RUMOR

78 9 0
                                    

Terjadi sudah apa yang Kirana khawatirkan sejak kemarin. Istirahat ini, Kirana memilih untuk bersembunyi di perpustakaan guna menjauhi desas-desus tentang dirinya dan Rui. Karna sekarang, semua orang benar-benar mengira bahwa Rui adalah pacarnya.

Kirana tidak tau deh, nama Kirana sudah tersebar kemana-mana, bahkan lebih parah dari yang kemarin. Jika yang kemarin hanya digunjing karna ditembak, sekarang Kirana digunjingkan karna semua orang percaya bahwa Kirana adalah cewek Rui.

Kirana sungguh malu. Setiap ada orang yang melihatnya mereka pasti langsung menunjuk-nunjuk Kirana dan membincangkannya. Bagus jika mereka mengatakan hal yang bagus-bagus, posisi Kirana saat ini adalah dibanding-bandingkan dengan mantan Rui yang semuanya cantik-cantik itu.

Ada yang bilang tipe Rui malah downgrade ; kebalikan dari upgrade, yang seharusnya jadi makin cakep malah makin ga jelas, tidak jauh-jauh dari itu pokoknya.

Seperti-Kirana tidak pernah mengira bahwa namanya akan dikenal seperti itu oleh orang-orang? Maksudnya, di samping permasalahannya dengan Rui, apa Kirana memang seburuk itu ya? Kirana minder parah. Apalagi, rumor itu menyebar dengan cepat, semakin banyak yang tahu berarti semakin banyak juga yang akan membicarakannya.

Tetapi, orang seperti Kirana tak akan pernah mau didengarkan, satu-satunya orang yang bisa meluruskan semuanya adalah Rui. Bukankah cowok itu disegani? Jika dia yang berbicara maka semua orang akan langsung percaya padanya.

Dan sekarang masalahnya, apa Rui bersedia untuk meluruskan rumor ini?

"Mikirin gue gausah segitunya."

Kirana memejamkan matanya menghela nafas yang begitu berat saat mendengar kalimat tersebut.

Sudah begitu hafal Kirana dengan suara Ruindra, tidak perlu menoleh pun Kirana sudah tau bahwa dia adalah Ruindra, cowok yang mengacak-acak kehidupan sekolahnya akhir-akhir ini.

"Ngapain ke sini?" Tanya Kirana tanpa minat.

"Kangen sama tuan putri," kata Rui yang berhasil membuat Kirana memutarkan bola matanya malas. Gombal, Rui itu tak pernah jauh-jauh dari gombalan mautnya, playboy.

"Lurusin aja semua rumor yang kesebar soal kita Rui, aku gak mau semua orang makin salah paham," saran Kirana yang tampak lelah dan Rui mendengus geli karnanya.

"Lo emang cewek gue, gaada yang perlu dilurusin."

"Gausah halu! Gaada cewek-cewekan."

"Ada."

"Gaada!"

"Terus kenapa banyak yang bilang lo cewek gue? Bukannya lo sendiri yang ngasih tau mereka?"

"Gausah mimpi! Aku ga berminat sama sekali buat diakuin sebagai cewekmu."

Kirana bangkit lalu berjalan keluar perpustakaan melewati Rui yang tadi duduk di bangku di sebelahnya, lalu Rui pun ikut dengan mengekori Kirana. Tubuh tinggi Rui di belakang Kirana itu persis seperti seorang bodyguard yang sedang menjaga tuan putrinya, Kirana tidak suka karna semua orang jadi memperhatikan mereka sekarang.

"Minggir, cewek gue mau lewat!"

Kirana menahan emosinya lalu memelototi Rui yang rupanya masih mengekor di belakangnya itu, bisa-bisanya cowok itu berteriak di hadapan orang-orang. Gila ya, Kirana sungguh depresi setiap dekat-dekat dengan Rui.

"Woy, gausah nyenggol-nyenggol cewek gue," ancam Rui galak sambil menunjuk orang yang tak sengaja menabrak bahu Kirana, membuat orang yang ditunjuk tadi menjadi takut.

"Biasa aja ngeliatinnya, cewek gue bukan artis," timpalnya lagi kepada gerombolan cewek-cewek pramidita yang memang dari kejauhan pun sudah menunjuki Kirana.

RUINDRA | GOU MINGRUITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang