali terkatup. Pria Omega itu mendongak. Menjatuhkan pandangannya pada rekannya yang berada di depan kompor yang berada jauh di depannya sana dengan kedua alis menukik tidak suka.

Jikalau, Soonyoung dengan jelas tunjukkan raut tidak suka kala nama Ahn Joonseo disebut, Jaeyun justru hanya bisa meringis kecil sementara matanya melirik sejenak pada sang sumber suara sebelum kembali berfokus pada kubis yang ada di depannya.

Seokmin yang merasa diperhatikan lantas menoleh. Menatap Soonyoung dengan kedua alis yang terangkat heran. "Apa? Gue bener, kan?"

"Nggak, lo ngaco!" seru Soonyoung tidak terima diikuti dengan decakan sebal. Kedua alisnya sudah menukik dan matanya menyipit, tunjuk raut tak suka yang begitu kentara. "Direktur Park, kan, bilang, dia nggak setuju. Berarti jelas banget Direktur Park nolak si Penyiar itu, kan? Jadi, ya, si Penyiar jelas nggak ada hubungannya sama perusahaan ini."

"Iya." Jaeyun mengangguk-anggukkan kepalanya setuju, tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun. Tangannya menaruh kubis yang sudah dipotongnya ke dalam baskom, lalu meraih jamur shitake yang ada di hadapannya. "Kemarin Direktur Park bilang sendiri, mereka nggak ada hubungan apa-apa, kok. Murni saling kenal aja, karena kebetulan mereka kuliah di kampus yang sama."

Heart Bloom [SungJake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang