04

76 24 2
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN

~~~MASIH BERDEBAR~~~

••••




••••







"Assalamualaikum Ummi." Rayyan mencium tangan Ummi Nya. "Gimana sekolah?." Tanya Ummi.

"Alhamdulillah Ummi lancar, Rayyan juga sudah dapat teman." Ummi menepuk-nepuk bahu Rayyan seakan bangga pada anaknya itu.

"Dimana Abi, Ummi?"

"Abi tadi pagi keluar kota ada urusan pekerjaan." Rayyan langsung menganggukkan kepalanya.

"Solat Dzuhur dulu sana."

"Iya Ummi."

Rayyan mengambil wudhu, menggunakan baju Koko nya jangan lupakan sarung dan pecinya. Sungguh MasyaAllah sekali.

Setelah selesai solat Rayyan mencari Ummi nya yang sedang membaca Alquran, Rayyan menunggu Ummi selesai mengaji. Saat Ummi selesai Rayyan langsung menghampiri nya.

"Ummi Rayyan ingin bertanya sesuatu." Ummi memandang wajah anaknya tersebut yang sangat mirip dengan Ayahnya.

"Apa?."

"Ummi, Rayyan telah memastikan nya." Rayyan memegangi dadanya, "Dan hati Rayyan tetap berdebar Ummi, Rayyan bahkan merasa sangat ingin memilikinya Ummi."

"Rayyan" Ummi mengelus pundak Rayyan, "Suka itu tidak masalah, setiap manusia ditanami rasa suka. Sekaligus menjadi cobaan dari Allah, Allah mendatangkan Rasa suka kepadamu ingin menguji kamu apakah Kamu akan lebih mencintai nya atau ciptaan nya."

"Iya Ummi Rayyan paham."

"Rayyan ingat kamu memiliki Fatimah sebagai istri di masa depan." Rayyan hanya diam menundukkan kepalanya, tidak tau apa yang ada dalam pikiran hingga raut wajahnya terlihat sedang sangat berfikir keras.

••••




••••

Mahira memasuk kedalam rumah nya yang sunyi dan gelap, ia membuka gorden jendelanya dan sinar cahaya memasuki rumahnya.

Mahira mengambil beberapa mie instan di dalam kardus yang di simpannya di atas meja makan, untuk menghindari tikus yang mungkin saja akan mencuri stok mie nya.

Mahira mulai memasaknya hingga saat matang ia mulai makan, saat Mahira ingin langsung menyantap makanan nya ia ingat dengan kejadian Rayyan yang berdoa dulu sebelum makan.

Mahira mulai membaca doa makan dan memakan makanan nya dengan pelan dan sopan, tidak lagi menyantap nya dengan terburu-buru apalagi kakinya yang dinaikkan keatas kursi, seperti bapak-bapak di warung kopi.

'Weh gila, baru sehari jumpa dia aja udah berubah gini Gue ah.' Mahira membatin.

Mahira melihat ponsel nya yang berdering di atas meja, ia melihat nama seseorang yang menelpon nya "Anjing poodle."

"Ngapain dah si Tama nelpon Gue." Mahira membiarkan nya dan tidak mengangkat ponselnya.

Setelah mati beberapa saat telepon kembali berdering dan begitu terus hingga lima kali. Saat ponselnya berbunyi yang keenam Mahira mengangkat nya.

PILIHANKU or PILIHAN UMMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang