08

50 9 0
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN

~~~TERSESAT~~~
••••




••••

"Nah Neng dah siap nih sepeda nya."

"Berapa Mas?." Tanya Mahira.

"50 ribu Neng, kan ganti ban.

"Biar Saya yang bayar." Rayyan menyerahkan uang 50 ribu ke Mas bengkel.

"Gak usah, biar Aku bayar sendiri aja."

"Gak apa-apa biar Saya yang bayarin."

"Oke deh, kalau begitu makasih deh."

Mahira memandangi ban sepeda baru nya yang terlihat bagus.

"Tunggu." Ucap Kania ketika melihat Rayyan naik ke motor nya bersama Johanes dan Mahira yang ingin mengendarai sepeda nya.

"Gue pulang sama siapa?."  Mahira dan Johanes saling memandangi lalu pandangan mereka beralih kepada Rayyan.

"Ya Udah Gue bonceng Lo." Tawar Mahira.

"Kalau gitu, Saya dan Johanes permisi duluan. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Serentak Mahira dan Kania.

Sepanjang perjalanan Mahira membonceng Kania tidak ada percakapan apapun, kebetulan rumah mereka searah.

Hanya ada terdengar suara dari Dayungan sepeda ataupun motor yang sesekali lewat di jalan yang terbilang sepi.

"Hira, Aqila lagi ada masalah sama Tio ya?." Tanya Kania.

"Kenapa?."

"Setiap Aqila tidak sekolah tanpa surat pasti karena Tio." Mahira hanya diam tanpa menjawab Kania.

"Gue ngerasa bersalah." Pandangan mata Kania berubah menjadi sedih dan penuh penyesalan. Seperti dia telah melakukan kesalahan-kesalahan terbesar dalam hidup nya.

"Kenapa merasa bersalah?."

"Karena Gue." Jeda sejenak, "Gue yang mengenalkan Aqila kepada Tio."

Mahira tertawa garing, "Kenapa baru sekarang ngerasa bersalah? Lo kan sengaja ngebuat mereka dekat hingga jadian agar Aqila tersiksa berpacaran dengan Tio. Ini kan rencana Lo sama Tio."

Kania tidak menjawab perkataan Mahira, karena itu semua benar. Itu benar, ini adalah rencana nya dengan Tio.

Saat itu ketika Aqila bermain ke rumah nya, Tio yang merupakan sepupu nya melihat Aqila dan jatuh cinta kepadanya. Tio meminta Kania untuk mengenalkan Aqila kepada nya.

Tio memang lah orang yang terkenal sangat kasar bahkan kepada keluarga nya sendiri, dan Kania menyetujui permintaan Tio yang kala itu ingin menjauhkan Verrel dari Aqila.

Yah, saat itu pemikiran nya tidak dewasa, dia meminta Tio untuk menyembunyikan sikap kasarnya hingga dia berhasil meluluhkan Aqila.

Dan itu berhasil, namun Kania tidak menyangka akan seperti ini jadinya.

"Gue-"

"Lu ngomong lagi Gue tonjok Lo." Kania terdiam tanpa melanjutkan perkataannya.

Hingga 15 menit berlalu Mahira telah tiba di depan rumah Kania, ia melihat wajah yang familiar. Itu adalah Aqila yang sedang bersama Tio. Rumah Tio bersebelahan dengan rumah Kania.

Aqila menyadari keberadaan Mahira dan Kania, namun Tio tidak menyadari nya.

Mahira melihat tangan kanan Aqila dirantai yang menyambung dengan rantai di tangan Tio. Emosi mencapai ujung kepala nya.

PILIHANKU or PILIHAN UMMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang