16. Sebelum Badai

672 98 51
                                    

Kini Jaeyun tengah berada di salah satu bilik toilet yang berada di kantor; terletak di lantai dasar, tidak terlalu jauh dari kafetaria berada. Duduk termangu di atas dudukkan toilet dengan sepasang mata yang menatap kosong pada dua garis samar yang terukir di atas tiga benda persegi panjang dengan berbagai macam model berbeda yang ada di tangannya. 

Sejujurnya pun, Jaeyun masih sukar untuk percaya dengan apa yang dilihatnya kini. Kendati ia pun sudah mencobanya dengan tiga testpack yang berbeda dan mendapatkan hasil positif terukir di ketiga benda persegi itu, ataupun rasa curiga dengan berbagai macam gejala yang dialaminya beberapa minggu belakangan ini; rasa mual yang semakin parah, kram perut, hingga dadanya yang terasa nyeri dan juga membengkak, tapi tetap saja, masih benar-benar seperti sesuatu yang mustahil.

Dirinya adalah seorang omega resesif. Di mana seharusnya ia hanya mempunyai kesempatan nyaris nol persen untuk mempunyai keturunan. Bahkan mempunyai Jaewon sendiri saja, sudah terhitung sebagai sebuah keajaiban untuknya. Lalu, kenapa kini dirinya yang seorang resesif bisa kembali positif hamil lagi...?

Jaeyun bukannya tidak merasa bahagia dengan kabar baik di pagi hari seperti ini. Tentu saja, dia bahagia. Dirinya merasa senang. Terlebih Ayah dari anak yang tengah dikandungnya pun adalah Alpha yang sangat disayangnya―dan salah satu Alpha yang bisa dipercayainya selain Kakaknya sendiri. Namun tetap saja, kendati demikian, rasa heran dan juga penasaran kini jauh lebih mendominasi hingga gerogoti isi kepalanya. 

Juga pertanyaan-pertanyaan yang selalu mengusiknya sejak ia lakukan malam panas dengan Alpha lautan itu kembali berputar di kepalanya.

Kenapa saat bersama Sunghoon jadwal heatnya menjadi tidak menentu?;

Kenapa dirinya selalu benar-benar hilang kendali saat heat ketika tengah bersama seorang Park Sunghoon?;

Dan, kenapa ... dirinya yang seorang omega resesif bisa hamil dan mengandung anak Alpha lautan itu?;

Apakah Sunghoon benar-benar soulbondnya hingga semua hal yang mustahil menjadi sesuatu yang mungkin...?

Jaeyun menarik napas dan mengembuskannya perlahan. Memejamkan matanya kuat-kuat sebelum mendongak, menatap pada langit-langit di atas sana. 

Soulbond, ya...?

Soulbond itu lebih terdengar seperti sebuah dongeng, karena sangat langka bahkan nyaris tidak ada―hanya ada sedikit kemungkinan untuk seseorang terlahir dengan soulbond di dunia ini. Dan Jaeyun adalah salah satu dari sekian banyak orang yang nyaris tidak mempercayainya.

Nyaris, karena sejujurnya, Jaeyun tidak percaya. Tapi saat ini, Jaeyun benar-benar sama sekali tidak menemukan jawaban yang tepat atas semua pertanyaan yang berputar di kepalanya selain soulbond

Meski sejujurnya, ada atau tidaknya soulbond itu tidak terlalu penting untuk Jaeyun―dia hanya penasaran dan tidak sepenuhnya mempedulikan itu semua. Baginya, selama Sunghoon selalu berada di sisinya seperti saat ini, itu sudah lebih dari cukup. 

Tapi kini ... bagaimana caranya ia menyampaikan kabar seperti ini pada sang Alpha?

Jaeyun tidak pernah tahu bagaimana caranya memberitahukan hal-hal seperti ini; kabar baik ataupun buruk pada orang lain. Dirinya sudah terlalu terbiasa untuk memendam semuanya sendirian. Bahkan saat mengandung Jaewon dulu pun, dia sama sekali tidak memberitahu siapapun hingga Jennie dan juga Jongseong mengetahuinya sendiri. 

Dan tidak mungkin, kan, kali ini pun, ia tidak memberitahu Sunghoon mengenai kehamilannya...? 

Tok, tok.

Suara ketukan dari pintu bilik toilet yang tengah digunakannya sukses membuat Jaeyun terperanjat. Buyarkan segala macam pikirannya dalam sekejap. 

"Jaeyun...?"

Heart Bloom [SungJake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang