Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
He is the one I pray for, but he is gone. ..
Hari ini adalah hari terakhir Gyuvin menampakkan dirinya disekolah karena ayahnya sudah membuat keputusan dan mengatur kepindahannya ke Shanghai, China. Kota kelahiran dan tempat tinggal calon tunangannya. Meski ia sangat marah, Gyuvin tak bisa melakukan banyak hal. Ia masih muda dan belum memiliki kekuatan ditambah lagi ia tak ingin ayahnya menyakiti Yujin.
Bicara soal Yujin, Gyuvin ingin sekali menemui pria itu untuk berpamitan namun ia takut jika mereka bertemu, Gyuvin justru akan lupa diri. Jadi setidaknya ia ingin melihat Yujin dari kejauhan untuk terakhir kalinya. Gyuvin berjalan menuju kelas Yujin sambil terus berpikir, apa pria itu mencarinya? Apa ia mengkhawatirkan Gyuvin atau ia kecewa karena Gyuvin tiba-tiba menghilang tanpa kabar?
Namun semua pikiran itu sirna ketika ia tak menemukan sosok Yujin di dalam kelasnya, bahkan tak ada tas milik Yujin dibangkunya. Apa Yujin tidak masuk hari ini? Gyuvin-pun menghentikan seorang siswa yang baru saja keluar dari kelas tersebut, "maaf, apa Yujin tidak masuk hari ini?"
Siswa tersebut nampak terkejut dengan ragu ia-pun menjawab pertanyaan Gyuvin, "Yu-Yujin sudah tiga hari ini tidak masuk sekolah, guru kami bilang dia sedang dirawat dirumah sakit dan belum kembali.."
Gyuvin terkejut mendengar penuturan siswa tersebut, ia bertanya dimana Yujin dirawat namun nihil--siswa itu tak tahu dimana Yujin dirawat. Apa ia perlu bertanya pada guru wali kelas Yujin? Tapi jika ayahnya tahu, tentu akan terjadi keributan lagi seperti waktu itu--hanya saja Gyuvin tak akan tenang jika tak melihat keadaan Yujin. Jadi ia putuskan untuk menemui guru wali kelas Yujin dan setelah mendapatkan informasi yang ia butuhkan, Gyuvin segera pulang bersama supir yang disiapkan oleh ayahnya agar ia tidak kabur. Hari ini ia memang datang hanya untuk berpamitan jadi ia bisa pulang lebih awal.
Sesampainya dirumah Gyuvin memastikan tak ada seorang-pun keluarganya, jadi ia segera mengambil kunci motornya dan berniat pergi ke rumah sakit. Namun sang security menghentikan Gyuvin didepan gerbang. Mereka tak ingin mendapat masalah dengan bos mereka jika Gyuvin sampai kabur.
"aku berjanji akan segera kembali, paman.. ini sangat mendesak" pinta Gyuvin membuat security senior yang sudah mengenal Gyuvin sejak kecil merasa tak tega. Mungkin ia akan membiarkan tuan mudanya pergi sebentar. Lalu seorang security yang baru datang segera membungkuk dihadapan senior dan tuan mudanya terebut. Ia tiba-tiba saja teringat sesuatu.
"tuan muda, beberapa hari lalu ada pria yang mencarimu tapi saat itu anda sedang ada tamu--tapi saya belum sempat menanyakan namanya setelah melihat anda bersama tuan muda Ricky, dia pergi begitu saja.." pesan sang security membuat alis Gyuvin bertaut.
Yujin. Pria itu pasti Yujin, apa ia melihat kejadian beberapa hari lalu saat ia bersama Ricky?
Gyuvin mengerang frustasi, namun tepukan pada bahunya membuat Gyuvin menoleh kearah satpam senior yang sebelumnya menahannya, "cepat pergi dan selesaikan urusanmu tuan, sebelum ayah anda pulang." seolah tersadar, Gyuvin segera mengangguk dan melajukan motornya menuju rumah sakit yang tak terlalu jauh dari rumahnya.