09

55 9 0
                                    

~~~~KAMU BOLEH MENCINTAI NYA
MENYUKAINYA, TAPI JIKA RASA SUKAMU MEMBUAT MU JAUH DARI ALLAH MAKA TINGGALKANLAH~~~~

•••••




•••••




Mahira telah sampai di rumah nya, Rayyan baru saja pulang setelah mengantar nya sampai rumah.

Mahira mengingat kejadian ketika bersepeda bersama Rayyan di bawah langit malam, ingatan itu bagaikan kaset yang di setel dengan putaran yang sama.

••••



••••

Rayyan menghentikan sepeda nya, "Mahira, lihat bintangnya sangat indah. Langit malam yang gelap terlihat indah dengan bintang yang memenuhi nya dengan cahaya yang bersinar."

Mahira melihat ke arah langit, "Aku tidak pernah memperhatikan bintang, tapi itu cukup indah."

"Benarkah? Padahal mata mu seindah langit malam, jadi Saya kira kamu pasti akan menyukai bintang."

Mahira tertawa, "Benarkah?."

Rayyan tersenyum dan menunduk kepalanya, "Benar, Kamu memiliki mata segelap langit malam, dengan sinar indah seperti bintang."

"Lo aja gak pernah benar-benar menatap wajah Gue. Bagaimana bisa Lo mendeskripsikan mata Gue seperti itu?. Lihat, sekarang saja Lo tidak melihat wajah Gue yang berbicara."

Rayyan tersenyum, "Kalau Kamu adalah jodoh Saya dan menjadi istri Saya, wajah dan mata kamu akan menjadi hal yang selalu Saya tatap tanpa rasa bosan."

Mahira mengayuh sepeda nya, "Kayak Lo mau aja sama Gue."

Rayyan tersenyum dan mengayuh kembali sepedanya melewati Mahira untuk memimpin jalan, "Mengapa kamu berpikir seperti itu?."

Mahira menatap punggung Rayyan yang terlihat kokoh, "Apa maksud mu?."

"Coba untuk mengerti sendiri maksud dari ucapan Saya?."

Sepupu Rayyan yang mengikuti dari belakang mereka dengan mengendarai motornya sangat pelan hanya saling menatap satu sama lain.

Berfikir apakah mereka harus menyampaikan hal ini ke Tante nya atau tidak.

Haruskan mereka membiarkan ini menjadi urusan Rayyan?.

•••••



•••••

Mahira membenamkan wajahnya ke bantal dan kakinya menghentak-hentak dengan kencang, "Bagaimana Aku bisa mengerti maksud ucapannya dengan otak ku yang bodoh ini?."

Mahira bangkit dan duduk di tempat tidur nya, "Rayyan itu....idaman banget sih." Mahira langsung pergi ke kamar mandi untuk mandi, menyingkirkan Rayyan di pikiran nya.

•••••



•••••

"Rayyan Kamu dari mana saja?, langsung pergi ketika mendapat telepon dari perempuan itu." Tanya Ummi pada Rayyan yang baru saja memasuki rumah.

"Assalamualaikum Ummi, Abi."

"Waalaikumsalam."

"Dia butuh pertolongan Rayyan Ummi."

PILIHANKU or PILIHAN UMMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang