JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN
~~~~RAYYAN JAHI ABIZAR~~~~
••••
•
•
•
•
••••HAPPY READING!
"Assalamualaikum Ummi." Pria itu mencium tangan Umminya yang terlihat masih muda.
"Waalaikumsalam, anak ganteng Ummi kenapa baru sampai?, bukannya seharusnya dari tadi ya."
"Iya Ummi tadi ada sedikit urusan."
"Udah sampai, Nak." Seorang pria dengan janggut panjang nya yang berwarna putih dan hitam keluar dari dalam rumah.
"Assalamualaikum Abi."
"Waalaikumsalam, udah ayok masuk. Ummi Kamu masak banyak karena kamu izin pulang dari pesantren."
Dia membantu Ummi menyiapkan makanan menaruhnya ke meja makan, ini sudah lewat jam makan siang tapi Abi dan Ummi nya menunggu kepulangan nya untuk makan bersama.
Saat makan tidak ada percakapan apapun hingga mereka siap makan bahkan meja makan juga telah di bersihkan.
Mereka bertiga kumpul di meja makan untuk bercerita tentang hal-hal yang di alami, kerinduan telah sampai di ujung hati mereka dan hari ini kerinduan itu telah terobati.
"Kamu pulang berapa hari, Nak?." Tanya Abi.
"Rayyan izin pulang nya cuma dua hari aja Abi."
Rayyan mengetuk-ngetuk jarinya dimeja, Ummi dan Abi yang memahami Rayyan mengetahui bahwa ada yang ingin di bicarakan nya.
"Rayyan, apa ada hal yang ingin kamu bicarakan hingga membuat mu gelisah seperti ini?" Ummi bertanya sambil memegang tangan Rayyan yang duduk di hadapan nya.
"Ummi, Abi, Rayyan ingin pindah ke sekolah umum."
••••
•
•
•
•Kejadian yang dialami Gadis yang bernama Izzani Mahira Qaisara yang kerap di sapa Mahira yang pernah menolong seseorang dari tukang palak telah lewat satu minggu.
Dan Tama yang mengetahui bahwa gadis yang memukul nya waktu itu adalah kakak kelas nya, ia mulai menempeli Mahira dengan alasan 'pukulan membawa cinta.'
"Kak Mahiraaa~" Mahira yang namanya di panggil dengan genit merasakan merinding di seluruh tubuhnya.
" Kak Mahira"
"Kak Mahira."
"Ohh.... Kakak... Mahira..." Mahira yang tidak tahan lagi mendengar namanya yang di panggil dengan nada seperti itu, membalikkan tubuhnya. Menatap Tama yang ada di belakang dengan wajah yang berseri-seri. "Lo panggil Gue kek gitu lagi, Gue hajar Lo."
"Hajar aja kak, Aku ikhlas." Mahira semakin merinding ketika melihat wajah Tama yang memerah dengan ekspresi malu-malu nya.
"Maso, Lo anjir." Mahira lari dengan kencang dan Tama juga berlari mengejar Mahira. mereka manjadi tontonan para siswa-siswi yang ada di lapangan.
Mahira masuk kedalam kelasnya dan langsung menutup pintunya dia menyandarkan tubuhnya ke pintu, memegangi dadanya.
Suara Tama yang memanggil namanya dapat di dengar oleh seluruh teman sekelas. "Lo di kejar-kejar sama Anjing poodle lagi?." Tanya perempuan berambut pendek dengan nama Aqila Putri, Mahira mengangguk kepalanya.
Perempuan yang menjadi sahabat baik nya itu mendekat kearah Mahira yang masih ngos-ngosan akibat berlari.
Aqila melingkarkan lengannya ke pundak Mahira, "Gak mau Lo terima aja tu adek kelas, Dia kan ganteng." Mahira langsung memasang wajah jijik kearah Aqila.
"Eh katanya ada anak baru loh nanti di kelas ini, ganteng lagi." Aqila dan Mahira memandang ke arah meja depan dimana beberapa anak perempuan sedang bergosip.
"Udah kelas tiga masa pindah sih." ucap Aqila yang mendengar gosip dari meja yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri.
Sekolah Mahira adalah sekolah dimana siswinya ada yang memakai hijab ada juga yang tidak memakai meskipun muslim, dan sekolah tidak memiliki aturan dalam hal ini.
Dan Mahira adalah siswi yang tidak menggunakan hijab begitu juga Aqila, bahkan di kelasnya hanya dua orang yang menggunakan hijab.
Salah satu siswi menimpali perkataan siswi tadi, "Iyaloh, terus katanya dia pindahan dari pesantren loh."
"Mahira, emangnya yang dari pesantren bisa gitu pindah?" tanya Aqila. Mahira berjalan menuju kursinya yang berada di paling belakang, dan diikuti oleh Aqila yang merupakan teman sebangku nya. "Mana Gue tau, malah Lo tanya ke Gue."
Mahira duduk di kursi begitu juga Aqila, "Iyah sih salah Gue nanya sama Elu."
Pintu kelas dibuka dan pak guru masuk bersama seorang pria dengan wajah yang begitu rupawan, Mahira memandangi wajah pria itu ia merasa pernah melihat wajahnya di suatu tempat.
"Mahira, Mahira." Aqila menyenggol Mahira dengan sikunya. "Ganteng banget."
Mahira masih berfikir dimana ia melihat wajah yang tampan begitu, ia yakin tidak banyak wajah yang begitu tampan yang dapat ia lihat dalam hidup nya, "Apa dia pernah ku lihat di tv ya?."
"Ah Aku ingat dia yang waktu itu." Mahira menyenggol Aqila. "Qil oh qil." Tidak mendapatkan respon dari Aqila, Mahira menatap ke arah Aqila yang tersenyum-senyum sendiri.
'Udah gila ni anak.'
"Baiklah anak-anak dengan masa depan suram eh maksud Bapak masa depan sukses kalian kedatangan teman baru, akrab-akrab ya." Semua siswa bersorak-sorai dengan gembira.
"Wahh gila ganteng banget." Itulah kata-kata yang di ulang-ulang untuk di teriaki.
"Diam tenang-tenang!." Semuanya diam setelah di tenangkan oleh Pak Bejo.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam!." Jawab semua nya dengan serentak.
"Nama Saya Rayyan Jahi Abizar, panggil saja Saya Rayyan."
"Wahh namamu seindah wajahmu."
"Gila woi gila."
"Kelas kita bakalan populer nih."
Begitulah teriakan-teriakan para murid perempuan yang langsung di sinisin oleh murid lelaki.
Pak Bejo menyuruh Rayyan duduk di kursi paling depan yang kebetulan ada yang kosong.
Rayyan menyapa teman sebangku nya, "Assalamualaikum."
Teman sebangku nya tersenyum ke arahnya, "Pagi Rayyan, Aku Johanes."
KAMU SEDANG MEMBACA
PILIHANKU or PILIHAN UMMI
Teen FictionKatanya Santri harus nikah dengan Santriwati, lantas bagaimanakah dengan Mahira yang bukan Santriwati jatuh cinta dengan Seorang Santri. Tunggu? Dia juga suka Aku? "Saya bersumpah demi Allah, kau adalah wanita yang akan Saya nikahi. Jika tidak denga...