part 20

2 2 0
                                    

Setiap kebahagiaan butuh pengorbanan.

"Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena allah, niscaya allah akan memberi ganti pada mu dengan yang lebih baik"
(HR. Ahmad)

AWAS TYPO BERTEBARAN⚠️

Happy reading🧚‍♀️

_____________________________

Malam pun kini berganti dengan pagi, matahari pun muncul dengan malu-malu di ufuk timur, dan terdengarlah suara perempuan dengan suara khas bangun tidur.

"Umkk.. Hoaamm.. udah pagi yah? Gue kira gue nggak bisa lagi lihat matahari ke esokan harinya."

"Gila bener, sakit semua badan gue, untung tadi malam sempet pake perban, kalo nggak mungkin udah merah-merah di seprey," ucap sila, dia pun duduk bersandar pada tembok yang menyatu dengan ranjangnya.

Dia pun kembali mengingat kejadian semalam yang nyaris merenggut nyawanya, tapi anehnya tuhan masih kasih dia kehidupan setelah di pukul dengan habis-habisan tadi malam.

"Gue kira gue nggak akan bisa bernafas lagi anjay, ternyata oh ternyata, mungkin tuhan mau lihat gue di siksa terus kali? Astagfirulloh sil, lo mikirin apaan sih."

"Kok ngomongnya ngelantur gitu, dahlah mending gue mandi terus berangkat sekolah, dari pada di rumah terus, bukannya makan nasi, malah makan hati," ucapnya.

Yah beginilah sila, dia akan menghibur dirinya dengan tingkah konyolnya itu, dia akan terlihat kuat di saat fisiknya lemah, dia akan tetap tersenyum walaupun batinnya terluka.

Terkadang orang-orang yang banyak bicara, dan banyak tertawa itu adalah orang-orang yang terlalu banyak menyimpan lukanya sendiri.

Sila pun beranjak menuju toilet dengan kaki yang terseok-seok. Tidak lama pun dia keluar dengan handuk yang melilit tubuhnya.

"Muka gue berantakan amat njir, Semogga aja intan dan yang lain nggak curiga nih."

"Apa gue pake masker aja yah? Ah itu lebih baik deh kayanya," ucapnya di depan cermin.

Sila pun memakain seragam batik dan abu-abunya hari ini adalah hari rabu di mana sekolahnya akan memakai batik sampai hari kamis.

Selesai memakai pakaianya dia pun memasukan alat tulis dan keperluan lainnya didalam tas.

"Oke udah semua, tinggal berangkat," sila pun keluar dari kamar nya dan menuju pintu keluar, dia pun tidak sengaja melihat ke arah meja makan, dan terlihat lah airin dan rangga di sana.

Mereka mesra layaknya keluarga cemara, tapi ada kala mereka akan berantem. Tapi anehnya dari mereka tidak ada yang mau pisah.

apakah dosa kalo seorang anak mengharapkan orang tuanya pisah? Apakah dosa kalo tiap kali mereka berantem sila akan berdo'a supaya mereka pisah?

Sila hanya ingin ibunya tidak mendapatkan kekerasan dari ayah tirinya lagi, dia tidak sangup apabila mereka terus berantem dan ayah tirinya akan main tangan pada sang ibu.

Walaupun ibunya sering kali main tangan dan perkataan kepadanya, sila tidak masalah dengan itu, tapi dia tidak sangup kalo melihat ibunya menderita karna orang lain.

life story SilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang