Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The memory of you, is very painful for me. ..
"Hah!"
Hanbin terbangun dari tidurnya dengan nafas tersengal, lagi-lagi ia bermimpi buruk. Ditengah keadaannya yang belum sepenuhnya sadar, Hanbin terkejut kala mendapati Hao tidak ada disampingnya. Kemana pria itu ditengah malam seperti ini?
Perasaan kalut menguasai diri Hanbin, ia segera bangkit untuk mencari keberadaan omeganya itu lalu ketika berjalan ke area dapur, ia mendapati pintu ke taman belakang terbuka. Apa Hao ada ditaman pada jam ini? Tidakkah ia merasa kedinginan?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tanpa pikir panjang Hanbin segera berjalan menuju ke area taman tersebut, namun ia masih tak melihat sosok Hao dimana-pun. Ia tak ada di dekat kolam, di tempat bersantai atau-pun di gazebo. Namun samar-samar ia bisa mendengar seseorang terisak. Hanbin merasa semakin kalut dan mengikuti suara itu. Ia terkejut ketika menemukan Hao sedang duduk meringkuk dibalik sebuah pohon dan menangis tersedu.
"astaga, apa yang kau lakukan disini?" kejut Hanbin yang segera berlutut dihadapan Hao dan meraih kedua bahu omega-nya.
Hao mendongak, wajahnya sudah kacau dan memerah karena airmata. Sejak kapan ia menangis--kenapa Hao terlihat sangat terluka dan tanpa Hanbin sadari ia juga merasakan hal yang sama dalam lubuk hatinya?
"Hanbin, aku bermimpi lagi..hiks, kenapa rasanya sangat menyakitkan--kenapa aku terus memimpikan mereka.." racau Hao sambil terus menangis, "dadaku.." lanjutnya seraya menepuk dadanya dengan cukup keras, "dadaku sangat sesak sampai aku sulit untuk bernafas.."
"hentikan, kau akan menyakiti dirimu sendiri.." ucap Hanbin seraya menahan pergelangan tangan Hao, lalu menarik pria itu untuk berdiri dan segera memeluknya erat, "kau akan baik-baik saja Hao, aku ada disini bersamamu."
Hao tak henti menangis, ia melingkarkan kedua tangannya untuk mendekap tubuh Hanbin. Sang alpha sengaja melepaskan feromonnya untuk membuat Hao merasa lebih tenang, melihat Hao seperti ini juga membuatnya merasa gundah. Apa karena mereka sudah terikat satu sama lain?
Hanbin membelai surai lembut Hao dengan sayang dan mengecup puncak kepalanya beberapa kali sampai tangisan Hao mereda. Ia ingin bertanya namun saat ini bukanlah waktu yang tepat. Mungkin tidak ada salahnya mereka segera menemui cenayang itu, Hanbin harap bisa menemukan jawaban atas semua mimpi mereka ini.