Disinilah aku, lagi dan lagi, ditempat ini aku diinterogasi. Apakah mereka tidak bosan? Menyebalkan. Sekembalinya dari pasar dan pertemuan dilorong, Maxime membawa (-menyeretku) keruang kerja Duke. Hanya ada tiga orang di ruangan yang membosankan ini, dan bisa ditebak siapa saja itu. Jadi, tidak perlu kusebutkan lagi.
Lelah, kurasakan tubuhku lengket oleh keringat. Aku ingin lekas mandi dan tidur dikasurku yang empuk, bukannya duduk disatu ruangan dengan orang yang saat ini kuhindari.
Wajah keduanya gelap, terlihat dingin dan suram. Seperti....sedang melihat pelaku kejahatan besar. Apakah kesalahanku sebesar itu? Mengapa mereka seperti ini? Apa aku mempermalukan Ackerley? Tapi, bukankah hampir tidak ada yang mengenali Irish diluar?
"Irish Lyn Ackerley, kau tahu apa kesalahanmu?" dari suara dingin ini, aku tahu siapa yang berbicara tanpa melihat orangnya. Ya, inilah suara Duke.
"Maaf."
"Hanya itu?"
"Saya akan menerima hukuman apapun yang anda berikan."
"Hahh! Bukan itu yang ingin kudengar." gumam Duke lelah, suaranya lirih dan wajahnya mencerminkan frustasi.
"Huh?"
"Wahhh! Ternyata kesalahanku memang sebesar itu."
"Em... Maaf sudah pergi tanpa izin anda."
"Kau menyesal?" tanya Maxime ikut serta dalam menginterogasi. Aku menatapnya sengit, dendam karena dialah orang yang telah membuatku berada disituasi sekarang ini.
"Tidak."
Seketika wajah mereka gelap mendengar jawaban pasti Irish, tidak ada lagi yang dapat dilihat selain ekspresi datar tanpa harapan.
"Diluar berbahaya, kau pergi tanpa penjagaan, dan Ayah dengar kau mengalami kecelakaan." ujar Duke kemudian. Tapi...bagaimana dia bisa tahu?
"Duke, anda membuat saya bingung!"
"Hm?" Duke menatapku dengan tatapan tidak mengerti, begitu pula Maxime, dia menatap dengan raut penuh tanda tanya.
"Hahh...!! Mengapa anda peduli? Sebelumnya anda tidak seperti ini. Mengapa anda berubah?"
Hening, keduanya tersentak dengan pertanyaan yang Irish lontarkan. Larut dalam pikiran, raut bingung mereka berubah menjadi termenung.
"Maaf."
"Huh?" melongo mendengar jawaban yang tak kusangka. Apa ini? Apa aku salah dengar? Seorang Duke baru saja meminta maaf? Terlebih pada Irish, orang yang tak pernah dianggapnya.
"Kenapa?"
Kutatap mereka satu persatu dengan tatapan lelah. Kenapa baru sekarang?
Tidak ada jawaban. Keduanya bungkam, raut wajah rumit tercetak jelas.
"Baiklah. Mungkin saya telah menanyakan sesuatu yang lancang. Saya minta maaf dan apa hukuman saya?"
"Irish..."
"Apapun itu saya akan menerimanya. Jadi mohon langsung katakan!" aku memotong kata-kata Maxime. Aku lelah namun harus tetap bersikap sopan dan menahan diri untuk tidak berlari keluar.
"Hahh! Tetaplah dikediamanmu selama satu minggu." Putus Duke.
"Baik." tidak ingin protes dengan hukuman yang terbilang ringan.
"Baiklah saya pamit pergi dulu." setelah dirasa tidak ada yang dibicarakan lagi, kuputuskan untuk izin kembali. Membungkuk hormat dan beranjak pergi. Keduanya hanya diam mengangguk dengan raut kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Part Of Mine
FantasyOrrin Nara gadis berusia 18 tahun. Merasa hidupnya tidak beruntung. Ditinggalkan Ibu dan kakak laki laki satu satunya, membuat dia harus tinggal bersama ayahnya yang seorang penjudi, pemabuk dan sering melakukan kekerasan. Luka fisik dan mental tak...