[ Yamaguchi Tadashi ] - Letter

123 13 0
                                    

Yamaguchi Tadashi x Reader
Haikyuu © Haruichi Furudate
Story by : Lilyca
1304 words
━━━━━━━━━━━━━━━━

Sudah bukan hal yang mengherankan lagi kalau Tsukishima Kei termasuk dalam jejeran cowok populer di SMA Karasuno.

Pemuda jangkung berkacamata yang sialnya tampan itu memang banyak digandrungi gadis-gadis di sekolah mereka. Sifatnya yang dingin dan terkesan cuek malah dianggap keren oleh sebagian orang.

Apalagi posisinya sebagai middle blocker tim voli sekolah membuatnya semakin tersohor.

Oh, dan jangan lupa, otaknya juga encer.

Benar-benar tipikal male lead keren yang sering muncul dalam manga.

Begitulah pikiran kebanyakan orang.

Tapi itu tidak berlaku bagi [Name].

Ia memang tidak membenci Tsukishima, walau kadang gerah dengan tingkahnya yang salty dan cuek bebek, Tsukishima bukan termasuk tipe orang yang separah itu hingga harus dibenci.

Yah, tapi tetap saja, kalau boleh jujur, [Name] lebih suka melihat Yamaguchi, cowok pemalu yang seringnya terlihat berdiri di sebelah kulkas pintu dua itu.

Menurut [Name], Yamaguchi itu manis, wajahnya terlihat lucu saat malu-malu atau tertawa, sopan, dan nilainya juga bagus di banyak mata pelajaran.

Yamaguchi juga tergolong tinggi, tidak sependek yang dipikirkan orang-orang.

Tapi entah karena pemuda itu selalu bergaul dengan Tsukishima yang memang 'tiang' itu atau bagaimana, banyak yang jadi melupakan fakta ini.

Ayolah, [Name] yakin tinggi Yamaguchi tidak akan kurang dari 180 cm, cukup tinggi jika dibandingkan dengan standar laki-laki Jepang umumnya.

Cowok tinggi, lucu, good attitude, dimana lagi ketemunya?

Tentu saja, Yamaguchi Tadashi jawabannya.

Di dunia ini masih banyak golongan gadis yang lebih suka bolu pandan manis ketimbang stik keju asin.

"Duh, Tsukishima-kun hari ini juga ganteng, deh."

"Iya, kan? Enaknya kalau bisa sekelas dengannya."

Ah, mulai lagi. Cuitan para fans Tsukishima yang terdengar begitu menyebalkan di telinga [Name]. Tempat duduknya yang berada persis di sebelah jendela lorong memang membuatnya bisa mendengar berbagai percakapan di luar kelas.

Sekali lagi, [Name] tidak membenci Tsukishima, tapi ia benar-benar gerah dengan tingkah para fansnya yang semakin bertambah dari hari kehari. Sejak mereka naik ke kelas dua, adik-adik kelas juga jadi ikutan melirik pemuda itu. Ingin sekali rasanya ia pindah tempat duduk saat rolling nanti. Sekelas dengan orang populer memang tidak cocok baginya.

[Name] berdecak kesal, lalu bergerak menggeser jendela di sampingnya hingga tertutup rapat.

Disaat dirinya sedang frustasi karena lupa mengerjakan PR semalam, ada saja hal yang membuatnya kesal pagi-pagi begini.

"Beruntungnya karena kita sekelas dengan Tsukishima, jadi bisa melihat wajahnya setiap hari, dari dekat pula. Iya kan, [Name]?"

Riri, teman sebangku yang duduk persis di depan [Name] tiba-tiba berujar.

Astaga, [Name] benar-benar melupakan eksistensi makhluk satu ini, yang notabenenya adalah secret admirer si tiang garam itu juga. Yah, walau tidak terlalu secret, sih. Karena mulutnya yang kurang bisa direm itu, bahkan di depan Tsukishima sekalipun.

[Name] menghela napas kesal, diletakannya pulpen yang sedari tadi ia genggam. Niatnya untuk mengebut PR semalam sudah menyurut. Tangannya bergerak menopang dagu, ujung matanya melirik sekilas pada Tsukishima yang sedang sibuk membaca dengan headphone terpasang di telinganya. Lalu beralih melirik Yamaguchi yang sedang mengobrol dengan teman di depannya, matanya menyipit bersama dengan tawa renyah dibibirnya.

' OUR STORY ' | ONESHOTS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang