10

4.9K 351 5
                                    

Ramai, hiruk pikuk manusia dengan berbagai aktifitas. Tua, muda, anak anak, laki laki, dan perempuan. Suara riuh tawar menawar, suara keras menjajakan dagangan, bahkan tawa anak bermain juga teriakan penjual meneriaki pencuri. Tak hanya itu, semerbak harum makanan, bunga dan buah juga tercium.

Inilah pelampiasan yang kumaksud. Dan disinilah aku berada, dipasar bersama Dena. Izin? Tidak. Aku pergi diam-diam, bahkan Nolan pun tidak tahu. Ekstrem? Tentu. Inilah yang kubutuhkan saat ini. Mengingat banyaknya pikiran yang terjadi akhir akhir ini, aku butuh pelampiasan ekstrem.

Mengenakan gaun coklat dibawah lutut, surai diikat setengah menggunakan pita, dan sepatu boots coklat. Juga tas selempang maroon dan jubah hijau tua bertudung. Begitupun Dena, gaun biru tua, surai kepang satu, boots coklat dan jubah coklat bertudung. Sederhana, aku tidak ingin terlihat mencolok.

Berangkat naik kereta kuda yang Dena sewa, aku benar benar merasakan pengalaman baru. Dapat menikmati dunia luar untuk pertama kalinya setelah sekian lama aku berada didunia ini. Meski ada insiden dalam perjalanan, tidak menyurutkan semangatku untuk terus menjelajah. Tidak besar, hanya sedikit mabuk perjalanan karena itu kali pertama aku naik kereta kuda.

Tidak buruk, harga yang kubayarkan sepadan dengan pengalaman baru yang kudapat. Meski hanya pasar, disini sangat menakjubkan. Terlihat banyak hal dijual mulai dari pakaian, makanan, buah, bunga, senjata, perhiasan, berbagai macam hiasan, perlengkapan sihir, bahkan ramuan dan racun juga masih banyak lagi. Begitu banyak hingga tak sanggup kesebutkan semua. Intinya sangat banyak.

Menoleh kanan kiri, yang benar benar terlihat seperti anak hilang. Untungnya, ada Dena sebagai pemandu. Awalnya Dena menolak ajakanku, tentu saja khawatir akan keselamatan dan hukuman Tuan Duke. Dengan segala bujuk rayu yang kukeluarkan ditambah sedikit ekspresi melas nan tertekan, Dena langsung luluh. Ya, sudah kukatakan Dena lah yang paling pengertian.

Beranjak dari satu tempat ketempat lain. Mencoba mencicipi aneka makanan yang dijual, entah manis, asin, pedas bahkan asam. Yang paling banyak kubeli adalah manisan. Setelah hari dimana Dena memberiku manisan, seketika itu jadi favoritku. Dan manisan buah lah yang paling kusukai diantara banyaknya manisan. Karena itu pula aku membeli banyak untuk dibawa pulang.

Dena? Tentu mengikuti kemanapun Irish melangkah. Ingin mengatakan lelah, namun ketika melihat binar bahagia dan senyum tulus sang nona dia tidak sanggup. Meski lelah akan dia lakukan apapun itu, selama sang nona bahagia. Tak lupa pula, Irish membelanjakan Dena apa yang dibelinya, karena ini adalah acara jalan jalan berdua. Apa boleh buatkan? Dena tentu tidak bisa menolak apapun keinginan Nona nya.

Hingga sampailah mereka ditoko pernak pernik. Ada banyak dijual gelang, kalung, anting, jepit rambut dan segala pernik yang ada. Semuanya sangat cantik, banyak warna, jenis, dan ukuran. Membuat orang tak bisa menahan godaan untuk tidak membelinya.

"Selamat datang nona-nona! Silahkan pilih yang anda suka." ujar lelaki tua penjual dengan senyum ramahnya.

Tersenyum, akupun membalasnya tak kalah ramah, "Baik." 

Mencoba memilih diantara banyaknya barang cantik bukanlah hal mudah. Sebelumnya memang aku menyukai barang yang terlihat unik dan antik. Perhatianku tertuju pada gelang dengan hiasan batu berwarna hijau cerah yang tampak bersinar terkena pantulan cahaya. Aku mencobanya dan langsung jatuh hati.

Melihat pembeli mencoba gelangnya, lelaki tua tak dapat menahan senyumnya, "Nona, anda terlihat cocok memakainya. Dan gelang itu bukan gelang biasa. Dikatakan, gelang itu peninggalan dari putri ras fairy." terangnya dengan nada lembut dan senyum teduh yang tidak luntur.

"Benarkah?"

Dan lelaki tua itu hanya mengangguk pelan, "Benar. Saya hanya laki-laki tua yang tidak ingin berbohong di akhir usia." ujarnya tanpa terlihat ada kebohongan sedikitpun. Tulus dengan raut wajah tenang.

Part Of MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang