KHAWATIR

78 9 1
                                    

'Dimana?'

'Kenapa dimatiin?'

Ruindra menatap layar Handphone-nya dengan tidak suka. Teleponnya dimatiin, chat yang ia kirim 3 jam yang lalu juga diabaikan, sesibuk itu memang sampai-sampai melupakan dirinya?

Sudah hampir satu jam Ruindra menunggu di depan rumah Kirana, tetapi tidak ada tanda-tanda keberadaan cewek itu. Kabar juga tidak sama sekali. Rui tidak melihat siapapun, rumah Kirana gelap, ditambah lagi perumahannya yang memang sepi.

'Gue di depan rumah lo.'

'Lo kemana?'

'Gak ngabarin sama sekali.'

Ruindra tak berharap bahwa Kirana akan langsung menjawab pesannya, pesan barusan hanya untuk melampiaskan kekesalannya saja. Alhasil dia telepon juga Kirana beberapa kali, sampai pasrah, hingga akhirnya Kirana mengangkatnya.

"Lo dimana?!" tanya Ruindra dengan kesal kepada orang di seberang, Rui paling tidak suka diabaikan seperti tadi.

"Aku di belakang kamu Rui."

"Kamu ngapain di situ?"

Ruindra mengernyit mendengar itu, lalu seketika sadar dan menoleh. Benar saja, ntah sejak kapan dan darimana Kirana sudah berada tak jauh darinya.

Kirana mematikan sambungannya dan perlahan mendekati Ruindra yang masih menatapnya dengan kesal.

"Kamu ngapain disini?" Tanya Kirana sedikit menginterupsi. Rasanya mau marahpun namun tidak bisa, melihat Rui di sini hatinya serasa meleleh. Apapun yang Ruindra lakukan selalu bisa membuat Kirana maklum, ya gimana? dibilang bucin ya enggak, hubungan mereka juga sama sekali tidak jelas.

"Darimana?" Pertanyaan yang tidak kunjung dijawab oleh Kirana yang membuat Rui terus-terusan mengulanginya.

"Dari ketemu temen." Ucap Kirana apa adanya.

"Siapa?"

Kirana bergeming sebentar.

"Azzam."

Sementara alis Rui semakin menekuk mendengar nama itu.

"Cowok?"

"Iya."

Telinga Rui memanas mendengarnya, hidungnya memerah sebal. Apa-apaan ketemuan sama cowok lain? Blak-blakan seperti itu pula! Kirana tidak mengerti ya kalau sekarang cowoknya itu cuman Ruindra? Kirana ini sengaja atau apa sih sebenarnya? Senang sekali membuat Ruindra cemburu.

Ruindra memalingkan wajahnya yang mulai memerah, hatinya terasa panas sekali.

"Padahal ada gue," gumamnya keras, sengaja agar Kirana mendengarnya. Lagi dan lagi, Kirana merasa bersalah kepada cowok itu.

Kirana menatap Ruindra yang kini ogah-ogahan kepadanya, cemburuan sekali memang. Dia ingat masalahnya dengan Dhika waktu itu, Ruindra blak-blakan bilang cemburu. Tapi kan bukan begitu maksudnya. Pokoknya gitu deh, susah dijelaskan.

"Iya, maaf," ucap Kirana mengalah sementara Rui tidak menjawab, cowok itu masih berpaling dari Kirana yang membuat Kirana menghembuskan nafasnya lelah.

"Rui?" Panggil Kirana berusaha membujuk Ruindra yang tidak kunjung mau menatapnya. Cowok itu selalu saja ingin dimengerti.

"Kamu marah?"

Kirana impas karna diabaikan oleh cowok itu. Kirana abaikan Chat dari Ruindra, cowok itupun juga sama mengabaikan Kirana. Guilty as sin, karmanya bergerak dengan cepat tetapi sungguh Ruindra ini memang Ngambekan sekali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RUINDRA | GOU MINGRUITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang