spesial chapter.

13.2K 1.2K 324
                                    

"gin bisa tolong bantu aku? Jagain ion ya? Entah kenapa firasat ku ga enak hari ini.."

Gin mendengar perintah dari sang mami hanya mengiyakan dan meyakinkan bahwa hari ini akan baik baik saja. Caine semenjak mengandung dirinya jadi sering berpikiran negatif akan sesuatu yang belum terjadi..

Tepatnya tanggal 10 Desember pukul 16.38 hari ini Rion melakukan transaksi pada klien klien nya bersama gin. Sebelum Rion pergi Caine sempat di cium di bagian kening dan sedikit berbicara pada debay yang berada di dalam perut Caine.

"Papi berangkat dulu ya sayang? Jaga mami kamu, jangan nakal okey? Haha yaudah papi berangkat dulu ya mami"
Caine mengelus rambut Rion yang berada di bagian perutnya, kemudian Rion berdiri dan berpamitan untuk kerja.

Setelah mobil keluar rumah akhirnya Caine masuk ke dalam rumah.

19.00PM

"Udah jam 7 malam kok belum pulang ya.." caine mengambil ponselnya lalu mengetik nomor Rion, namun nomor itu tidak aktif. Caine menelpon nomor gin namun nomor gin hanya berdering.

Caine berjalan ke ruang tengah dengan rasa was was dalam hatinya kemudian dia menghampiri key yang lagi main ponsel.

"Key kamu tau ion transaksi di mana gak?"

Key yang merasa namanya di panggil, kepalanya menoleh "enggak tau mi, aku aja ga tau papi transaksi hari ini. Emang papi belum pulang??" Balas key kemudian di mati kan ponselnya dan menghampiri Caine yang duduk di sebelahnya.

Tak lama kemudian telfon dari ponsel Caine berbunyi namun nomor itu sangat asing di kontak nya. Caine mengangkat telfon itu

"Mami! Papi kecelakaan ini gin pake telfon umum di sebrang jalanan! Papi-"

"Gin?! Kamu di mana??!"

"Mami Dateng aja ke rumah sakit Deket rumah! Papi luka parah!" Setelahnya telfon terputus, Caine mendengar kabar itu pastinya sangat terkejut bahkan dirinya hampir saja menjatuhkan ponsel miliknya karna tubuhnya benar benar lemas mendengar kabar itu. Key yang ikut panik langsung mengajak sang mami untuk menghampiri papi.

Setelah sampai rumah sakit Caine buru buru turun dan menghampiri IGD, benar ada mobil yang terakhir Rion kendarai sudah penyok serta rusak parah. Caine melihat mobil itu semakin takut hatinya pada kondisi Rion, bahkan dirinya tidak siap jika mendengar kabar lain tentang Rion, namun saat pintu di buka-

"HAPPY BIRTHDAY!"

"HAPPY BIRTHDAY CAINE!"

"HAPPY BIRTHDAY MAMI"

Note: untuk experience terbaik bisa denger lagu semua aku di rayakan Nadin amizah okey? Thankyouu.

           "Semua aku di rayakan."

ya ternyata itu adalah prank, Caine menangis sejadi jadinya di ruang IGD itu karna prank yang mereka lakukan. Dirinya langsung menghampiri Rion yang masih dalam kondisi baik sehat walafiat.

Caine memeluk Rion dan memukul dadanya berkali kali, sangat tidak lucu sekali jika sudah menyangkut keluarga.

Caine menangis di pelukan Rion namun rasa kesalnya masih memenuhi kepalanya, dirinya terus memukul dada Rion walaupun pelan.

"Ga lucu."

Singkat Caine untuk mengekspresikan kemarahan nya, Rion tersenyum dan memeluk istrinya.

"Shtt jangan nangis aku di sini, aku baik baik saja."

Setelah puas menangis Caine melihat kebelakang dan ternyata ramai di sana ada teman kantor nya dulu, circle kematian Rion, serta orang tua mereka.

Orang tua mereka menghampiri mereka berdua dan tertawa melihat momen ini, noe aka papa nya Caine mengelus rambut anaknya dan memeluk sang anak, di susul dengan shina mengelus punggung Caine.

"Udah ya jangan nangis nak, nanti dedeknya sedih juga.. Orang hamil ga boleh sedih sedih tau"  ucap shina mengelus punggung Caine, kemudian Caine melepas pelukan nya dengan papanya dan menatap shina, wajahnya memerah matanya terus mengeluarkan air mata hingga mata itu sedikit merah. Shina yang gemas langsung memeluk Caine.

"Akunya di peluk sebentar banget giliran mama lama" protes Rion pada Caine yang sedang mengatur nafasnya sehabis menangis.

"Berisik." Sarkas Caine menatap Rion sinis, kemudian Caine berjalan ke arah Rion dan memeluknya kembali. Rion sangat gemas dengan tingkah istrinya langsung menghujani dengan ciuman di wajah mungil itu.

Seakan akan dunia milik berdua kini mereka melupakan tamu undangan yang join di belakang mereka.

"Pak bucinnya di rumah aja lah belum juga potong kue" celetuk Elya di belakang membawa kue.

"Wkwk iya iya sip, sayang kamu tiup lilin dulu ya? Nanti aku mau ngasih kado nya di rumah aja" ucap Rion, Caine hanya mengangguk dan meniupkan lilin di atas kue yang di bawa Elya.

Semuanya kini bertepuk tangan hingga waktu sudah menunjukan pukul 9 malam, para tamu sudah pulang ke rumah masing masing serta Rion dan keluarga.

Kini Caine dan Rion sudah mandi dan cuddle di atas kasur, dirinya seperti biasa selalu mendusel di dada Caine.

"Coba aku pinjem jari kamu dulu ya."

Caine hanya mengangguk dirinya menunjukan jari lentik miliknya ke hadapan Rion. Satu cincin emas dengan Permana berwarna ungu mengkilap di pasangkan di sebelah cincin nikah mereka. Sementara Rion memakai cincin emas dengan permata merah di sebelah cincin pernikahan mereka.

"bagus gak?" Tanya rion, Caine mengangkat tangannya dan cahaya lampu kamar memantul ke permata ungu itu membuat permata itu terlihat bersinar.

"Cantik. Sama kaya kamu warnanya, kaya Krisna ungu ungu gitu"

"Mi? Aku di samain sama Krisna? Jahat."

"Memang bener kok unggu unggu gitu, tenaga nya juga sama sama gede"

"Minta maaf keburu aku ngambek"

"Pftt bapak bapak bisa ngambek? Iya iya maaf ya"

"Tuhkan bapak bapak lagi."

"Iya iya maaf "

"Ga di maafin sebelum kamu nurutin apa yang aku mau"

"Emang kamu mau apa?"

"Nenen."

"...."

TBC.

saya no komen deh😁, btw habede mami ini chapter sepesial aja sih makanya kepikiran prank prank gitu wkwkwk.

Detective Or Wife?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang