JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN
~~~TANGAN KAMU TERLALU CANTIK UNTUK MEMUKUL~~~
••••
•
•
•
•
••••Mahira memarkirkan sepeda nya ke parkiran sepeda, Mahira menatap seseorang yang baru melepaskan helm nya yang berada di parkiran motor yang tepat berada di depan parkiran sepeda.
"Assalamualaikum, Rayyan."
"Waalaikumsalam, selamat pagi Mahira." Mahira tersenyum ke arah Rayyan yang memandang nya sekilas.
Mahira mengeluarkan obat oles pemberian yang di berikan oleh Rayyan dari dalam tasnya. "Makasih ya, manjur banget obatnya . Wajah ku juga enggak membengkak Aku mengikuti saran mu untuk di kompres."
"Alhamdulillah. Jangan berantem-berantem lagi." Rayyan mengambil obatnya.
Mereka berjalan bersama menuju kelas.
"Tenang aja, Gue ini kuat kalau luka pun gak bakalan seberapa."
Rayan tersenyum, "Saya khawatir dengan lawan mu, nanti sampai tidak bangkit seperti lelaki di hari itu."
Mahira tertawa dan ingin menepuk bahu Rayyan, kebiasaan Mahira yang tidak bisa hilang. Namun, tiba-tiba dia tersadar dan tangannya berhenti di jalan, berhenti sebelum mendarat di bahu Rayyan.
"Dan juga." Rayyan melanjutkan perkataannya, "Tangan kamu terlalu cantik untuk memukul seseorang, nanti orang-orang yang iri kepada mu menangis karena kamu tidak sayang dengan wajah cantikmu. Sedangkan, mereka meng iri kan wajah yang kamu punya."
Mahira menatap Rayyan yang berjalan di sebelah nya, dia harus mendongakkan kepalanya untuk menatap nya. Mahira menatap Rayyan yang pandangan lurus ke depan. Ia melihat tahi lalat di bawah mata Rayyan benar-benar cantik.
"Jangan terlalu lama memandangi Saya, nanti jatuh cinta."
Mahira hanya diam tidak merespon perkataan Rayyan bukan karena dia tidak ingin menjawab, tapi hatinya berdebar sangat kencang hingga mulut nya tidak dapat mengeluarkan satu kata pun.
Salah satu murid perempuan berlari ke arah Mahira, "Hira, beberapa murid kelas kita berantem sama kelas D di lapangan belakang."
"Kenapa, masalah apa, siapa yang berantem?."
"Si Ucok, Munthe, sama Weni."
"Lah si Ucok lakik sendiri."
"Iya jadi tuh beberapa anak kelas D menghina si Ucok terus Munthe sama Weni nge belain si Ucok. Eh malah jadi berantem antar kelas."
Mahira melemparkan tasnya ke Rayyan. "Titip tas ke kelas ya." Mahira langsung berlari bersama Fitri teman sekelas nya.
Mahira melihat keadaan yang sudah kacau kedua kelas sudah saling melempar ejekan. Kelas Mahira hanya ada 23 orang dengan 9 laki-laki dan selebihnya perempuan.
"Kalian yang mulai jadi kalian harus minta maaf sama Ucok, kalau tidak mari adu jotos!" Ucap Munthe.
"Kenapa Kami harus minta maaf, kan yang kami omongin bener kalau Ucok itu jelek bau bawang." Teriak salah satu murid dari kelas D.
"Bener itu kalian juga sering ejek Ucok kan."
"Eh kalian kutu kampret!." Teriak Mahira. "Mungkin terkadang kami mengejek Ucok tapi, hanya sesama teman sekelas kami yang boleh saling membully, jika teman sekelas kami di bully orang lain di situlah solidaritas kami bergerak. Tidak ada yang boleh membully teman sekelas kami!."
"Diem Lo, bapaknya penjahat gak di ajak."
"Weh keterlaluan!" Teriak semua murid di kelas Mahira. "Berani-beraninya Lo!."
Tidak terlihat ada jalur damai, mereka semua pun saling memukul menjambak sambil menghina.
Rayyan datang bersama seorang guru perempuan yang di kenal killer dan di takuti.
"Dasar kalian, berani-beraninya berantem disini!." Teriak Guru itu.
Mereka semua memandang dari mana asal suara, dan melihat Ibu Guru dengan rotan kayu tebal panjang di tangan nya.
"Mana ada yang berantem buk." Mereka yang awalnya berantem terlihat berteman bahkan ada yang pelukan. "Kami ini lagi akting untuk kelas seni." Mahira menimpali.
"Cepat kembali ke kelas kalian." Semuanya langsung lari kesana kemari untuk kembali ke kelas.
Mahira telah kembali ke kelasnya dan melihat tasnya sudah ada di bangku miliknya. Mahira menghampiri Rayyan yang membaca buku yang bertuliskan dengan huruf Arab, "Makasih ya, tas Gue udah Lo anterin dengan aman."
Rayyan menutup bukunya. "Baru juga di bilangin jangan berantem, udah berantem aja."
"Yah gimana lagi, Kita harus menerapkan Persaudaraan sesama teman sekelas." Mahira meletakkan tangannya di dada, menunjukkan kebanggaan nya.
"Ada yang luka?."
"Gak ada." Mahira melihat buku yang di baca Rayyan, "Buku apa itu?" Mahira menunjuk bukunya.
"Kamus bahasa Arab." Mahira hanya mengangguk kan kepala nya.
"Pagi anak-anak kembali ke tempat duduk." Guru perempuan yang masih muda memasuki ruangan kelas.
Mahira duduk ke bangku nya, dia menatap sebelah nya yang kosong dimana Aqila absen hari ini. Mahira udah mencoba menghubungi Aqila sejak pulang dari Mall tapi tetap tidak bisa di hubungi.
"Baiklah anak-anak lihat buku yang Ibu pegang." Semua memandang buku berwarna merah di tangan Buk Guru.
"Ini tuh daftar pelanggaran yang kalian buat, yang bisa membuat kalian tidak lulus." Suara Buk Guru berubah menjadi tegas.
"Kania tidak bisa fokus di kelas, asik dandan aja. Pelajaran matematika anjlok nilainya, selain itu rata-rata. Kania" Buk Guru melihat Kania yang duduk di belakang Rayyan, "Kamu harus lebih fokus."
"Iya buk." Jawab Kania.
"Munthe absen kamu banyak banget, jangan lagi tidak hadir kek kelas."
"Terus, "Buk Guru melirik ke arah Mahira, "Izzani Mahira Qaisara nilai kamu anjlok, suka bolos, suka berkelahi, dan beberapa kali ketahuan ikut tawuran." Buk Guru menunjuk-nunjuk Mahira dengan rotan nya, "Kamu ini perempuan tapi kelakuan kamu sungguh luar biasa. Kamu mau jadi kayak bapak kamu ha!" Buk Guru memarahi Mahira dengan nada tegas, dan Mahira hanya bisa mengepalkan tangannya.
'Ngapain bawa-bawa Bapak sih.'
"Terus Aqila Putri nilainya bagus cuman karena berteman dengan Mahira jadi suka bolos pelajaran."
Buk Guru membuka buku Fisika, "Mari kita belajar dan kalian harus fokus jika ingin lulus."
KAMU SEDANG MEMBACA
PILIHANKU or PILIHAN UMMI
Teen FictionKatanya Santri harus nikah dengan Santriwati, lantas bagaimanakah dengan Mahira yang bukan Santriwati jatuh cinta dengan Seorang Santri. Tunggu? Dia juga suka Aku? "Saya bersumpah demi Allah, kau adalah wanita yang akan Saya nikahi. Jika tidak denga...